2• First Meet

662 130 156
                                    

Rena memarkirkan motor sport kesayangannya di parkiran yang disediakan khusus untuk siswa SMA HARMER.

SMA HARMER atau SMA Harapan Merdeka merupakan salah satu sekolah swasta yang kualitasnya setara dengan sekolah negeri terbagus di Jakarta.

Jangan salah, rata-rata siswa yang sekolah disini merupakan siswa pintar. Tak bisa dipungkiri lagi, hal itu bisa dilihat dari banyaknya piala yang bertengger indah di etalase kaca besar.

Etalase kaca yang berukuran besar itu isinya piala semua. Mulai dari lomba antar SMA/SMK, antar Kabupaten, antar Provinsi, Nasional, bahkan sampai tingkat Internasional.

Saat ini, Rena tengah berjalan ke kelasnya setelah dirinya mengganti jeansnya di toilet. Rambut hitamnya ia gelung asal sehingga terdapat beberapa anak rambut di pelipisnya yang menambah kesan cantik.

Rena merupakan salah satu incaran para kaum adam disini, siulan demi siulan saling bersahutan bermaksud menggodanya.

Pujian demi pujian terlontar dari mulut para penggemarnya. Tak hanya pujian, ejekan dan sindiran juga terlontar dari mulut hatersnya.

Rena cuek kepada para haters yang membencinya, ia hanya anggap angin lalu. Biarkan mulut mereka sampai berbusa karena tak berhenti membicarakannya.

Sikap yang ditujukan pada haters berbeda dengan yang ia tujukan pada penggemarnya. Senyuman khasnya ia tujukan, membuat para fansnya tambah klepek-klepek.

"Udah, Ren, lo jangan senyum mulu. Sumpah ya, kalo lo senyum mulu, gue karungin terus bawa ke penghulu."

Rena tertawa renyah mendengarnya, ia melanjutkan langkahnya dengan sedikit terburu-buru mengingat siapa guru yang akan mengajar di jam pertama di kelasnya.

"Untung belum dateng," gumam Rena pelan, lalu ia duduk di tempat duduknya.

"Game mulu otak lo pada!" sindir Rena kepada keempat sahabatnya, yaitu Ken, Zen, Fikri, dan juga Diego.

Mereka bersahabat sejak kelas 2 SD, kebayangkan bagaimana lengketnya mereka?

"Sirik aje, lo!" balas Ken yang masih fokus pada ponselnya.

"Tinggal ikut kali, Ren." tawar Diego.

Rena memutar bola matanya malas, "Za, Pak ono belum dateng? Tumben, biasanya ontime." Rena bertanya kepada Riza, teman sebangkunya yang merupakan ketua kelas XI-MIPA 4.

"Tunggu 5 menit lagi." Rena hanya mengangguk paham, ia melirik Riza yang tengah menulis dibukunya.

Katanya ketua kelas tapi masih ngerjain tugas di kelas, batin Rena. Ia membalikkan badannya menatap para sahabatnya.

"Pak Dirto bentar lagi dateng, lagi otw." ucapnya.

Mereka lantas berdecak kesal, lalu mematikan layar ponselnya.

"Padahal kita bentar lagi menang, Zen, Ken, Go." ujar Fikri.

Zen menganggukkan kepalanya, "Bentar lagi juga kita bakal dapet traktiran di kantin dari kelas sebelah."

"Kali ini lumayan, Ren." ucap Ken dengan cengiran khasnya.

"Taruhan mulu otak lo." cibir Rena.

RENAZICO (Hiatus)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora