22• Galau

204 42 21
                                    

Siapa sih yang gak risih kalo liat orang di sekitar kita guling-guling gak jelas?

Guling ke kanan, guling ke kiri, ke kanan lagi, ke kiri lagi, gitu aja terus sampe gajah bertelor.

Yang liat aja cape, gimana sama yang guling-guling, ya?

Dimas mendesah frustasi, "Bisa diem gak sih?!"

"Ga!"

"Dih malah nyolot." Dimas melempar pulpen yang sedang ia pegang tepat didahi Rena.

"Aw.." ringis Rena mengusap dahinya, "Kurang asem!"

"Lo tuh yang asem." timpal Dimas.

Rena merengut, "Abang gue sebel!"

Dimas menautkan alisnya bingung, "Kenapa lo?"

"GUE SEBEL!"

"HUAA ABANG GUE LAGI SEBEL!" Rena mencak-mencak gak jelas diatas kasur. Bantal, guling, selimut ia buang sembarang ke lantai.

Dimas yang melihatnya pusing sendiri, tak biasanya Rena seperti ini.

"GABER LO?!" seru Dimas membuat Rena menghentikan aksi gilanya itu.

"Gaber?" beo Rena dengan tampilan yang semrawut, rambutnya berantakan, bajunya juga lecek.

Dimas mengangguk, "Lagi gaber kan lo? Hayo ngaku."

"Gaber apaan sih, Bang?" Rena mendekati Dimas yang tengah duduk di sofa dekat jendela.

"Lo gak tau?" Rena menggeleng, "Gaber itu galau berat."

"Lo lagi gaberin siapa sih?" tanya Dimas penasaran.

"Bukan siapa-siapa," cicit Rena, "RENA GAK GALAU, BANG!"

Dimas menutup telinganya dengan telapak tangan, "Buju busyet." desisnya.

"Abang.." rengek Rena berlendotan dilengan kekar Dimas.

"Kenapa,hm?" Dimas melunak, "Cerita sini sama Abang."

Rena malah memeluk Dimas dari samping daripada menjawab pertanyaan tersebut.

Dimas sebenarnya bingung dengan sikap Rena yang labil ini, tapi Dimas tetap membalas pelukan tersebut.

Dagunya ia tumpukkan diatas kepala Rena dan tangan yang satunya ia gunakan untuk mengusap rambut hitam milik Rena.

Nyaman. Itulah yang Rena rasakan sekarang.

"Yakin gak mau cerita sama Abang, hm?" tanya Dimas setelah lama hening.

Rena menengadah untuk menatap Dimas, "Rena cuma bingung aja, Bang."

"Bingung?" beo Dimas, "Gara-gara apa?"

"Harusnya kalo ditembak perasaannya itu seneng apa enggak, Bang?"

Dimas mengerutkan dahinya bingung, "Lo abis ditembak siapa? Zico?" tebaknya tepat sasaran.

Rena mengangguk didekapan Dimas, "Tapi Rena bingung harus gimana, Bang."

"Kenapa bingung? Bukannya lo juga suka sama Zico?"

"Darimana Abang tau?" Rena bingung pasalnya ia tak pernah menceritakan perasaannya yang ia pendam untuk Zico semenjak hari pertama ia belajar bersama di rumah Zico.

RENAZICO (Hiatus)Where stories live. Discover now