Bodoh

2.2K 417 106
                                    

Yujin mempunyai 2 mata pelajaran hari ini yang harus ia selesaikan. Dia baru menyelesaikkan satu, dan sekarang tengah beristirahat di bangku taman.

Saat keluar dari ruang TU, yujin tak melihat ada chaewon. Mungkin dia lagi di mobil karna bosan. Jadinya yujin duduk sendirian di bangku taman yang pernah ia duduki bersama minju.

Bangku taman itu menjadi saksi kemesraan yang pernah mereka lakukkan saat pacaran. Yujin menutup mata, menghirup nafas dalam, mencoba menetralisir hati yang kembali sesak.

Seseorang menempelkan kaleng minuman di pipi yujin, membuatnya sedikit kaget.

"Aku cari kamu tadi" ucap chaewon yang datang dengan minumannya.

"Oh kirain kamu pulang" kata yujin mengambil minuman itu.

"Gimana ujiannya?"

"Ya semoga aja bagus"

"Kenapa kamu di skors?" Tanya chaewon.

"Hmm, kenapa yaa" ucap yujin menggantung.

"Jangan bandel"

"Kamu ga suka cowo bandel?" Tanya yujin.

"Kalo dia bandel, aku buat ga bandel lagi" kata chaewon.

"Gimana caranya?"

"Emm, mengancam meninggalkannya mungkin" kata chaewon tampak berfikir.

Yujin tersenyum miring mendengar kata meninggalkannya. Iya, dia udah di tinggalkan tapi dengan alasan yang tidak jelas.

"Yujin" panggil chaewon.

"Hm?"

"Kamu punya banyak temen cewe?"

Yujin melihat ke arah chaewon karna heran dengan pertanyaan chaewon.

"Emm, Gak banyak. Cuma ada 3" jawab yujin tersenyum tipis mengingat siapa 3 cewe yang ia anggap teman itu.

"Itu pasti temen deket. Kalo misalnya yang... deketin kamu gitu?" Tanya chaewon agak sedikit ragu.

"Deketin aku? Hmm, kayaknya ngga ada. Karna dulu aku punya pawang hehe" kata yujin.

"Pawang?" 

"Ah, aku masih ada 1 mapel lagi. Makasih minumannya. Tungguin aku ya" kata yujin tersenyum lalu berjalan meninggalkan chaewon.

Chaewon melihat setiap langkah yang yujin lakukkan. Chaewon merasa mungkin dia harus masuk ke dalam hidup yujin agar mengenal orang orang terdekat yujin.

.
.
.
.

Setelah ujian, chaewon kembali mengantar yujin pulang ke rumah. Di perjalanan tak terlalu banyak yang mereka bicarakan. Karna yujin lebih memilih riuhnya jalanan dari pada berbicara.

Jam menunjukkan pukul 7 malam, yujin memikirkan sesuatu. Ia butuh sedikit oksigen untuk menyambung hidup.

Dia berlari pelan menuju depan rumahnya. Memanggil seseorang, siapa lagi kalau bukan yuri.

"Yuriii.... yuriii......" teriak yujin.

"Udah malam gilak! Mau ngajak main lo?!" Kata yuri nggas tapi tetap membuka gerbang rumahnya untuk yujin.

"Ikut gue" yujin langsung menggenggam pergelangan tangan yuri.

"Woi gila lo! Mau nyulik gue?!" Ucap yuri menahan tarikan yujin.

"Ikut aja elaah!"

"Ntar banyak yang ngship kita. Gamau ah!"

"Bego! Ntar gue kasi bebek panggang 2 kilo" kata yujin.

"Lets go!" Jawab yuri tanpa perlu di tarik.

Yuri masuk ke dalam mobil yujin. Ia tak tahu mau di bawa kemana, yang penting pulang dari sini ia akan berpesta bebek panggang.

Yuri melihat dashboard mobil yujin yang masih ada gantungan kodok dari minju untuknya. Lalu melihat di spedometer yujin, foto minju berukuran kecil terpampang disana.

.
.
.
.

Yujin memarkirkan mobilnya di pinggir jalan yang sepi. Ia keluar dari mobil lalu duduk di kap depan mobilnya.

Yuri yang heran pun ikut keluar dan melihat arah pandang yujin. Rumah minju ternyata.

Yuri ikut duduk di sebelah yujin. Ikut memandang arah rumah minju. Kamar minju terletak di lantai 2, yang sekarang kamarnya tengah terang, tanda bahwa dia ada dirumah dan belum tidur.

Yuri diam, tak ingin mengintrupsi. Membiarkan yujin memandangi siluet tubuh minju disana.

"Siluetnya aja cantik ya" ucap yujin.

"Lo gamau ketemu orangnya?" Tanya yuri.

"Katanya gue ga boleh dateng kerumah dia lagi"

"Kalo lo ga dateng malah keliatan lo yang ga berjuang nyet!" Ucap yuri.

"Gue gamau buat dia kesal dengan liat muka gue"

"Bodoh! Dengan cara lo ikut menjauh itu malah bikin minju makin yakin dengan pilihannya!"

"Terus gue harus apa? Gue ngetok pintu rumahnya terus gue di usir gitu?" Tanya yujin.

"Kalo lo ga coba ya ga akan tau!"

Yujin diam tak menjawab.

"Setidaknya lo usaha nyet. Tunjukin kalo lo bener bener gamau pisah" kata yuri menasehati.

Lagi lagi yujin diam beberapa saat. Lalu tiba tiba berdiri.

"Mujaer,"


"Lo ada benernya. Gue bakal ngetok pintu rumah minju sekarang."














-------



PRÈCIOUS [S3] || Jinjoo / ChaejinWhere stories live. Discover now