35. SALAH PAHAM

115K 11.6K 1.3K
                                    

35. SALAH PAHAM

“Terkadang salah paham akan datang. Hadirnya kesalah pahaman hanya untuk menguji kepercayaan dalam suatu hubungan.”—VannesaRahma.

“NIEL, kemarin lo anter Sastra pulang selamat sampe rumah?” tanya Aksa pada Daniel yang sedang bermain game online di ponselnya.

“Hah? Lu kan pacarnya. Kenapa malah tanya ke gue?” heran Daniel kedua tangan cowok itu sibuk bermain game. Sambil sesekali mengumpat tidak jelas.

Aksa yang tadinya rileks kini berubah serius. “Sastra gak ke markas kemarin?”

“Setau gue sih enggak,” jawab Bams ketika masuk ke dalam kelas sambil memikul tas sekolahnya di pundak kanan.

“Bukannya lo yang biasa anter jemput Sastra?” tanya Raka sambil membaca buku matematikanya. Sesekali tangan cowok itu menulis rumus di buku catatannya. Raka adalah anak yang sangat rajin. Ketika di waktu luang cowok itu lebih memilih belajar materi-materi mata pelajaran. Ketimbang bermain game atau mengobrol hal tidak penting dengan temannya. Bagi Raka waktu adalah segalanya.

“Kemarin gue gak bisa anter Sastra pulang,” tutur Aksa.

“Kenapa? Lo kemarin juga gak ke markas. Padahal ada anak-anak DRAX87,” ucap Daniel.

“Gue anter Tiara pulang,” ujar Aksa membuat teman-temannya keheranan. Bagaimana tidak? Aksa biasanya tidak mau berurusan dengan perempuan selain Sastra.

“Terus Sastra?” tanya Alle mengucek matanya seperti orang baru bangun tidur.

Memang Alle baru saja tidur. Sesampai di kelas Alle langsung tidur di bangku sambil menggunakan tas sekolahnya sebagai bantalan. Semalaman Alle di markas begadang bersama teman-temannya.

“Gue suruh Sastra ke markas. Gue nyuruh dia buat minta Daniel anterin dia pulang,” kata Aksa bercerita.

“Tumben banget lo mau anter cewek lain pulang?” heran Bams.

“Gue gak sengaja bikin kaki Tiara lecet. Mau gak mau gue harus tanggung jawab,” ucap Aksa.

Aksa memikirkan dengan siapa Sastra kemarin pulang? Apa naik angkutan umum? Tapi setau Aksa di jam-jam sore angkutan umum tidak lewat jalanan depan sekolah. Lantas dengan siapa Sastra pulang?

“Yang lo lakuin itu salah,” tutur Raka datar. “Tanpa sengaja lo malah bikin Sastra sakit hati. Cewek mana yang tahan liat pacarnya boncengan sama cewek lain?” ujarnya.

Semua di buat tercengang mendengar kata-kata Raka. Pasalnya Raka seperti orang yang tidak tahu menahu tentang masalah pacaran atau cewek. Sekali bicara bijak tentang pacaran. Teman-temannya langsung keheranan.

“Waktu gue tanya Sastra, dia gak masalah gue anter Tiara pulang,” ujar Aksa.

“Di mulut gak masalah. Di hati masalah,” ucap Raka menatap Aksa tanpa ekspresi.

“Wah belajar dari mana lo Rak? Pasti dari Daniel nih!” ujar Alle pada Raka. Merasa namanya di sebut Daniel menoleh pada Alle.

“Perasaan gue nggak pernah ngasih ilmu gitu ke Raka,” heran Daniel berusaha mengingat-ngingat kapan ia mengajarkan Raka tentang pacaran.

“Mending sekarang lo datengin Sastra. Minta maaf sama dia. Selesain masalah lo berdua,” ujar Bams pada Aksa.

“Gue dapet info kalau Tiara dulunya di SMA Kutai primadona paling cantik di sana,” kata Daniel memberitahu teman-temannya.

“Gercep bener lo dapet info tentang Tiara. Dasar buaya,” cibir Bams menoyor kepala Daniel.

“Primadona bisa jadi ada hubungannya sama Davin,” ucap Raka.

AKSARA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang