Bab 18

37.3K 1.8K 13
                                    

Pengunjung restoran hari ini cukup banyak. Mungkin karena musim dingin, jadi banyak di antara mereka mampir hanya sekadar minum anggur untuk menghangatkan badan. Mungkin juga karena ini sudah memasuki akhir tahun. Jadi banyak orang lebih banyak menghabiskan waktunya bersama keluarga atau teman-teman.

Oleh karena itu hari ini Elena harus bekerja sedikit lebih keras dan juga lembur.

"Apa kau lelah?" tanya Robert, setelah mereka akhirnya punya sedikit waktu luang.

"Sedikit," balas Elena tersenyum singkat.

Hubungan mereka cukup baik. Kejadian pada saat malam Natal tidak terlalu berpengaruh. Sikap Robert yang biasa saja membuat Elena tidak merasa canggung. Mungkin karena Elena juga tidak memendam perasaan apa-apa kecuali sekadar teman.

"Kau bisa pulang duluan kalau begitu."

Elena menggeleng. Walaupun jam kerjanya sudah selesai sejak dua jam yang lalu, tapi melihat keadaan restoran saat ini, dia merasa perlu membantu sebentar lagi.

"Emm... mungkin sebentar lagi."

"Kau tidak perlu terlalu bekerja keras. Ini sudah cukup banyak membantu," ucap Robert.

Elena merasa tidak enak. Walaupun Robert adalah anak dari bosnya. Dia merasa Robert terlalu baik padanya.

"Tenang saja. Chaterine akan tetap memberikan uang lembur padamu," ucapnya lagi sambil terkekeh.

Laki-laki ini selalu saja bisa membuatnya tersenyum. Sikap dan perilakunya kadang sedikit konyol. Namun, Elena menyukainya. Dia tidak pernah menyangka akan mempunyai teman seperti Robert.

Saat mereka asik mengobrol, pintu utama restoran terbuka. Sontak keduanya melihat ke arah tersebut. Namun, tiba-tiba ekspresi Elena berubah seketika itu juga. Robert yang berada di sampingnya tidak menyadari perubahan wajah Elena.

"Selamat datang," sapa Robert ramah ketika seorang laki-laki mendekati meja bar mereka.

Laki-laki itu mengambil tempat duduk tepat di depan meja bar menghadap langsung ke arah Elena. Sikapnya dingin dan terlihat sedikit angkuh.

"Ingin memesan sesuatu?" tanya Robert kemudian.

"Berikan anggur yang terbaik," jawab laki-laki tersebut.

"Baiklah."

Sebentar kemudian Robert telah masuk ke dalam untuk mengambil anggur. Sedangkan Elena masih membeku di tempatnya. Entah magnet apa yang membuatnya tidak dapat bergerak. Saat ini dia benar-benar sangat terkejut.

"Ternyata kau bekerja di sini?"

Mata Elena masih menatap laki-laki di hadapannya. Tiba-tiba atmosfer di tempat itu menjadi lebih dingin. Laki-laki itu hanya duduk dan menatapnya, tapi seperti sedang mengintimidasi.

Laki-laki itu menyeringai karena tidak mendapatkan jawaban atas pertanyaannya.

"Kau sungguh pandai bersembunyi."

Elena menghela napas. Dia berusaha menutupi keterkejutannya saat ini. Ini benar-benar terasa de ja vu. Bagaimana bisa laki-laki itu tahu tempat kerjanya. Apakah mungkin?

Tidak - tidak.

Tidak mungkin laki-laki mencarinya, bukan?

Mustahil.

Bahkan dia telah berpikir bahwa laki-laki itu sudah melupakannya setelah kejadian beberapa bulan yang lalu. Jadi, tidak mungkin sekarang dia datang untuk mencarinya bukan?

Elena mencibir pemikiran konyolnya
Untuk apa dia mencari gadis bodoh seperti dirinya. Cukup. Dia harus bisa mengendalikan diri untuk saat ini.

Baby, Pull Me Closer- E-BOOK DI PSWhere stories live. Discover now