seperti biasa

1.3K 189 29
                                    

" hoh____ pengantin baru,  masuk kerja "

Jaebum tersenyum simpul,  merangkul pundak mark yg tadi jelas menyapa tapi terdengar mengejek.

 

" aku takut kau merindukanku mark"

" maaf,  sayangnya tidak akan "

Jaebum tertawa kencang dibalas dengusan yg mark lakukan,  kelakuan pengantin baru semakin menyebalkan.  contoh calon bapak yg tidak bisa dewasa itu fikiran mark

" kehamilan youngjae memasuki bulan keenam,  ingin honeymoon rasanya sulit "

" wae? "

Barulah mark menjawab dengan santai,  masih berjalan di koridor bahkan memasuki lift untuk sampai diruang kerja mereka yg kebetulan satu divisi dan satu ruangan. 

" dia sulit aku ajak jalan,  katanya lelah,  padahal perut jg masih kecil "

" jangan remehkan orang hamil "

Lirikan malas yg jaebum berikan,  sadar sekali mark menyindirnya. 

" bukan begitu "

" mungkin bawaan bayi "

"molla" dan gedikan bahu yg jaebum berikan.

" karena itu kau masuk kerja? "

Mark meliruk dengan ekor mata  senyuman tipis terukir dibibir lain dengan jaebum yg mendengus bahkan berjalan cepat saat pintu lift terbuka dan sampai di lantai yg mereka tuju.

 

" bersedih lantaran tidak ada honeymoon memilih berangkat bekerja karena tidak ingin kecewa berlarut larut,  kau orang yg hebat bum "

"hebat kepalamu " jawaban sinis,  mark terkekeh,  duduk di kursi kerja miliknya membiarkan jaebum berwajah masam lantaran godaannya, 

" siap menjadi appa bum? "

Jaebum menoleh merubah ekspresi,  menekuk wajah menatap seksama sang sahabat yg sesekali menatapnya dengan senyum tipis mengembang. 

" harus siap,  3 bulan lagi "

Jawaban mark senyuman lebar,  tangan sibuk mulai menyalakan laptop di atas meja beserta membereskan berbagai dokumen

" kamu sendiri? Jangan mengatakan tidak siap,  4 bulan lagi kau akan di panggil daddy"

Mark menoleh menatap jaebum yg menatapnya seolah menunggu jawaban. 

" tidak ada alasan untuk tidak siap di saat kelahiran anak ku semakin dekat "

"good" jaebum mengangkat kedua ibu jari keatas sebuah gestur bangga jg senang atas jawaban mark barusan. 


" tapi jujur,  kadang aku tidak menyangka mark "

Jaebum menumpu dagu diatas meja kerja menatap mark yg kebetulan meja kerja mereka berhadapan hanya saja dihalangi tempat kosong sekedar untuk jalan lewat,  bahkan mereka berbincang dengan beberapa orang satu divisi dengan mereka memasuki ruangan dan duduk di meja kerja masing masing.  tapi toh siapa yg perduli terlanjur biasa

" menjadi ayah jg suami,  kadang berfikir apa aku telah layak menjadi suami ? apa layak di panggil appa? sedangkan kamu tahu sendiri aku belum bisa menjaga diriku sendiri "

Mark menghentikan gerakan tangan,  memilih membenarkan posisi duduk,  mencari posisi ternyaman menatap sang sahabat yg jg menatapnya dengan tatapan yg entah sulit diartikan.

we are markjinWhere stories live. Discover now