Hachi

7.9K 969 49
                                    

Aku menggigit sebuah apel sambil memandang Nami yang sedang berpikir serius.

Kami berempat sekarang sedang membahas untuk pergi ke Grand Line.

"Terlalu ceroboh untuk langsung masuk ke Grand Line sekarang!"Ucap Nami.

"Ya, pertama mendapatkan beberapa daging juga bagus. Hanya ada buah dan makan buah setiap hari tidak bagus."Tanggap Luffy.

"Sejak kapan mengkonsumsi buah saja itu tidak bagus? Tapi, aku setuju. Aku bukan vegetarian yang hanya makan buah dan sayur."Tanggapku.

"Kita juga butuh beberapa sake."Tanggap Zoro.

"Apa yang kalian bertiga bicarakan?! Itu bukan yang aku maksudkan! Grand Line adalah tempat yang paling berbahaya di dunia ini! Selain itu, untuk mendapatkan One Piece, kita pasti akan berhadapan dengan Bajak Laut yang kuat! Dan tentu saja mereka semua pasti menggunakan kapal yang kuat!"Omel Nami tapi tidak didengarkan oleh-ku dan Luffy.

"Kita juga perlu menambah anggota."Ucap Luffy pada-ku.

"Yang paling penting itu, kita memerlukan seorang koki untuk menyiapkan makanan untuk kita."Ucapku.

"Oh! Kau benar, (namamu)!"Pekik Luffy.

"Jumlah anggota, kurangnya peralatan di kapal ini. Kita tidak mungkin selamat jika seperti ini!"Ucap Nami.

"Selain kita butuh koki, kita juga butuh seorang pemusik."Ucap Luffy.

"Eh? Pemusik? Untuk apa, Kapten?"Tanggapku.

"Pemusik?! Hahaha!"Tanggap Zoro lalu tertawa kencang.

"Kalian bertiga bodoh sekali."Ucap Nami yang begitu lelah menghadapi kami bertiga.

"Tapi, Bajak Laut kan suka bernyanyi. Hm... Sepertinya pemusik memang dibutuhkan."Ucapku.

"Iya, kan?"Tanggap Luffy sambil tersenyum lebar.

"Hah! Terserah kalian saja! Sedikit ke selatan dari sini, ada sebuah pulau dan ada orang-orang yang tinggal di sana. Akan lebih baik jika kita bisa mendapatkan sebuah kapal yang lebih kuat di sana."Ucap Nami sambil menatap peta.

"Yoshi! Waktunya untuk makan daging!"Pekik Luffy senang.

"Akhirnya aku bukan vegetarian lagi! Yatta!"Pekikku senang.

"Jangan lupa sake-nya juga!"Ucap Zoro.

"Kalian bertiga ini!"Pekik Nami garang dengan perempatan di kepalanya.

Tak lama kemudian, kami berempat pun sampai disebuah pulau.

'Pulau Syrup. Pulau Usopp.'Pikirku sambil tersenyum setelah sudah turun dari kapal.

"Ah! Akhirnya sampai didaratan lagi."Ucap Zoro.

"Wah... Apa di pulau ini ada sebuah desa?"Tanya Luffy pada Nami.

"Ya, kelihatannya sangat kecil, meskipun..."

"Itu berarti... Niku! Niku! Niku! Niku! Niku! Disini ada tempat makan kan di desa ini?!"Pekik Luffy dengan begitu senangnya.

"Lupakan masalah niku sebentar!"Pekik Nami kesal dengan perempatan di kepalanya.

"Tapi aku sudah begitu ingin makan daging, Nami."Rengekku.

"Berhati-hatilah. Aku merasakan keberadaan orang!"Ucap Zoro dengan raut wajah yang serius sambil bersiap mengambil pedangnya.

'Sepertinya setiap pendekar pedang memang punya kenbunshoku haki dari awal ya.'Pikirku.

"Dimana?! Dimana?! Dimana?!"Pekik Luffy dengan semangatnya sambil melihat ke kanan dan ke kiri.

"Awas!"Pekik Zoro tiba-tiba sambil menarik-ku menjauh dari Luffy.

One PieceWhere stories live. Discover now