24. Awal perang

3.3K 454 35
                                    

"Pastikan semua kaum elf mendapatkan senjata api. Jangan sampai mereka tak memiliki senjata untuk melindungi diri."

Mereka yang tengah membagikan senjata api dan pedang itu mengangguk mengerti akan perintah Rose pada mereka.

"Ya, Rose. Lihat itu. Avolo-ku ingin senjata api itu juga." Jimin menunjuk Avolo yang tengah berusaha menyelinap masuk kedalam untuk meminta senjata api namun dihadang oleh Namjoon dan Jhope di pintu masuk. Sedangkan kaum lain di perbolehkan masuk ke dalam.

Rose terkekeh melihat Avolo itu berteriak dengan suara yang tak bisa diartikan. Hanya Jimin yang mengerti arti teriakan mahluk aneh itu.

"Jadi dia berteriak itu karena ingin senjata api?" tanya Rose seraya menoleh menatap Jimin.

"Iya."

Rose kembali menatap Avolo yang masih tetap memaksa masuk itu. Namjoon dan Jhope terlihat kesal dengan mahluk aneh yang terus memberontak itu.

Rose menghampiri Avolo itu diikuti oleh Jimin di belakangnya.

"Kau ingin ini, ya?" tanya Rose seraya menunjukan handgun di tangannya pada Avolo tersebut.

Avolo tersebut mengangguk. Rose tersenyum lalu menyodorkan handgun yang ada di tangannya itu kepada Avolo

"Krrkkk krkkk..."

Rose memiringkan kepalanya karena tak mengerti dengan apa yang di katakan mahluk itu.

"Dia mau dua, Rose," kata Jimin. Rose mengangguk mengerti lalu membuat handgun itu menjadi dua.

Rose kembali menyodorkan kedua handgun itu. "Ini untukmu. Aku sudah membuat pelurunya menjadi tak terbatas juga seperti yang lainnya."

Avolo tersebut meraih kedua handgun itu. "Krrrkk.."

Rose menoleh menatap Jimin. Jimin yang mengerti akan tatapan itu pun segera menjawabnya."Katanya 'terima kasih'."

Rose mengangguk lalu mengacungkan kedua jempolnya pada Avolo tersebut seraya tersenyum lebar. "Sama-sama!"

Avolo tersebut berbalik lalu mengarahkan handgun tersebut keatas.

Rose dan Jimin yang penasaran dengan apa yang akan dilakukan Avolo tersebut. Mereka berdua pun segera keluar dari sana dan berdiri di samping Avolo. Mereka berdua ikut mendongak melihat apa yang dilihat Avolo tersebut.

Suara tembakan terdengar keras. Membuat mereka yang ada disana terkejut lalu menoleh menatap Avolo itu keheranan.

Sebuah burung terjatuh ke tanah dengan malangnya.

"Ya! Kenapa kau membunuh burung yang tak bersalah?!" seru Jimin sambil menunjuk Avolo tersebut dengan jari telunjuknya.

Rose berkacak pinggang sambil menatap kesal kearah Avolo tersebut.

Avolo itu menurunkan tangannya lalu membungkuk 90° kepada Jimin dan Rose.

"Krrkkk krkkk krk krrrkk..."

Jimin menghela napasnya panjang setelah mendengar penjelasan Avolo itu. "Kembalilah bersama yang lainnya. Jangan menembak yang tak bersalah lagi. Kau hanya boleh menembak musuh saja besok."

Avolo tersebut kembali meluruskan tubuhnya lalu mengangguk. Ia menghilang---meninggalkan Rose dan Jimin berdua disana.

Rose menoleh kearah Jimin, "Apa yang dikatakan Avolo-mu itu?"

"Katanya dia hanya mencobanya." jawab Jimin.

"Avolo-mu yang satu ini unik. Avolo yang lainnya menggunakan pedang, dia mau senjata api sendiri. Dan dia juga langsung tepat mengenai sasarannya. Mungkin dulu saat dia menjadi salah satu kaum heiwa, dia adalah penembak jitu."

Other DimensionsWhere stories live. Discover now