5. Kawin Kawin Kawin

Start from the beginning
                                    

"Tapi..om.."

"Hamam udah nunggu di mobil loh"

Milena pun menghembuskan nafas berat ketika dirinya ikut bersama mertuanya itu. Ibu,Ayah Milenia hanya bisa melambaikan tangan sembari perasaan was was yang tidak percaya anak perempuannya itu akan jadi 'istri' yang baik

Milena masih mengenakan gaun putih tanpa lengan dan panjang yang menyapu lantai,terlihat sekali ia kesulitan untuk berjalan karna gaunnya itu. Sesekali ia menginjak gaunnya sendiri dan menyebabkan dirinya hampir jatuh,untung Milena bisa menyeimbangkan dirinya. Heels yang ia pakai sudah dilepas. Beberapa pelayan atau pekerja di rumah Hamam sebelumnya memang sudah ingin membantu tetap ditolak oleh Milena dengan alasan 'ah ini mah sama lena juga bisa',padahalmah terlihat sekali dirinya sangat risih memakai ini itu ala pengantin wanita

"Non,biar bibi yang pegang buntut baju nya ya non?nanti bibi takut dimarahin sama den Hamam"

"Oalah gapapa toh bi Milena bisa ko,liat nih bi Lena juga bisa lari loh. Ya kan bi?"
Milena memeragakan lari dengan nafas yang tidak teratur

"Oiya bi,kalo dimarahin sama tu cowo bilang aja ke Lena ya bi gausah malu malu bi. Bibi kan sekarang udah jadi keluarga Milena juga hehe"
Milena melebarkan senyum giginya itu

Pekerja di rumah Hamam pun sedikit tertawa karna omongan Milena. Mereka takut kejadian Hamam yang suka melampiaskan ke barang saat marah akan terkena pada Milena

Saat di lift menuju lobi untuk pulang,Milena sedikit berbincang bincang pada pekerja rumah Milena yang saat itu mengantarnya ke bawah sebanyak 4 orang

"Bi,emang Hamam kalo dirumah ngapain aja si?"

"Bibi mah kasian non, den Hamam semenjak ibunya meninggal sering marah marah yang lampiasin ke barang barang"
Kata Bi Iteung

"Iya non,kemaren aja pas apa toh ya itu formulir osis kaya nya minta tangan ke bibi"
Sambung Bi Imah

"Ya pokonya kasian den,tapi kita bersyukur ada non Milena akhrinya. den Hamam gaakan sendiri dan gaakan marah marah lagi non"
Balas Bi Siti lagi

"Ah bibi bisa aja"
Milena tersipuh Malu

"Oiya non,bibi saranin kalo den Hamam marah non Milena jangan deket deket ya sama den Hamam. Emmm bibi takut non kenapa napa"
Bi Eneng sedikit takut mengungkapkannya

"Loh bi em--"
Ucapan Milena terpotong saat Lift yang mereka naiki sampai pada lobi,tempat tujuan mereka

"Ayo non ke mobil didepan,bibi bantu"

Milena masih penasaran dengan ucapan para pekerja dirumah Hamam itu,kenapa perasaannya tidak enak gini ya?

Milena pun dibantu masuk kedalam mobil sport mewah berwarna hitam pekat yang berkilat itu,sedikit susah ketika dirinya masuk ke mobil 2 pintu dengan gaun yang memiliki buntut panjang. Tapi berkat bantuan beberapa yang menemaninya akhirnya ia bisa masuk ke mobil dengan nyaman

Hamam sedari tadi hanya melihat betapa ribetnya gaun yang Milena kenakan,ia tidak membantu karna sudah ada sekitar 5 orang yang membantu Milena disitu,Hamam pun hanya bisa memainkan ponselnya di kursi pengemudi sembari menunggu Milena selesai

15 menit...

"Hah akhirnya selesai juga,udah ya bi Lena berangkat dulu! Dadah bibii!!"
Kata Milena di balik kaca mobil hitam pekat itu yang dibuka dan melambaikan tangan ke beberapa pekerja rumah Hamam

Para pekerja yang saat itu masih bekerja untuk membersihkan gedung juga membalas dadahan Milena dengan senyum ramah

Hamam pun mengemudikan mobilnya dengan kecepatan rata rata karna jalanan yang macet diibu kota ini

"Mau balik kemana?"

"Ke panti asuhan. Yalagian lo nanya sih"

Hamam pun tidak membalas lagi omongan dari Milena ia tetap fokus mengemudikan mobilnya di jalanan ibu kota yang saat itu sedang padat karna sedang hari weekend. Sesekali ia melihat ponsel nya ketika lampu merah tiba,isi hp nya pun masih sama hanya ada banyak ucapan dari geng dan beberapa kerabat yang diundang sayangnya,karna Hamam merasa itu tidak penting ia hanya membiarkan pesan itu

Meskipun Jakarta saat siang hari sedang puncak puncak panasnya,tapi saat itu Milena kedinginan. Mungkin karna gedung tadi yang berac ditambah dengan mobil Hamam yang dingin nya mencapai suasana kutub utara. Milena hanya bisa memegang bahu yang kedinginan dan leher yang ia terus pegang. Hamam pun mulai risih karna perbuatan Milena yang sudang berlangsung 10 menit itu

"Kedinginan lo?"

"Kebekuan malah"

"Ck. Kasian lo"

"Ya lagian udah tau dingin malah nanya,gua gampol lo lama lama"

Hamam pun mulai membuka jas berwarna abu yang ia pakai. Dan memakaikannya pada wanita yang sekarang menyandang status menjadi nyonya Hamam

"Udah gausa banyak omong. Pake aja lo,kenapa sih lo kaga bilang kalo lo itu cuma pengen nyium wangi gue yang ada dijas itu hahaha"

Seketika Milena melotot

"Heh sembarangan ya lo! Wangi lo kan banyak di kali ciliwung,ngapain gue cari"

"Ah gue tau lo gengsi buat ngomong ck"

"KAGA HAMAM!"
Milena mencubit bagian bagian diperut Hamam yang saat itu masih mengemudi. Hamam yang saat itu merasakan geli pun tertawa dan membuatnya gagal fokus mengemudi

"Udah ah lagi nyetir juga gue. Lo mau nabrak?"

"Ya kalo nabrak gapapa,asal ga sama lo. Ntar kuburan nya satu liang sama lo iw"

 Ntar kuburan nya satu liang sama lo iw"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Who?✔Where stories live. Discover now