Gala Dinner

4.9K 723 16
                                    

Masih ada gala dinner yang harus gue lewati malam ini. Dan setelah apa yang terjadi antara gue, si bos dan wanita asing yang bernama Amie itu, gala dinner akan terasa berat.

"Saya sudah pesan gaun buat kamu, nanti diantar ke kamar kamu." Kata si bos saat kami melintasi lobi hotel.

"Nggak perlu berlebihan pak, saya sudah bawa gaun dari wardrobe kemarin."

"Jangan bantah saya. Ini penting, malam ini saya pengen kamu ketemu dengan beberapa orang."

Gue menelan ludah, "orang" macam apa yang dia maksud? Siapa?

"Salepnya jangan lupa di oleskan lagi setelah mandi."

"Iya."

Dan itu kalimat terakhirnya sebelum kami berpisah di lobi hotel. Gue menuju kamar sementara dia entah kemana. Mungkin ada urusan yang penting yang mengharuskan dia pergi, karena sedari tadi di mobil dia bahkan menerima panggilan beberapa kali dengan Bahasa Jepang.

Setelah gue sampai di kamar, Oliv menatap gue dengan tatapan bingung.

"Kemana lo semalem?" Tanyanya.

"Oh, abang gue ada dinas di Bali, dan dia ngajak gue kerumah bibi gue."

"Serius lo? Si ganteng yang pernah nganterin lo ke kantor itu?" Tanyanya.

"Emang lo pernah ketemu abang gue?" Tanya gue mengalihkan perhatiannya dan benar saja, sisanya adalah membahas mengenai abang gue yang di bilang ganteng sama si Oliv. Gue bergegas mandi karena ternyata Oliv udah ready untuk gala dinner. Sementara gue masih bingung dengan apa yang akan gue lakukan nanti pas ketemu orang-orang, terutama wanita bernama Amie itu.

Tok Tok, gue mendengar pintu kamar mandi di ketuk.

"Ya. . ." Jawab gue setelah mematikan shower, dan itu adalah suara Oliv.

"Bi gue duluan ya."

"Ya, . . . gue nyusul."

"Oh ya, ada paket buat lo di atas kasur."

"Ya thanks."

Sesaat setelah gue keluar dari kamar mandi, masih hanya dengan handuk yang membungkus tubuh gue, gue berjalan mendekat ke arah kasur. Ada kotak besar berwarna hitam dengan pita merah. Gue menelan ludah, seumur hidup gue, gue nggak pernah bermimpi menjadi cinderela, atau bertemu dengan pria kaya yang akan njatuhcinta ke gue dan kami menikah, happy ever after. Tapi apa yang gue alami saat ini jujur aja bikin gue bingung banget.

Gue buka kotak itu dan benar, isinya gaun berwarna hitam dengan potongan simple tapi begitu terbuka keluaran Gucci, sementara kotak satu lagi berisi sepatu dengan model yang simple keluaran Louis Voution.

"Gilak . . ." Gumam gue. Seumur hidup gue, gue nggak pernah punya barang dengan brand seheboh ini.

Brrrtt Brtttt

Ponsel gue di meja kecil samping tempat tidur bergetar, dan gue segera berlari menyambanginya.

"Nine sharp, don't be late." Tulis si bos.

Gue bingung antara harus membalas atau tidak, dan akhirnya gue memilih untuk tidak membalasnya sama sekali. Gue mengabaikan pesan singkatnya itu dan memilih untuk mencoba gaun mahal itu. Bahkan jari-jemari gue gemetaran saat gue mengangkat gaun itu dari dalam kotak dan menempelkannya di badan gue. Butuh waktu menenangkan diri beberapa saat sebelum akhirnya gue memakainya dan melihat gaun itu begitu fit di badan gue.

Gue membiarkan rambut gue tergerai, dengan sedikit di blow ala-ala gue, riasan standar gue yang jauh banget dari kesan elegan versi beauty blogger. Dan ketika gue sibuk mengaitkan tali sepatu hak tinggi gue, tiba-tiba pintu di ketuk. Gue spontan berdiri dan terhuyung ke arah pintu dengan cepat.

My New Boss #Googleplaybook #JE Bosco PublisherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang