Teror Wizard

5.1K 547 17
                                    

Keadaan kantin begitu ramai di datangi oleh para murid bahkan para guru yang ingin mengisi perut kosong mereka. Suara gelak tawa bahkan suara orang berteriak menjadi hal yang biasa didengar oleh seluruh penghuni kantin. Namun berbeda dengan keempat gadis cantik itu yang tampak kesal seraya menutup telinga mereka dengan sangat rapat.

"Bagaimana kalian bisa makan jika tangan kalian saja sibuk menutupi telinga kalian." kata Jin seraya menggeleng dan menyedot kembali segelas jus yang ada di tangannya.

"Huh, bisakah mereka semua diam? Aku sangat terganggu." ujar Lisa seraya kembali meletakkan tangannya di atas meja dengan bibirnya yang sedikit maju. Wajahnya terlihat kesal dan menggemaskan di waktu yang bersamaan.

Jennie berdiri dari duduknya, membuat mereka yang ada di dekat Jennie langsung mengalihkan pandangan mereka kearahnya, "Ada apa?" tanya Taehyung.

"Aku hanya ingin ke halaman." jawab Jennie.

"Ingin ku temani?" tanya Jisoo sambil mendongak menatap wajah Jennie.

Jennie menggeleng seraya tersenyum tipis, "Tidak. Aku sendiri saja."

"Baiklah. Jaga dirimu baik-baik."

Jennie mengangguk. Ia segera berbalik dan mulai melangkah dengan langkah normal keluar kantin.

Taehyung yang sedari tadi menatap punggung Jennie yang kini sudah tak terlihat itu pun segera berdiri. Membuat yang lainnya kembali mengalihkan pandangan mereka kearahnya. "Kenapa lo?" tanya Jimin.

"Gua mau beli roti buat Jennie. Daritadi dia belum makan, jadi gua mau anter sekalian rotinya ke Jennie." jawab Taehyung.

"Yaudah sono anter. Kasian kalau kelaperan nanti." sahut Jungkook yang segera di balas anggukan oleh Taehyung. Taehyung langsung membeli beberapa roti dan sebotol air minum. Setelah itu ia segera meninggalkan kantin menuju halaman sekolah.

....

Jennie berjalan seraya memandangi murid lain yang sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Jennie mendudukan diri di bangku yang ada di bawah pohon.

Jennie menyandarkan punggungnya pada bangku yang ia duduki. Dengan kepala sedikit mendongak, ia menarik napas dalam seakan menikmati udara segar disana lalu membuang napasnya secara perlahan.

"Apakah mereka semua baik-baik saja disana?" guman Jennie seraya memejamkan matanya. Ingatannya berputar saat dirinya masih bersama keluarganya. Rasa rindu yang teramat sangat itu membuatnya ingin segera kembali dan bertemu keluarganya. Tapi jika itu ia lakukan, keluarganya justu akan marah besar dan dirinya pun terancam begitupun dimensi Heiwa.

"Huh... Kami akan segera menuntaskan ini semua dan segera kembali kesana." lirih Jennie. Semilir angin menerpa wajah Jennie secara lembut. Rambut gadis itu bergerak sesuai terpaan angin.

Seseorang duduk di sebelahnya. Karena ia merasa ada seseorang di sampingnya, ia segera membuka mata dan menoleh untuk memastikan siapa yang sedang duduk di sampingnya itu.

"Siapa kau?" tanya Jennie dengan nada dan wajah datarnya.

"Oh, kenalin gua Mark tuan. Lo bisa panggil gua Mark. Siapa nama lo?" tanya pria itu dengan senyum yang tak hilang dari bibirnya. Tangan kanannya terulur menunggu gadis di hadapannya itu membalasnya.

Jennie menatap tangan yang terulur kearahnya itu lalu kembali beralih menatap wajah pria yang tengah tersenyum ramah kepadanya. "Jennie. Namaku Jennie." jawab Jennie tanpa membalas uluran tangan pria itu.

Pria yang diketahui bernama Mark itu tersenyum kecut lalu menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal itu. "Lo ga ke kantin?"

Jennie menggeleng tanpa menatap wajah pria itu. "Tidak."

Other DimensionsWhere stories live. Discover now