13• Gelisah

203 46 40
                                    

Hufftt.... Akhirnya mereka semua berakhir dirumah Rena sesuai dengan yang direncanakan.

Mereka habis berkeliling dari rumah Fikri, terus ke rumah Zico, terus Ken dan Zen, terus Diego, lalu rumah Virdi, dan finally rumah Rena.

Berkelilingnya itu untuk ; Mengemasi perlengkapan yang akan digunakan oleh mereka selama 3 hari nginep di rumah Rena, dan yang terpenting itu untuk meminta ijin bahwa mereka bakal nginep selama 3 hari.

Seperti sekarang, Rena tengah membantu membereskan barang bawaan mereka. Cukup simple, karena mereka itu cowo.

Ciri khas cowo kalo nginep yaitu cuma bawa barang yang sekiranya mereka butuhkan. Jadi, mereka ga bawa koper kaya kebanyakan cewe yang ribetnya minta ampun.

Mereka cuma bawa 1 ransel khusus buat sekolah dan 1 ransel buat baju mereka. Untung saja tadi pagi Diego membawa mobilnya, jadinya mereka tidak terlalu ribet membawa barang bawaannya.

And now, mereka sedang berkumpul di taman halaman belakang milik Rena. Mereka sedang menikmati hawa sore dan sambil menyantap makanan yang dibawakan oleh Bi Idem.

Mereka sudah mengganti seragamnya dengan pakaian biasa setelah menyegarkan diri di kamar mandi.

Dimas belum pulang, tetapi Pandega sudah pulang. Mereka satu fakultas, tapi mereka berbeda kelas.

Mungkin dari itu lah Dimas dan Pandega bersaing. Mereka bukan hanya bersaing 'tampang' tapi juga 'kepandaian'.

Walau muka Dimas keliatan seperti badboy yang urakan yang keliatannya gak pinter, tapi aslinya itu pinter banget. Rena aja kalah pinter dari Abangnya.

Dulu waktu SMA, Dimas molor dijam pelajaran aja mudeng gurunya ngajar apa. Nah kalo Rena? Dia harus belajar sekali dulu baru bisa mudeng.

"Lo pernah suka sama dia, Ren?" tanya Zen dengan tiba-tiba.

Rena tersedak mendengar pertanyaan yang tiba-tiba itu, ia lantas meneguk coffe ice rasa cappucinno kesukaan Dimas.

"Makannya ditelen dulu, baru ngomong." celetuk Diego.

Rena mencebikkan bibirnya, "Ngapain tanya gitu, Zen?" heran Rena. Untung saja Pandega berada di kamarnya sedang mengerjakan tugas.

Zen mengetuk-ngetukkan dagunya dengan telunjuk tangan, "Tanya aja sih."

"Pernah, ya?" tembak Fikri.

"Emang," jawab Rena enteng.

Lihatlah, sekarang Zico tengah menghela nafasnya ketika dengar Rena mengatakan itu.

"Terus sekarang?" tanya Ken.

"Rasa sukanya tambah besar, ga?" kepo Virdi.

Rena menggeleng, "Sekarang udah nggak, biasa aja sih."

Barulah Zico bernafas lega sekarang. Fikri yang melihatnya hanya terkekeh.

"Kenapa? Dia gantengkan?" pancing Zen.

"Lumayan sih,"

RENAZICO (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang