[15]

14.3K 2.8K 1.2K
                                    

Lama banget kan? 😌🌚🙂🤪

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lama banget kan? 😌🌚🙂🤪

Dasar!😒

Bentar. Gimanapun caranya harus naikin mood ulang. Isi amunisi. Sempat merenung sana sini. Akhirnya tayangan Mukbang Yeji kembalii.

Coba deh penuhin kolom komen kalo gak percaya aku bakal update lusa atau besok. Asal kalian rajin komen.

Terus masa ya sekarang kalo ngetik streaming jadi inget Itzy-Yeji. Gimana dong :(

Padahal ini dibuat sebelum aku tau ada yeji hahaha. Dan udah gitu kalo ke yeji itzy feelnya juga dapet :)

Atur ajadeh suka-suka kalian visualnya.

***

Aroma pengharum ruangan dan feromon berbaur menyatu. Lantai kayu yang Jungkook tiduri masih lembab karena keringatnya sendiri.

Sementara itu beberapa anggota lain telah meninggalkan studio tari sejak lima belas menit begitu jadwal usai.

Ketika matanya mulai terpejam, seseorang menendang kakinya tanpa perasaan. "Hei, bangun."

Jungkook membuka mata dan melihat Siyeon berkacak pinggang. Matanya menyipit untuk menghalau cahaya lampu: sedikit membantu.

"Bangun, bocah."

"Kenapa?" tanyanya malas-malasan dan menutup matanya kembali.

Sekali lagi, Siyeon menendang paha lelaki itu. "Bangun. Bantu aku ciptakan koreografi baru."

Meski lelaki itu masih abai, Siyeon tetap berjalan ke depan ruangan dan melemaskan persendian. Toh laki-laki itu juga pasti akan mematuhinya.

Sementara itu Jungkook berdecak. Ah, sial.

Berdua di ruangan ini bersama Siyeon kerap menjadi masalah tersendiri bagi kondisi jantungnya. Terpaksa Jungkook menurut. Berjalan mendekat dan meniru hal yang gadis itu lakukan: pemanasan dan beberapa sikap peregangan.

"Bagaimana kuliahmu?" Siyeon merentangkan tangannya lebar-lebar, kemudian mengangkatnya ke atas. Sekilas ia menoleh pada Jungkook.

"Membosankan," jawab Jungkook apa adanya.

Wanita itu tertawa.

Ia terus memperhatikan Jungkook dari kaca di hadapan mereka. "Sudah punya gadis yang kau suka?"

"Belum."

"Cepat carilah. Mungkin dia bisa membantumu lebih bergairah."

Mata Jungkook sontak membelalak dan kepalanya berpaling kilat. "Bergairah untuk apa?"

"Tentu saja, menjalani hidup." Siyeon kembali tertawa. "Pikiranmu mulai belok, Jeon."

Jungkook membisu beberapa saat ketika kata-kata itu diucapkan oleh Siyeon.

StreamingWhere stories live. Discover now