Bab 36

37.1K 2K 104
                                    

Waktu sudah menunjukkan hampir tengah malam ketika Jefferson kembali ke apartemennya. Rambut kusut dan acak-acakan sepertinya bukan sesuatu yang mengganggunya. Bahkan dia sendiri juga sudah lupa kapan terakhir kali tidur dengan nyenyak.

Ah, semua gara-gara Elena. Wanita itu berperan besar mengubah seluruh kehidupan normal yang telah Jeff jalani selama ini.

Laki-laki itu kemudian duduk di sofa ruang tamu setelah mengambil satu botol wiskey dan sebuah gelas. Ya, dia akan minum malam dan mabuk untuk melupakan semua masalahnya.

Apalagi setelah mendengar perkataan Marylin tadi siang di kantornya, Jeff benar-benar marah. Dia langsung menghubungi orang kepercayaannya untuk mencari tahu gerak-gerak Marylin. Wanita itu pasti tahu sesuatu tentang Elena.

Jeff meneguk gelas pertama minuman tersebut dengan kasar. Bahkan dia melakukan itu berulang kali. Hingga cairan pahit dan panas itu seperti membakar tenggorokannya. Namun, sepertinya dia sudah tidak peduli lagi.

Jefferson berhenti sejenak, memutar otaknya untuk berpikir. Mengaitkan setiap kejadian yang akhir-akhir ini terjadi dalam hidupnya.

Elena.

Scotter.

Marilyn.

Tiga nama yang sering sekali muncul dalam ingatannya.

Sialan.

Jeff melempar gelas wiskey tersebut ke tembok hingga hancur berkeping-keping. Dia sekarang tahu akar dari permasalahan ini.

Bajingan. Aku tidak akan membiarkan kau menyentuh wanita itu dan juga anakku.

****

Pagi-pagi sekali Jeff sudah menyetir seperti orang gila menuju ke salah rumah milik Scotter. Setelah tadi malam dia mendapatkan informasi tentang gerak-gerik Scotter dan Marilyn yang mencurigakan.

Bajingan itu pasti sudah menyembunyikan Elena di rumah itu. Salah satu rumah di pinggiran kota New York. Jeff yakin sekali karena dari informasi yang dia dapat, baik Marylin dan Scotter sering mengunjungi rumah tersebut akhir-akhir ini.

Brengsek.

Jeff memukul stir dengan emosi yang sudah meluap. Laki-laki bajingan itu sudah benar-benar membuatnya marah.

Scotter Bradley, kau harus membayar semuanya, dulu dan sekarang.

Tak berapa lama Jeff telah sampai di depan sebuah rumah sederhana bergaya kuno. Rumah tersebut cukup terpencil dengan masuk ke dalam hutan. Tidak ada bangunan lainnya selain rumah tersebut. Jeff yakin bahwa ini adalah rumah yang dimaksud.

Dia segera turun dari mobilnya dan berjalan menuju ke arah pintu kayu. Suasana rumah tersebut cukup sepi, tidak ada tanda-tanda ada seseorang yang tinggal di sana.

Jeff mengetuk pintu beberapa kali, tapi tidak ada balasan. Namun, dia semakin dibuat penasaran. Tangannya kemudian memutuskan untuk memutar knop pintu tersebut dan anehnya tidak terkunci. Laki-laki itu kemudian masuk ke dalam dengan perlahan-lahan. Dia melihat sekeliling ruangan tampak bersih walaupun sedikit lembab.

Kakinya menyusuri rumah tersebut lebih dalam lagi. Hingga dia menemukan sebuah kamar dengan pintu yang ditutup. Dengan penasaran dia memutar knop pintu dan alhasil terkunci. Tentu saja itu membuat Jeff merasa aneh. Pintu depan rumah itu tidak terkunci, tapi kenapa kamar ini terkunci.

Setelah beberapa saat berpikir, dia akhirnya memutuskan untuk mendobrak pintu tersebut beberapa kali hingga akhirnya terbuka.

Kamar tersebut cukup gelap dan lebih lembab daripada ruangan lainnya. Perlahan dia masuk sambil tangannya meraba-raba saklar lampu. Hingga saat lampu menyala, dia terkejut dengan melihat tubuh wanita yang tergeletak di atas ranjang dengan perut yang membesar.

Baby, Pull Me Closer- E-BOOK DI PSWhere stories live. Discover now