5• Little Dispute

371 81 89
                                    

Malam. Keadaan yang identik dengan gelap, sunyi, sepi, dan damai.

Malam. Waktu yang tepat untuk menenangkan pikiran dan melepaskan penat.

Malam. Suasana tenang darinya mampu membuat semua orang juga merasa tenang.

Malam. Ya, malam ini Rena juga tengah merasakan kedamaian malam. Merasakan tenangnya malam, melepas penat akibat aktifitas yang ia lakukan hari ini.

"Gue seneng banget, Zic."

Zico menatap Rena dari samping, "Kenapa?" tanyanya memperhatikan senyum Rena yang entah dari kapan ia suka, seolah merupakan candu baru baginya.

Rena menatap kedua bola mata Zico, "Makasih." ucapnya tulus.

Zico membalas tatapan itu, "Buat?"

Senyum Rena semakin lebar, hingga mampu menular ke Zico walau tipis, "Kenapa, hm?" ulang Zico.

Rena menggelengkan kepalanya, lalu beralih menatap depan, "Biasanya gue sama Abang lewat taman ini, gue niatnya mau mampir, tapi Abang ga mau."

Zico diam, berusaha menjadi pendengar yang baik, "Katanya takut gue kedinginan, takut gue diculik om-om, takut gue ga mau balik ke rumah. Aneh memang Abang gue, lebaynya ga ketulungan."

"Ya walau gitu, dia tetep hero gue, dia yang selalu jagain gue kalo bonyok lagi ke luar negeri ngurus perusahaan, dia yang selalu perhatiin gue, dia yang ngurusin gue, pokoknya dia ngelakuin apapun buat ngelindungin gue."

"Dulu gue minta kemana langsung diturutin, tapi semenjak kejadian itu, Abang kaya lebih ketat jagain gue. Padahalkan gue bisa jaga diri."

"Lo pasti tau Ken, Diego, Zen, sama Fikri yang tadi ketemu di kantin kan? Mereka itu sahabat gue dari kelas 2 SD, dari masih childish sampe sekarang, dari tampangnya bocah sampe tampangnya kaya sekarang. Mereka selalu jagain gue juga, dari dulu sampe sekarang."

"Tapi gegara kejadian itu juga, mereka lebih ketat jaga gue, walau bukan dengan kaya jadi bodyguard langsung, tapi mereka intinya lebih ngejagain gue gitu."

Rena balik menatap Zico lagi, "Aneh ga sih?"

Zico berdeham, "Kejadian? Gue gak bakal tanya lebih dalam soal kejadian itu, tapi mungkin gue bisa nebak kalo kejadian 'itu' emang bener-bener serius."

Rena hanya mengangguk samar, masih menanti jawaban Zico selanjutnya, "Mereka kaya gini juga demi lo, Ren. Abang lo bukannya gak percaya, tapi sebagai abang, ngejagain adeknya itu penting. Sama kaya misalnya lo jagain barang penting, pasti lo bakal jagain mati-matian kan?"

"Iya gue tau, mereka jagain lo juga itu demi elo sendiri, Ren. Mereka cuma punya 1 sahabat cewe, makanya mereka jagain baik-baik. Kalaupun punya lebih dari 1, mereka juga bakal tetep kaya gitu."

"Karena pada hakekatnya, laki-laki itu wajib jagain perempuan. Like me, I have Mom and I must keep her. No alibi for don't do it."

Rena tersenyum mendengar penuturan Zico, "Thanks, your look handsome if you speak wise. Don't be fly, I'm kidding." ucapnya terkekeh.

"Kok gue ngerasa kaya tulus gitu ya ngomongnya," ujar Zico tanpa menatap Rena, sengaja.

Rena menahan senyum yang akan melebar, pipinya terasa panas, "Tuhkan sampe ngeblush lagi."

RENAZICO (Hiatus)Where stories live. Discover now