Back To Jakarta

5.2K 672 32
                                    

Saat gue bangun, Mr. Ken sudah tidak ada di Villa. Gue kelimpungan mencarinya. Di lantai dua nggak ada, begitu juga di lantai satu. Dan akhirnya gue keluar dari Villa berharap dia hanya sedang jalan-jalan di luar.  Gue terkejut karena ada seorang pria berdiri di dekat mobil berwarna hitam.

"Selamat pagi bu." Sapanya dengan aksen khas Bali. Ikat kepalanya juga membuatnya semakin  terlihat seperti seorang Bli

"Pagi Bli." Jawab gue bingung.

"Saya Nyoman."

"Em . . .Pak Ken? Anda kenal pak Ken?"

"Iya bu, saya penjaga Villa, sedah tujuh tahun bekerja pada pak Ken."

"Oh thank God" Gue menarik nafas lega.

"Pak Ken meminta saya untuk mengantar anda ke bandara. Tapi sebelum ke bandara kalau anda mau ke tempat lain, saya juga diminta untuk mengantar anda kemanapun anda mau pergi."

"Em . . . bisa antar saya ke pak Ken?" Tanya gue ragu.

"Maaf, tapi pak Ken sudah terbang ke Tokyo dengan penerbangan paling pagi."

"Tokyo?" Tanya gue shock.

"Betul bu."

Gue terbengong beberapa saat, ada rasa kecewa ketika dia pergi sejauh itu tanpa meninggalkan  pesan ke gue.

"Em . . . kalau begitu tunggu sebentar. Saya akan berkemas." Gue segera naik ke atas untuk berkemas, karena sudah di tunggu, gue bahkan nggak sempat mandi.

Tiket penerbangan gue tenyata sudah di pesan dan kode bookingnya di kirim via pesan singkat di ponsel Bli Nyoman. Si bos sama sekali nggak meninggalkan pesan apapun ke gue. Bahkan saat gue mencoba menghubunginya, hanya mesin penjawab pesan yang gue dengar.

***

Tepat pukul sebelas siang gue sampai di rumah pukul duabelas siang. Gue masuk rumah dan didalam tampak sepi. Kemana semua orang?

"Ma . . ." Gue berusaha mencari mama di dalam kamarnya dan mama nggak ada.

"Ma . . ." Gue berjalan menuju dapur dan nyokap juga nggak ada, satu-satunya tempat yang mungkin ada orang adalah di kamar kakak gue. Secara dia hamil besar, pasti nggak lagi kemana-mana, dan pintu depan juga nggak di kunci kok.

"Kak . . ." Gue buka pintu perlahan dan melihat dia sedang berdiri dengan perut yang tidak sebesar biasanya.

"Hei . . . " Sapanya.

"Kak . . . lo?" Kalimat gue terpotong.

"Udah, tu dia lagi bobok." Katanya sambal tersenyum.

"Gilak, jahat banget sih kok gue nggak di kabarin?" Gue memeluk kakak gue yang masih terlihat lemah tak berdaya pasca persalinan dan begadang.

"Kasihan lo-nya, baru sampe Bali masa suruh balik lagi. Lagian baby Mikha nggak mau ganggu tantenya yang lagi . . . ehem " Dia berdehem dan gue langsung menutup mulutnya, memastikan nggak ada orang lain yang denger, terutama nyokap.

"Ok, gue mau mandi terus mau ketemu sama si baby Mikha. Udah nggak sabar gue . . ." Perasaan gue campur aduk, setelah pagi ini gue kehilangan Ken tanpa kabar, tapi sampai di rumah gue dapat kabar baik seperit Mikhaila. Campur aduk rasanya itu kaya manis sama pahit, bertolak belakang tapi gue rasakan di saat yang bersamaan.

***

Gue baru sampai di kamar dan meletakan tas. Ponsel gue nyalakan lagi, karena setelah dari bandara gue bahkan belum menyentuh ponsel. Tapi tidak ada kabar dari si bos gue sama sekali.

Huft

Gue langsung masuk ke kamar mandi, dan berniat untuk mandi supaya pikiran gue sedikit lebih segar.

My New Boss #Googleplaybook #JE Bosco PublisherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang