malas

3K 286 64
                                    

"Kau tidak kuliyah ? Bukannya pagi ini kau ada kelas ?"

Jinyoung menggeleng pelan mendengar pertanyaan mark lebih memilih fokus dengan ponsel yg berada ditangan.

"Kenapa ?"

Bukan jawaban yg Jinyoung berikan malah menyodorkan layar ponsel yg menampilkan sebuah komenan yg diatasnya foto dirinya yg sedang digendong mark.

"Kita menjadi terkenal hanya karena kau yg menggendongku"

Mark mengambil ponsel yg disodorkan Jinyoung, kali ini dia tidak salah itu ponsel miliknya.

"Sudah ku katakan jangan membuka SNS "

Mark menyimpan ponselnya di dalam saku

"Penasaran mau bagaimana lagi"

"Terus kau tidak akan kuliyah "

Jinyoung menggeleng lebih memilih merebahkan tubuh diatas ranjang posisi masih berada dikamar.
"Malas"

"Kau takut mereka mem-bully mu ?"

Jinyoung menggeleng
"Tidak, aku hanya malas "

Mark diam dengan pandangan menatap Jinyoung , tapi Jinyoung malah memejamkan mata pura-pura tertidur agar mark tidak memaksanya untuk kuliyah. Sungguh dia sedang malas, sudah dipastikan dia akan menjadi tontonan jika menginjakan kaki di kampus untuk hari ini karena bagaimanapun dirinya dan mark sedang menjadi tranding topik.

"Jangan memaksa ku kaaa___" bahkan Jinyoung sedikit merengek , hal yg tidak biasa Jinyoung lakukan dia hanya tidak ingin mark terus menatapnya.

Mark membuang nafasnya kasar, memilih mengelus ujung kepala Jinyoung dan Jinyoung sedikit tenang itu artinya mark tidak akan lagi memaksa, tiga tahun pacaran tentu dia sudah sangat hafal dengan tingkah sang kekasih sekalipun dingin sejujurnya mark sangat perhatian.

"Pinjam ponselnya ?"

"Untuk ?"

"Melihat SNS"

"Jangan nanti kau sakit hati "

"Tidak " Jinyoung kembali mendudukkan diri, meminta ponsel yg tadi di ambil mark .

Mark hanya menatapnya, dan seperti yg dikatakan sebelumnya kebiasaan mark jika melarang Hanya akan menatap tanpa mengeluarkan suara sedikitpun, dan Jinyoung sangat hafal berakhir menekuk wajah dan membuang pandangan kearah lain. Percuma komplain jg mark tidak akan mengizinkannya.

"Aku hanya tidak ingin kau sedih "

"Aku tidak ka.. " bahkan dengan cepat Jinyoung menjawab

Mark membuang nafasnya kasar, mengambil ponsel yg berada didalam saku memberikannya kepada Jinyoung yg langsung diambil , respon yg sangat cepat membuat mark menggelengkan kepala.
Jinyoung memang bukan tipe orang yg akan merengek meminta sesuatu yg dia inginkan. hanya saja mark merasa tidak nyaman jika melihat wajah jinyoung yg mencebik. Anggap saja mark lemah dengan wajah memelas Jinyoung.

"Makanya izinkan aku memiliki SNS "

Sontak membuat mark menatap jinyoung tajam, dan reaksi Jinyoung hanya diam dengan pandangan fokus menatap ponsel, tapi dalam hati tetap saja merasa takut, percayalah tatapan mark lebih menakutkan dibandingkan dosen killer sekalipun, tajam dan menusuk dan Jinyoung tidak berani sekalipun hanya menatapnya.

"Jika aku izinkan terus kau akan apa ?"

"Menggunakanya "

"Untuk ?"

"Hiburan semata, menghilangkan Bosan mungkin "

"Pakai saja ponselku , itu cukup"

"Terus Kaka sendiri bagaimana ? "

we are markjinWhere stories live. Discover now