(20) Bertanya

103 11 1
                                    

Ketenangan kelas seketika pecah, saat Syafira tiba-tiba bangun dengan teriakan keras disertai tangis menjadi-jadi. Ia terlihat kebingungan. Matanya melirik sana-sini, mencari seseorang.

"Kenapa? Kenapa? Ada yang kesurupan?" Kami semua dikejutkan oleh hal itu.

Aku yang di hadapanya, tanpa pikir panjang langsung memeluk Syafira yang pasti sangat ketakutan setelah mengalami ini semua. Di mata orang lain mungkin terlihat hanya seperti orang yang tertidur di bangku Mar beberapa menit saja, lalu terbangun dengan teriakkan yang membuat orang lain terkejut dan terheran-heran. Padahal terasa sangat lama sekali jiwa kami pergi mengarungi waktu dan tempat yang membuat kita shock dan stres berat.

"Fira, Fira, Fira, Fira, Syafira ... Alhamdulillah kamu kembali, syukurlah ... syukurlah. Tenang, ada aku di sini. Semuanya udah baik-baik aja. Tenanglah ... lihat semuanya udah baik-baik aja," bujukku agar ia tenang, sembari menghalangi Fia dari orang-orang.

Aku pun terbawa suasana, aku menangis di sana karena bersyukur ia bisa kembali. Kami berdua mencampur tangisan kami hingga membuat seisi ruangan menjadi kian dramatis. Butiran-butiran air mata yang ia keluarkan menandakan drama yang ia alami di sana sangatlah berat.

Bagi mereka yang tidak tahu akan fenomena ini, ketika melihat kami berpelukan pasti akan merasa heran dan kebingungan. Mereka mungkin bertanya-tanya, "Ada drama apa ini?" Ternyata begini kejadiannya ketika aku terbangun dari fenomena itu.

Syafira mulai tenang, syukurlah ia tidak pingsan sebagaimana aku dulu. Ia mempunyai mental yang sangat kuat. Untuk sementara waktu, aku meminta kepada seluruh teman di kelas bahkan Tesya agar tidak bertanya apa pun mengenai hal ini, dan mereka pun menyetujuinya.

Aku meminta izin kepada guru yang mengajar untuk pulang mengantar Syafira dengan alasan ia sedang tidak enak badan. Akhirnya aku diberi izin dan aku pun mengantar Syafira pulang ke rumahnya.

Sesampainya di rumah, ibu Syafiralah yang membuka pintu. Tiba-tiba Syafira memeluk Uminya dan menangis seraya berkata dengan nada lirih, "Umi ... Umi masih hidup, 'kan? Ini Umi, 'kan?"

Aku tidak tahu tempat apa, di waktu apa, dan bagaimana ia melewati permainan si Bayangan. Tetapi dari apa yang aku lihat, di masa itu ia pasti kehilangan ibunya. Sungguh kejam sekali si Bayangan, membawanya di masa di mana ia kehilangan orang yang paling berharga Baginya. Sempat ia bergumam tentang Izal, apa hubungan antara ia dengan Izal di fenomena itu? Untungnya Izal sedang tidak ada di kelas tadi.

Aku merasa akan lebih baik jika tidak bertanya tentang apa pun yang dialami olehnya untuk saat ini. Karena mungkin akan menjadi trauma hebat jika ia terus mengingat-ingat apa yang telah dialaminya. Aku pun memutuskan untuk pulang dan membiarkan ia untuk beristirahat hingga kondisi mentalnya pulih. Seandainya saja dulu aku terbangun dari fenomena itu dan di sampingku tidak ada Syafira dan Tesya, mungkin aku sudah gila, karena terlalu banyak pemandangan yang sangat mengerikan yang telah kulihat di sana.

Ketika dalam perjalanan pulang, ada pesan dari Syafira masuk ke ponselku. "Fia, aku pengen kamu nginep di rumah aku, temenin aku. Kamu mau, kan?"

Ternyata pilihanku salah, tentu saja di saat seperti ini seorang sahabat harus berada di sisinya. Aku menelepon Ibu di rumah, meminta izin untuk menginap di rumah Syafira. Ibuku malah menanyakan tentang ganti pakaian, makanan dan sebagainya, tetapi aku bilang itu semua bukan masalah. Setelah meyakinkannya, akhirnya aku diberi izin dan kembali ke rumah Syafira. Untunglah aku belum berjalan terlalu jauh, hingga tidak butuh waktu lama aku sudah tiba di rumahnya. Setibanya di sana, aku berbicara kepada ibunya dan meminta izin untuk menginap. Umi mengizinkannya dengan senang hati dan aku pun segera masuk ke kamar Syafira.

Terlihat ia sedang tertidur berbalut selimut membelakangiku. Aku menyimpan tasku di pojokkan tembok dan duduk di kursi di pinggir kasurnya. Aku hanya memandanginya dan belum berkata apa pun hingga beberapa menit berlalu.

Gelembung Waktu (END)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin