Part 49

9 0 0
                                    




Hati siapa yang tak lega, setelah semua unek-uneknya dia curahkan?

Royan tersipu malu mengingat kejadian itu, merasa malu dan takut mengingatnya kembali. Royan begitu lancar meluncurkan kata-kata yang sudah menggumpal hingga mengkristal dihatinya tersebut. Mengapa sampai mengkristal? Sudah terlalu lama, membeku di palung hatinya. Mengendap, lalu menggumpal dan yang terakhir mengkristal. Kristalan itu terlihat begitu indah terpancar dihatinya, hingga matanya saat menatap Daisy penuh kekaguman.

Dari dulu Daisy tetap terlihat begitu mempesona dimatanya, padahal Royan sudah mencari pesona tersebut dari mata yang lain. Namun Royan tidak menemukannya.

Hati Royan terasa begitu penuh kehangatan. Seperti Daisy sedang menatapnya dengan tersenyum.

Kembali mengingat ekspresi Panji. Hanya menatapnya datar, namun tatapan dingin juga Royan peroleh. Royan tak begitu yakin itu tatapan dan ekspresi wajah yang menjelaskan tentang apa.

"Gimana hubungan kalian?" tanya Olivia tiba-tiba. Royan terhenyak mendengar lontaran pertanyaan tersebut.

"Baik" kadang Royan begitu malas untuk menanggapi pertanyaan-pertanyaan aneh dari adiknya. Tapi itulah yang membuat Royan penasaran dengan Olivia, dia selalu menebar umpan dulu baru memancingnya. Memang itu hal yang wajar untuk pemancing.

"Emmm...kok tumben Reina nggak kesini lagi?"

"Lah, hubungannya sama dia apaan?" mata Royan memutar malas.

"Kan kalian pa ca ran" Olivia mengejanya dengan hati-hati.

"WHAT ! Omongan dari siapa?"

"Dia sendiri yang bilang bang.."

"Dia bilang gimana? Kapan?" Royan langsung memfokuskan dirinya menatap Olivia.

"Tuh kan parno kan udah ketahuan duluan. Makanya, kalo ada apa-apa cerita ke gue. Toh mama juga udah ngebolehin abang pacaran kan"

"Nggak..nggak..nggak..lo jangan percaya omongan dia. Sumpah dek, abang gak ada pacaran atau apapun sama dia" jelas Royan.

Olivia melihatnya begitu serius, wajah Royan terlihat merah padam.

"Dek, lo percaya kan sama gue. Gue nggak ada hubungan apa-apa sama dia" jelas Royan penuh dengan kesungguhan. Hingga mencengkeram kuat bahu Olivia.

"Eh..ehh ii..iyaa bang. Olivia percaya kok"

"Sini, aku ceritain bang" Olivia meminta Royan untuk kembali duduk ditempatnya semula. Olivia tau, Royan pasti akan menyangkal kembali pertanyaannya jika Olivia menjelaskannya dengan tiba-tiba. Olivia melihat wajah Royan seperti orang yang marah lalu seketika setelahnya berputus asa.

Royan semakin dibuat gemas dengan gadis tersebut. Belum kelar masalahnya soal toko Daisy, sekarang muncul omongan nyeleneh dari mulutnya.

Seumur hidupnya Royan tak pernah menemukan mahkluk semacam Reina. Begitu jahat.

______________ 

'Tingggg....' dentingan itu langsung disambut hangat oleh Anjani. Anjani yang semula bersikap hangat, kini sudah berubah berapi-api melihat siapa yang datang pada siang ini. Hanya menambah keterikan di hati dan otaknya saja. Anjani tak habis pikir, kenapa gadis ini masih berani menginjakkan kaki dirumahnya? Benar-benar urat malunya sudah putus sepertinya.

Anjani tak mempersilahkan atau mengusirnya, hanya mendiamkannya. Dan Anjani ingin melihat apa reakasinya.

"Tantee....."

"Iya"

"Daisynya ada?"

Anjani menggendikkan bahunya

Love and ObviousWhere stories live. Discover now