______________________________
“Pertama bertemu mungkin bisa di sebut kebetulan. Tapi kalau dua kali bertemu. Apa bisa aku sebut takdir yang di sengaja?”
______________________________
2. BERTEMU DENGANMU LAGI
“AKSARA DENTA KARANVA!!!” teriak Bu Ningsih dari ujung koridor sekolah. Wanita bertubuh jam pasir—eh ralat. Wanita bertubuh gemuk dengan rambut di sanggul dan konde seperti keturunan ningrat itu berjalan menuju Aksa.
“Apa sih Bu? Saya nggak budek Bu. Gak usah pake teriak-teriak,” ujar Aksa ketika Bu Ningsih ada di depannya.
“Berani kamu ngomong gitu ke saya?!” tanya Bu Ningsih melotot.
“Saya kan cuma ngomongin Ibu. Kalau gendang telinga saya sampe pecah. Emang Ibu mau tanggung jawab?” tanya Aksa membuat Bu Ningsih langsung takut.
“Ngapain kamu keluyuran di koridor?! Bukannya masuk kelas belajar,” tanya Bu Ningsih.
“Lah Ibu ngapain juga keluyuran di sini? Bukannya ngajar di kelas. Malah keluyuran,” balas Aksa dengan berani.
“Malah ngelawan saya?!” Bu Ningsih berkacak pinggang.
“Saya kan cuma ngomong apa adanya. Kenapa Ibu sensi gitu. Kayak cewek aja,” ujar Aksa kesal.
“Saya emang cewek! Kamu kira saya siapa?! Genderuwo?!” tanya Bu Ningsih.
“Saya nggak bilang Ibu genderuwo. Ibu yang ngaku sendiri,” ujar Aksa membuat Bu Ningsih makin naik pitam.
“Sekarang kamu ke ruang BK! Biar Pak Darno yang hukum kamu! Capek saya ngurus kamu,” tegas Bu Ningsih.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA (TAMAT)
Teen Fiction"Cinta itu racun tanpa obat penawar."-Aksara Denta Karanva. "Cinta itu anugrah dari Tuhan untuk kita rasakan kehadirannya di dalam hati."-Sastra Rahmasya. Bercerita tentang Aksara Denta Karanva. Murid tampan dari SMA Kalingga yang memiliki sifat gal...