You ?

4.7K 630 21
                                    

Gue masuk kedalam rumah dan semua mata tertuju ke arah gue. Termasuk nyokap. Ah . . . gue paling nggak bias ngelihat nyokap menatap gue dengan tatapan seperti itu.

"Gue pengen ngomong sama lo." Kakak gue akhirnya menyelamatkan gue dari situasi ini. Dia naik ke lantai dua dan gue mengekor tanpa perlawanan. Sesampai di balkon dia berbalik ke arah gue.

"Jadi si bos lo maksudnya apa dateng ke rumah?" Tanyanya penuh selidik.

"Gue juga nggak tahu, dia bahkan nggak kasih kabar apa-apa ke gue setelah acara di Bali itu. Lagian gue juga nggak tahu kalua dia ke rumah." Gue menghela nafas "Emang dia ngomong apa aja?"

"Nggak banyak, dia cuman dateng tiba-tiba, memperkenalkan diri sebagai bos lo di kantor dan ngucapin selamat atas kelahiran baby Mikha. Itu doan, sebelum lo akhirnya dateng dan ngusir dia."

"Ya udah, clear. Gue juga nggak tahu juga dia ngapain." Gue berbalik dan ngeloyor menuju kamar gue.

"Eh, . . . gue belum selesai."

"Udah dong please, gue juga nggak tahu apa-apa soal ini." Gue menghentikan langkah gue dan menoleh dengan enggan ke arah kakak gue yang super crewet.

"Dia sempet bilang kalau besok udah harus balik ke Tokyo lagi."

"Masa sih?" Tanya gue shock.

"Saran gue sih, perjelas aja status kalian."

"Apanya yang harus diperjelas?" Gue berjalan mendekat ke arah kakak gue.

"Ya nggak tahu, gue ngerasa ada yang ganjil aja di antara kalian."

"Sumpah, gue juga nggak tahu gue harus ngapain." Keluh gue.

"Lo tahu dia tinggal di mana, dan ini kesempatan terakhir lo untuk ngobrol langsung sama dia."

"Gue nggak akan mengikuti saran konyol lo, capek ah mau tidur aja gue."

"Mandi dulu, badan lo bauk."

"Iye."

***

Gue masuk kedalam kamar dan mengambil ponsel gue. Sedikit merenung, mungkin kalimat gue ke si bos itu keterlaluan memang. Gue mengambil ponsel dan segera mengetik pesan singkat.

"Maaf soal yang tadi pak." Tulis gue dan segera gue enter sebelum akhirnya gue lempar ponsel itu ke atas tempat tidur. Gue tutup dengan bantal, karena gue nggak siap kalau dia jawab atau malah dia abaikan.

Tiba-tiba terdengar suara panggilan masuk. Gilak, masa dia telepon balik gue? Gue ambil ponsel dari bawah bantal dan bener, setelah gue melihat ke arah layer ponsel gue, mata gue tidak berkedip ketika melihat nama "Boss Gue"

"Ya halo pak." Jawab gue.

"Kenapa?" Tanyanya.

Gue berdehem "Ya nggak papa."

"Saya masih belum jauh dari rumah kamu. Bisa keluar sebentar."

"Hah?" Tanya gue bingung.

"Keluar sebentar, kita ketemu terus ngobrol."

Gue menelan ludah.

"Gimana, bisa?" Tanyanya lagi.

"Boleh." Jawab gue pelan. Panggilan kami berakhir dan gue segera bergegas mencuci muka gue, mengganti pakaian dan menyemprotkan sedikit parfume. Memoleskan bedak dan mengusapkan lipstick untuk membuat penampilan gue sedikit lebih baik.

***

"Masih mau berdiri di situ?" Tanyanya saat kaca mobilnya turun, dan gue dengan sedikit perasaan nggak nyaman masuk kedalam mobilnya.

My New Boss #Googleplaybook #JE Bosco PublisherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang