Bab 19

40.2K 2.1K 55
                                    

Malam semakin larut ketika Elena membuka mata. Mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan pandangannya. Kepalanya terasa pusing dan tubuhnya sedikit lemah ketika akan bangun. Tiba-tiba saja dia terjaga dan teringat akan kejadian sesaat setelah meninggalkan restoran. Apa yang terjadi? Di mana ini?

Elena langsung mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan tersebut. Tiba-tiba saja ada perasaan takut  hinggap dalam dirinya. Kewaspadaannya langsung bangkit. Detak jantungnya berdetak sedikit lebih cepat.

Matanya masih menatap setiap sudut ruangan. Dia sedang berada di sebuah kamar yang luas dan yang pasti ini bukan kamarnya. Di mana ini sebenarnya?

 Otaknya masih mencoba mengingat kejadian sepulang dari restoran, ketika sebuah mobil hitam berhenti tepat di sampingnya. Lalu, sesaat kemudian seorang dengan jas hitam keluar dan menyekap mulutnya dengan sapu tangan dan menariknya ke dalam mobil. Setelah itu, dia sudah tidak ingat apa-apa lagi.

Dia kemudian meringis ketika merasakan perutnya sedikit nyeri. Bayinya? 

"Kau sudah bangun?" Suara seorang laki-laki membawanya tersadar kemudian. Dia sedikit terkejut dengan kehadiran laki-laki yang baru saja masuk sambil menutup pintu kamar. Refleks Elena langsung memeluk perutnya sebagai bentuk perlindungan pada bayinya. Ada rasa takut, jika laki-laki itu akan menyakiti bayi dalam perutnya.

"Tenang saja.  Aku tidak akan menyakiti bayimu jika kau mau bekerja sama denganku," ucap laki-laki tersebut, kemudian mengambil tempat duduk di sebuah sofa tunggal di dekat jendela yang kordennya masih tertutup.

"Kau?" Elena kehilangan kata-katanya ketika menatap  laki-laki tersebut lebih dekat. Ruangan itu sedikit temaram, hanya cahaya lampu nakas yang menyala. Dia tidak bisa melihat dengan jelas, saat laki-laki itu baru saja masuk. Namun, saat ini dia dapat dengan jelas melihat wajah angkuh dan dingin yang dipancarkan oleh lelaki itu. 

Jefferson Campbell.

Tanpa sadar kedua tangan Elena mencengkeram perutnya lebih erat lagi. Dia tidak tahu apa yang sebenarnya diinginkan laki-laki ini? Namun, dia merasa nyawanya dalam bahaya sekarang.

"Apa yang kau inginkan dariku?" tanya Elena dengan nada tegas, walaupun masih ada rasa takut dalam hatinya.

"Bukankah, sudah kubilang, aku ingin kau bekerja sama denganku," balas Jeff dingin.

Elena semakin tidak mengerti kerja sama apa yang dibicarakan oleh Jeff. Tiba-tiba pikiran aneh muncul dalam benaknya. Tidak mungkin laki-laki itu menginginkan bayinya bukan? Atau mungkin dia ingin membunuh bayinya? Alarm dalam otaknya mulai berbunyi. Tidak . Dia tidak mau.

Dengan gerakan cepat Elena segera bangun dan berlari meninggalkan ranjang, tapi sebuah pelukan di pinggangnya menghentikan aksinya ketika dia sudah hampir sampai di depan pintu.

"Jangan harap kau bisa kabur kali ini. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi." Bisikkan di telinganya membuat Elena merinding dan membeku seketika. Namun, dia masih mencoba berontak dengan sekuat tenaga.

Tubuhnya bergetar karena takut, tapi dia tidak bisa diam saja. Dia harus segera pergi dari tempat ini sebelum terjadi sesuatu yang mungkin lebih mengerikan lagi.

"Kau tidak berpikir untuk menyakiti bayimu sendiri, bukan?" Ucapan itu seketika menghentikan gerakan Elena yang berontak dari pelukan kuat Jeff. 

Bayinya? Ah, dia hampir lupa. Bagaimana dia bisa melupakan bayinya. Gerakan kasarnya tadi mungkin bisa mencelakai banyinya bukan malah melindunginya. Elena akhirnya diam. Dia tidak membuat gerakan lagi saat Jeff melepaskan pelukannya. Tiba-tiba saja tubuh Elena luruh di atas lantai.

Jeff terdiam seketika melihat gadis itu sekali lagi pingsan di hadapannya.

****

Sudah setengah jam Elena pingsan dan belum sadar juga. Jeff duduk dengan tenang di sebuah sofa sambil terus menatap tubuh gadis itu. Baru saja dokter juga telah memeriksanya. Dokter itu mengatakan jika Elena baik-baik saja, hanya sedikit terguncang. Jeff tidak sekejam itu membiarkan Elena pingsan begitu saja. Apalagi wanita itu sedang hamil saat ini. Dia tidak mau membahayakan nyawa keduanya sekaligus.

Baby, Pull Me Closer- E-BOOK DI PSWhere stories live. Discover now