Day 3

4.8K 617 28
                                    

"Morning . . ." Dia sedang sibuk dengan sarapan paginya saat gue mendekat ke meja makan.

"Morning." Gue jelas kikuk banget, karena begitu melihat wajahnya, yang terlintas adalah ciuman tanpa syarat semalam yang terpaksa harus behenti di tengah jalan. Tapi tampaknya dia tidak terganggu dengan semua itu.

"Have a seat, and eat your breakfast."

"You made it?" Tanya gue.

"Yep . . ." Sambarnya cepat.

"Ok, let's try the taste of the most delicious scrambled egg ever." Goda gue sebelum memasukan sesuap orak-arik (kalau kata nyokap gue) bikinan Ken kedalam mulut gue. Dan bener, meskipun ini menu sangat sederhana, nggak tahu kenapa rasanya kok beda sama bikinan nyokap yang jago masak. Jauh lebih enak, entah karena gue makan menghadap pemandangan sempurna makhluk Tuhan yang sangat seksi dengan V-neck abu-abu dan celana bermotif garis dengan warna senada itu, atau apa. Entahlah, terkadang yang berbahaya itu bukan MSG mungkin, tapi yang model begini, karena kalau kata orang lidah nggak bias bo'hong, ini lidah gue lagi berbohong.

"You wanna go somewhere to day? Shopping, or what?"

"I just wanna spend all along the day, watching you work at your desk."

"You serious?" Tanyanya bingung menatap gue, kemudian meletakan alat makannya dan menyesap kopi dari cangkir di hadapannya yang masih tampak mengepulkan asap pertanda bahwa kopi itu masih panas.

"I know you have a lot of things to do Mr. Tanaka." Pagi ini gue memutuskan untuk menikmati kebersamaan kami, tidak akan melawan ketika dia mencium gue lagi (misalnya itu terjadi) dan tidak memikirkan apapun, setidaknya hari ini sebelum besok gue diam-diam akan meninggalkanya.

"Ok." Dia melanjutkan dengan membaca surat kabar yang cukup tebal, yang terlipat menjadi dua sisi di tangannya dan sesekali menyesap kopi. Dia tampak sangat menikmati moment itu, membaca koran dan kopi. Gue nggak habis pikir kalau ni orang old school banget, masih aja baca surat kabar selebar itu, kenapa dia nggak baca portal berita online yang lebih kekinian. Bahkan berita online sekarang itu sudah bisa dibilang real time, dengan sangat banyak pilihan, business, pasar saham, kuliner, gossip, dan bla bla bla lainnya.

"You read the news paper?" Tanya gue dengan ekspresi sedikit "aneh"

"Yep." Jawabnya singkat bahkan tanpa menoleh ke arah gue. "What's wrong with the news paper?"

"Nggak ngerti sih, tapi biasanya orang akan lebih praktis membaca portal berita online." Jawab gue blak-balakan.

Dia tampak sekilas mengerucutkan bibir, kemudian melipat koran ditangannya dan meletakannya di meja. Sejurus kemudian dia mengalihkan pandangannya ke gue."Kalau semua orang baca portal berita online lalu siapa yang menghidupi jurnalis media cetak, siapa yang membantu menyekolahkan anak-anak mereka?" Kalimatnya membuat gue menyesal sudah bertanya ke dia soal kenapa masih baca koran.

"If you need something, I'll be on my desk. But I'll take a shower first, wanna join me?"

"No thanks." Gue memutar mata dan dia tampak tersenyum.

Dia memutar ke sisi meja yang lainnya, mendekat ke arah gue dan sedikit membungkuk, "I hope you said yes." Bisiknya begitu dekat dengan telinga gue dan membuat bulu kuduk gue berdiri serentak tanpa aba-aba.

"Enjoy your most delicious scrambled egg ever." Godanya, masih di posisi yang sama.

"Ok." Gue membatu dan dia meninggalkan gue kemudian. Oh God, gue nggak tahu kenapa aliran darah gue mendadak semrawut setiap kali dia berada di dekat gue. Nggak . . . nggak. . . gue harus bias kabur dari tempat ini besok.

My New Boss #Googleplaybook #JE Bosco PublisherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang