32 - PART 2 [END]

40 2 0
                                    

Seol Ah telah berada di halaman belakang rumahnya, di dekat gundukan besar dan kecil yang adalah makam kelima L. Dia menengadah ke langit mencari benda yang dilihatnya melalui teropong bintang tadi. Jin Hee-ya? Kaukah itu? batinnya, berdebar.

‘Jung Seol Ah?’

Seol Ah mendengar sesuatu bergema di kepalanya. Dia takjub sekali.

‘Jung Seol Ah? Kau bisa mendengarku? Jawab aku kalau kau bisa mendengarku. Jung Seol Ah?’

Itu Jin Hee! Itu adalah telepati dari Jin Hee! Ah, sudah lama sekali Seol Ah tidak melakukan hal semacam ini. Seol Ah amat senang.

‘Jin Hee-ya? Kau di sini?’ Seol Ah terus mencari.

‘Ya!’ Jin Hee terdengar antusias, ‘Tapi—suaramu agak berbeda. Ah, sudahlah. Bisakah kau memberi tahuku keberadaan tepatmu? Ini berbeda sekali dari yang kubayangkan.’

‘Ya, tentu saja.’

Lalu suatu padang rumput menjelajah dari benak Seol Ah ke benak Jin Hee. Seol Ah mengirim bunga-bunga kuning kecil, bebatuan ramah, dan gerombolan domba yang lucu, lalu sebuah halaman dengan pagar setinggi betis dan rangkaian rumah kayu di dalamnya. Itu adalah rumah lama Seol Ah yang telah direnovasi menjadi sangat baru.

Dan begitu Seol Ah membuka mata, “Jin Hee? Kau—Jin Hee?” dia tak percaya pada penglihatannya. Seorang gadis muda berambut pirang dan bermata biru dengan tubuh lebih tinggi darinya telah berdiri di hadapannya.

Jin Hee berseri-seri. “Jung Seol Ah? Kau menua!” serunya, bangga ternyata Seol Ah tidak memiliki DNA alien yang kuat seperti dirinya. Dia benar-benar bukan meledek.

Seol Ah sangat tahu itu. “Ya, dan kau—meninggi?” Seol Ah lupa-lupa ingat tentang bagaimana tinggi Jin Hee 40 tahun yang lalu.

Jin Hee angkat bahu. Senyumnya lebih lebar dari yang sebelumnya.

Mereka terdiam untuk sejenak, lalu tiba-tiba Seol Ah berair mata. “Kenapa kau baru datang sekarang? Kupikir kau tidak selamat. Kau tahu betapa cemasnya aku? Terutama Joon, dia—”

“Aku datang secepat yang aku bisa. Maaf. Jangan menangis.” Jin Hee sungguh menyesali keterlambatannya yang amat sangat ini.

“Kau baik-baik saja?” Itulah yang sangat ingin Seol Ah ketahui selama ini.

Jin Hee mengangguk mantap. “Seperti yang kau lihat,” dan dia memamerkan dirinya yang nampak sangat sehat.

Seol Ah mendesah lega. “Syukurlah kalau begitu,” katanya.

“Kau—usiamu berapa?” Jin Hee sangat berhati-hati. Dia tak bisa memperkirakan usia Seol Ah sekarang dan tak tahu berapa lama sebenarnya dia telah meninggalkan Bumi ini. Dalam sebagian besar waktunya di bintang sana dia hanya terbaring sakit.

“Kenapa? Mau pamer tentang awet muda ya?” Seol Ah masih kesal atas keterlambatan Jin Hee.

“Bukan begitu.”

“Enam puluh tiga. Usiaku sekarang 63, puas?”

Jin Hee hanya tersipu mendengar itu.

“Eomma, kenapa lama sekali?” suara Byeol terdengar oleh mereka padahal Byeol belum keluar dari pintu belakang yang jaraknya hampir lima meter dari tempat mereka berdiri ini. Dia diutus ayahnya untuk mencari Seol Ah karena sepertinya hujan meteor akan segera dimulai.

“Eomma? Kau—seorang ibu sekarang?” Jin Hee tak percaya itu.

Seol Ah menyipit, “Menurutmu? Aku akan mati begitu saja, hah?” dan sesaat kemudian Seol Ah teringat sesuatu yang mungkin akan membuat Jin Hee sedih.

LOVE IN THE EARTHWhere stories live. Discover now