Part 45

12 0 0
                                    

            


Panji sudah mengantarkan Daisy tepat di depan rumahnya. Sesaat Panji memandanginya. Tak ada yang berubah dari rumah tersebut, hanya perasaannya saja terhadap Daisy yang harus dirubah.

"Yuk mampir dulu, ketemu ibuk" ajak Daisy

"Engga Daisy, sudah malam. Aku pulang dulu, besok aku masuk pagi" suara itu terdengar dingin di hati Daisy, Daisy merasakan kegetirannya.

"Yasudah, hati-hati ya kak"

"Maaf, salam buat ibuk Anjani"

calon mertuaku kata Panji dalam hati.

Daisy merasa bersalah sudah meminta kakaknya untuk mengantarnya pulang. Sebenarnya juga tadi ayahnya sudah menyuruh untuk bermalam satu malam saja. Namun Daisy memikirkan ulang bahwa perasaan Anjani belum seutuhnya pulih. Malah mungkin satu kesalahan Daisy bisa membuatnya meluap kembali.

Kini Daisy bertekad untuk mengambil alih tugas. Dimana Anjani yang akan ia rawat, bukan lagi Anjani yang merawatnya.

______________

Pagi-pagi sekali Daisy sudah terlihat rapi. Dengan jumpsuit berwarna baby green, dan dipadukan dengan blazer coklat. Daisy sudah tak merasa gugup lagi sekarang saat menghadiri acara di FloCompany. Baginya itu menjadi hal biasa.

Ibu Olivia mendadak menghubunginya tadi malam. Karena memang Olivia sendiri yang ingin mengundang Daisy secara langsung. Beruntunglah Daisy masih punya beberapa stel baju formal.

"Eh, ini anak ibuk apa anak kelepon? Seger banget" Daisy berdecak sebal.

"Emang kelepon seger? Sejak kapan?" Daisy memutar bola matanya malas.

"Suka-suka ibuk lah" Daisy bersungut. Lama-lama ibunya benar-benar tak mau kalah dengannya. Lihat saja, kini Anjani semakin cerewet.

"Udah ah, Daisy mau berangkat"

"Sama siapa?" Anjani melongok keluar.

"Itu supir Bu Olivia" Daisy menegaskan.

"Supir Bu Olivia, atau kakak Bu Olivia?" goda Anjani.

"Semalem Bu Olivia bilangnya supir ibuk. Apaan sih ibuk, makanya jangan suka nguping"

"Udah ah, mana tangannya. Mau Daisy salimin nggak?"

"Nggak usah, kamu besok salim sama suami kamu aja" ledek Anjani begitu mengenai hatinya.

"Yah, sama ibuk dulu baru sama suami. Emang yang ngelahirin Daisy, suami Daisy apa" Daisy semakin merasa gerah dirumahnya sendiri.

Anjani senang sekali melihat putrinya bersungut-sungut karena berhasil ia goda. 

Daisy tak boleh terus terusan cemberut. Ingat Daisy, ada supir ibu Olivia. Kamu harus menjaga image.

Daisy langsung saja membuka pintu mobil bagian depan.

"Saya duduk depan gak pa pa ya pak, biar bapak gak keliatan kayak supir hehe" Daisy berceloteh sambil memasang sabuk pengaman di badannya.

"Gak pa pa. Udah siap?" balasan tersebut cukup membuat Daisy terkesiap.

Suara itu?

Daisy langsung membalikkan tubuhnya perlahan, harus membuktikan kepada dirinya sendiri bahwa ia salah dengar.

Daisy melihatnya, senyum merekah tanpa dosa sedang menyapanya.

"Halo, selamat pagi. Kita berangkat ya, takut telat" begitu Royan memundurkan mobilnya.

Love and ObviousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang