kediaman park

1.5K 172 31
                                    

" jadi pulang kenapa lagi park? "

" apa ada sesuatu yg terjadi?  Apa perutmu bermasalah? "

Tuan park menatap jengah tingkah sang istri yg terlihat sekali khawatir tapi terlihat berlebihan. 

" aku baik baik saja eoma " jinyoung duduk di sofa ruang tamu, sedangkan mark setelah mengantar jinyoung sampai rumah langsung berangkat kekantor karena suatu pekerjaan yg mendadak,  padahal ingin menemani tapi pekerjaan tidak bisa diajak kompromi,

" sekolahmu libur? "

Jinyoung menatap malas sang ayah tahu sekali sang ayah orang macam apa tiada hari untuk berhenti menggodanya dan membuatnya emosi. 

Lantas

Satu map yg tersusun rapi diatas meja jinyoung dorong dihadapan sang ayah

" aku lulus,  nilai diatas rata rata"  nada datar dan terkesan acuh tuan park mendelik terkejut lantas menurut membuka map melihat dengan teliti ucapan sang anak dan setelah itu tersenyum lebar. 

" kau anak ku, pasti bisa "

Jinyoung berdecih,  gestur kesal bahkan rasanya ingin marah teringat sekali ucapan sang ayah kala jinyoung mengatakan tentang kehamilannya. 

"kamu hamil dan kamu belum menikah serta belum lulus,  kamu tidak malu?  Aku yg ayahmu saja malu bagaimana dengan dirimu sendiri  "

Saat itu balasan jinyoung remasan tangan kencang ingin marah tapi tidak bisa

" anak mu lahir dia akan bersamaku menyandang marga ku dan anggap anak ku,  bukan anakmu atau anak mark,  aku yakin anakmu akan kecewa memiliki orang tua tanpa ikatan dan status yg jelas "

Dan karena itulah alasan jinyoung kekeh menikah sampai dia lulus,  membuktikan dengan sang ayah jika dia bisa dan patut di banggakan terlebih dapat nilai tertinggi,  calon anak tentu tidak akan kecewa sang ibu pintar dan sang ayah yg luar biasa hebat,

Jinyoung sengaja tidak memberi tahu mark perihal ucapan sang ayah,  bukan Maksud menjaga perasaan mark agar tidak tersinggung karena jinyoung yakin mark akan menanggapinya positif hanya saja disini jinyoung ingin membuktikan sendiri  Dia bisa dan patut dibanggakan. 

" aku ingin menikah dengan ka mark "

" kau memang harus menikah,  kehamilanmu memasuki bulan ketujuh tidak mungkin perutmu semakin besar dan statusmu tidak jelas " 

Tuan park meminum cangkir kecil berisi teh beraroma melati yg menusuk hidung bahkan jinyoung berkali kali menahan nafas agar tidak tercium,  perut rasanya terasa mual. 

" baguslah,  eoma akan bantu mengurusnya "

" kabari orang tua mark jg ,  karena bagaimanapun mereka harus hadir "

Jinyoung mengangguk,  wajah datar menahan bibir yg ingin sekali ditarik keatas menahan senyum lantaran perasaan bahagia,  keinginan bersatu dalam ikatan suci pernikahan akan terwujud.

Rasanya ingin segera pulang,  menghabur kedalam pelukan sang kekasih dan mengatakan semuanya jika sekarang jinyoung siap berdiri diatas altar bersamanya,  tangan mengelus pelan perut sedikit menonjol yg tertutup jaket kebesaran serta tebal,  bergumam
dalam hati tentang sesuatu yg membahagiakan. 

.
.
.

Mark tersenyum lebar kala memasuki rumah dan dihadapkan pemandangan si manis yg sibuk menata makanan diatas meja makan,  perasaan menghangat dan bahagia,  pemandangan seperti ini akan setiap hari menjadi pemandangan indah yg membuat rasa lelah efek bekerja mendadak hilang

we are markjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang