Bab 14

40.2K 2K 19
                                    

Jeff menggebrak meja dengan keras sehingga beberapa benda jatuh di atas lantai. Mata birunya mengisyaratkan sebuah kemarahan yang memuncak. Otaknya sudah tidak bisa berpikir dengan jernih. Dadanya terasa memanas. Rahangnya mengeras. Kedua tangannya mengepal.

Sialan.

Laki-laki itu sudah merusak proyek kerja samanya. Proyek yang seharusnya sangat menguntungkan baginya dan juga perusahaan tapi malah lenyap begitu saja. Beberapa bulan yang lalu dia sudah mempersiapkan semuanya demi kelancaran proyek tersebut. Namun, apa yang terjadi, laki-laki brengsek itu menghancurkan segala sesuatunya hanya dalam hitungan menit. Dia telah kehilangan proyek bernilai jutaan dollar.

Jeff mengumpat berulang kali. Menyumpah serapah pada laki-laki itu. Siapa lagi kalau bukan sepupunya, Scotter Bradley. Bajingan yang tidak pernah becus mengurus pekerjaannya. Harusnya dari awal Jeff tidak pernah mempercayakan proyek tersebut kepada bajingan itu. Namun, semua sudah terjadi. Dia harus membuat perhitungan dengan Scott dan sampai saat ini Jeff belum mendapatkan kabar tentang laki-laki itu.

Sialan.

"Hubungi Scott sekarang juga!" perintah Jeff di saluran telepon.

Jeff mengatur napas sebentar untuk mengatur suasana hatinya yang sedang kacau. Dia harus bisa tenang untuk saat ini. Kerja sama yang telah dia buat telah gagal. Namun, dia tidak akan melepaskan orang yang telah menggagalkan rencananya ini. Jeff bersumpah jika laki-laki itu harus membayar semuanya.

Buah jatuh memang tidak jauh dari pohonnya. Scott tidak berbeda dengan William Bradley. Like father like son.

William tidak pernah serius dalam pekerjaannya. Beberapa kali tua bangka itu menghancurkan kerja sama perusahaan dan membuat kerugian yang sangat besar. Di dalam pikiran laki-laki tua itu hanya ada wanita dan minuman. Bahkan sering kali dia tidak datang bekerja hanya karena wanita simpanannya. Menjijikkan.

Jefferson memang belum menjadi pewaris Blue Sky Hotels Groups waktu itu. Namun, dari cerita sang kakek dia tahu bagaimana kelakuan bejat sang paman dan mungkin kelakuan itu juga menurun pada Scott. Jeff bisa yakin seratus persen jika saat ini Scott sedang bersama wanita simpanannya.

Laki-laki itu semakin menggeram ketika tidak mendapatkan kabar tentang bajingan itu. Sudah satu jam setelah proyek kerja sama tersebut dibatalkan dan Scott belum menampakkan batang hidungnya sama sekali. Jeff mendengkus. Rasa sabarnya sudah hilang sejak tadi. Dia harus segera menyuruh orang untuk mencari keberadaan Scott, kalau perlu menyeretnya sekarang juga.

****

Dua orang laki-laki berpakaian hitam menghadang Scott saat dia hendak keluar dari restoran tempat di mana seharusnya kerja sama tersebut berlangsung. Dia tahu kalau ini akan segera terjadi. Tentu saja pewaris perusahaan itu yang juga sepupunya tidak akan membiarkan dia lepas begitu saja. Maka dari itu dia memerintahkan dua orang pengawalnya untuk mencari keberadaannya.

Scott tidak melawan sama sekali. Karena percuma saja dia tidak akan menang melawan pengawal Jeff. Dia hanya patuh ketika disuruh masuk ke dalam mobil yang pasti akan membawanya ke depan Jefferson Campbell.

Mata biru Jeff menggelap seketika saat melihat Scott memasuki ruangannya. Rahangnya mengatup. Tatapannya dingin dan tajam.

Scott berjalan santai ke arah meja Jeff. Dia hanya diam dan duduk di salah satu kursi. Ada perasaan menyesal dan sedikit bersalah dalam hatinya. Laki-laki bermata cokelat tersebut bukan sengaja melakukannya.

Jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi ketika dia terbangun dari mimpi indahnya semalam. Sialnya lagi, dia ada pertemuan bisnis tepat di waktu tersebut. Ya, dia terlambat setengah jam kemudian dan sudah mendapati ruangan tempat kerja sama itu berlangsung telah kosong.

Baby, Pull Me Closer- E-BOOK DI PSWhere stories live. Discover now