Rokujuu Ichi

6.6K 651 205
                                    

Dua hari kemudian setelah pesta.

Perlahan Zoro membuka matanya, lalu saat dia mau menggerakkan tangannya, dia jadi menyadari kalau ada yang menahan tangan kanannya.

Lalu Zoro melirik ke arah kanannya dan melihat diri-ku yang masih tertidur sambil menggenggam jemari tangannya.

'Dia menunggu-ku?'Pikir Zoro sambil perlahan bangkit terduduk.

Lalu Zoro terdiam sesaat sambil menatap-ku yang masih tertidur dan kemudian menggerakkan tangannya kirinya untuk mengelus kepala-ku.

"Eenggghhh....."Lenguhku karena merasa terganggu.

Aku pun lalu perlahan membuka mata-ku.

"Ohayou, Buki Dorobo."Sapa Zoro dengan nada mengejek.

Aku melebarkan mata-ku terkejut melihat Zoro yang sudah tersadar, lalu raut wajah-ku berubah mewek, membuat Zoro langsung terkejut melihat itu.

"E-Eh? Kenapa kau....."

Ucapan Zoro langsung terhenti karena aku yang tiba-tiba saja menubruk tubuhnya untuk memeluknya.

"Huweee... Hiks... Huweee... Baka! Kenapa kau baru bangun sekarang? Kau selama tiga hari tidak membuka mata-mu! Huweee..."Tangisku sambil memeluk Zoro erat.

Untuk sesaat, Zoro hanya terpaku terdiam. Dia benar-benar terkejut perempuan kerdil itu akan menangis sesegukan hanya karena dirinya tidak sadar selama tiga hari. Lalu dia menghela nafasnya dan kemudian tersenyum miring.

"Hah! Sudah kerdil, lemah, jelek, gendut, ditambah cengeng lagi. Benar-benar tidak ada bagusnya dan hanya bisa merepotkan."Ucap Zoro sambil menghela nafasnya membuat perempatan langsung muncul di kepala-ku.

'BRAK!'

"BAKA!"Teriakku garang sambil menendang Zoro kencang sampai dia terpental jauh dan menabrak dinding.

Nafas-ku terengah-engah karena saking kesalnya, tapi kemudian aku baru teringat kalau Zoro baru tersadar setelah diambang kematian.

"A-Ah, gomen. Apa kau kembali terluka?"Ucapku khawatir sambil cepat-cepat berjalan menghampiri Zoro.

"Tendangan lemah seperti itu tidak mungkin melukai-ku."Dusta Zoro padahal rasanya seperti semua tulangnya langsung hancur seketika hanya karena tendangan-ku.

"Kau benar-benar menyebalkan. Aku tadi menangiskan karena mengkhawatirkan-mu, bodoh!"Pekikku kesal sambil membantu Zoro untuk bangkit berdiri.

"Hoi, hoi. Bukankah kau seharusnya sudah tau kalau aku akan segera tersadar? Jadi kau tak perlu sampai segitunya."Ucap Zoro sambil bangkit berdiri dengan dibantu-ku.

"Iya sih, tapi kan aku meri....."Ucapku tapi lalu aku langsung menghentikan ucapan-ku.

'Aku tak mungkin mengatakan padanya kalau aku merindukannya! Gengsi! Malu! Ditambah dia suah bersikap menyebalkan barusan!'Pikirku dengan wajah yang sedikit memerah.

"Meri apa?"Tanya Zoro lalu duduk di puingan tak jauh tempat kami berdua berada.

"M-Meriang! Karena merawat-mu semalaman, aku jadi meriang! Untunglah aku hari ini sudah sembuh! Lihat, sekarang siapa yang merepotkan?!"Pekikku sambil ikut duduk di samping Zoro.

"Memangnya dimana Chopper?"Tanggap Zoro.

"Chopper kelelahan jadi dia meminta-ku untuk menjaga-mu semalaman sedangkan dia mau istirahat."Ucapku.

"Souka."Tanggap Zoro sambil memainkan rambut sebahu-ku.

"Berterimakasih lah pada-ku! Karena aku, kau... Hmmphh..."Ucapku yang lalu ucapan-ku terhenti karena Zoro menutup mulut-ku.

One PieceOnde as histórias ganham vida. Descobre agora