RENAZICO (Hiatus)

23• Whisper

Definisi cinta itu kaya foto diatas👆
RUMIT.

∆∆∆∆

"Udah gak galau lagi lo?"

Rena menggelengkan kepalanya, "Kata Bang Radit gak boleh galau,"

"Kenapa gak boleh galau?" tanya Ken.

"Katanya tuh gini, 'Bagi jomblo, galau itu dilarang. Jadi, para jomblowan dan jomblowati itu gak boleh galau.' gitu, Ken. Berhubung gue sadar kalo gue itu jomblo, makanya gue gak galau lagi." jelas Rena.

Ken merasa tersindir atas penuturan Rena mengenai 'jomblo'.

Apa yang salah dari jomblo?

Jomblo itu emang salah!

Kenapa jomblo itu harus ada?

Kenapa?!

"Dia ngerasa, Ren." ujar Zen menyenggol lengan Ken.

Rena terkikik, "Gue juga jomblo, Ken. Jadi lo tenang aja, lo ada temennya."

"Bentar lagi juga lo jadian, Ren." sewot Ken, "Dan gue bakal jadi jomblo abadi."

"Aamiin." Rena, Diego, Zen, dan Fikri mengaamiini ucapan Ken.

Ken yang baru sadar atas ucapannya itu lantas tergagap, "Jangan gitu dong, gue kan cuma becanda doang." ujar Ken memelas.

Mereka lantas tergelak melihat ekspresi Ken, "Lo ngomong ya kita aamiinin biar cepet terkabul, Ken." sahut Fikri.

"Sekali lagi kita bilang..."

"AAMIIN."

"Seneng banget deh kalo pada ngeledek gue," Ken memanyunkan mulutnya seraya menggerutu.

Tawa mereka berempat mengundang perhatian dari para penghuni kelas.

"Dimohon kepada Rena, Fikri, Diego, dan Si Kembar untuk diam. Suara kalian itu membahana banget sampe kedengeran ke gedung olahraga tau gak?" ucap Riza hiperbola.

Diego mencibir, "Mulut-mulut kita kenapa lo yang sewot?"

"Tapi dikondisikan dong, Go. Nanti gue yang dimarahin kalo kelas berisik." bela Riza.

"Ye.. Itu mah derita lo jadi ketua, Za." sahut Fikri.

"Makanya jangan jadi ketua," timpal Zen.

Rena menginstruksikan para sahabatnya itu untuk diam, "Hustt.."

"Yang terhormat Saudara Riza sebagai ketua kelas di sebelas MIPA-4, saya Rena, beserta Si Kembar, Diego, dan Fikri meminta maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi karena ulah kita berlima. Apakah dimaafkan wahai Saudara Riza?"

"DIMAAFKAN SAUDARI RENA." kompak siswa MIPA-4 yang sudah mereka hafal diluar kepala.

Rena menundukkan kepalanya tanda hormat, "Terima kasih wahai saudara dan saudari yang saya sayangi dan saya cintai dengan sepenuh hati."