Ch12: Selfishness

Comincia dall'inizio
                                    

"Omong-omong, aku minta maaf dengan perjodohan ini." Taehyung menatap dua gadis itu.

Sana menghela napas. "Sebenarnya, aku pun tidak tahu kalau Appa berniat menjodohkan kami dengan kalian. Ini di luar dugaan."

"Lalu, sekarang apa yang harus kita lakukan? Jujur saja, aku tidak mau menerima perjodohan konyol ini," kata V.

Gadis berambut cokelat itu mendelik tajam. "Kau pikir kau saja, hah? Aku juga tidak mau!" pekiknya.

Remaja kembar yang tertua mengembuskan napas panjang. "Daripada kita pusing memikirkan ini, lebih baik kita makan jagung bakar saja."

Ketiganya menatap Taehyung yang sedang tersenyum kotak. "Kenapa melihatku begitu?"

"Tae, ini bukan waktunya untuk makan."

Dua gadis itu menyetujui.

"Daripada pusing memikirkan ini, lebih baik makan, kan?" Ia tersenyum kotak. "Aku belikan, ya. Kalian tunggu di sini. Ada yang mau ikut aku?"

Sana menghela napas lalu menyahut. "Kalau begitu sekalian aku yang beli air minumnya."

🖤

Sembari menunggu jagung bakarnya matang, Taehyung duduk bersampingan bersama Sana di kursi. Taehyung sengaja memilih kursi yang letaknya jauh dari tempat pembakaran, karena ia tidak ingin mengambil resiko jika penyakitnya kambuh akibat menghirup asap.

"Taehyung-ssi?"

"Hmm?" Taehyung bergumam, tangannya membuka tutup botol setelah itu meminumnya.

"Kau sekolah di mana?" tanyanya.

Taehyung menyahut setelah menyelesaikan minum. "Aku sekolah di Hanlim Senior High School. Kau?"

"Aku dan Tzuyu sekolah di Daewoo Senior High School. Karena Tzuyu masuk ke kelas akselerasi, dia satu tingkat denganku," jelasnya. "Berarti sekolah kita berdekatan, ya."

Taehyung tersenyum tipis. Kalian masih ingat sekolah Daewoo, kan? Ya. Sekolah yang sangat membenci sekolah Taehyung karena selalu kalah saing. Jadi, dua gadis itu sekolah di sana?

"Sana-ssi, kalau bisa, jangan beritahu teman-temanmu kalau kau dijodohkan dengan kami yang notabenenya bersekolah di Hanlim. Jika mereka tahu, kalian bisa di bully habis-habisan."

🖤

Sejak malam itu, Taesung memang berniat sekali menjodohkan putra kembarnya. Karena, sudah seminggu ini dia selalu menanyakan hubungan anaknya dengan Sana dan Tzuyu. Mau tak mau, mereka pun berbohong.

Begitu juga dengan Sana dan Tzuyu yang berbohong pada ayahnya. Mereka lakukan itu semata-mata agar tidak dimata-matai oleh pesuruh ayahnya.

"YO! V KIM!" Seorang remaja berambut cokelat berteriak heboh sambil menepuk punggung sahabatnya.

V berdecak kesal. "Jangan mengagetkanku, bodoh!" kata V.

Dia; Jung Hoseok, tersenyum lebar. "Kau kenapa, sih? Pagi-pagi sudah melamun saja. Nanti kalau guru matematika kita mati bagaimana?" tanya Hoseok.

V melirik Hoseok sebentar, lalu menidurkan kepalanya di lipatan tangan di atas meja.

"Kau sakit?" Hoseok mulai khawatir.

Sahabatnya itu menggeleng pelan. "Aku tidak apa-apa."

Melihat wajah V yang pucat begitu apa Hoseok harus percaya? Tentu saja tidak. Walaupun remaja itu suka sekali bercanda, tapi dia paling peka jika sahabatnya sakit atau ada masalah.

Tangan kanan Hoseok terulur tuk menggapai dahi V, sedetik kemudian matanya membola. "Kau demam, V!"

Pekikan Hoseok membuat gadis yang duduk di meja samping V menoleh. "V demam?" tanyanya.

Hellenium•Kth✓Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora