[41]

5.1K 1.3K 880
                                    

Kejadian beberapa jam lalu membuat Jungkook belum bisa menghilangkan seberkas senyum dan semburat rona di sekitar telinganya. Berkesan tapi juga malu.

Tadi karena tak tahan dengan komentar jahat yang terus masuk, akhirnya ia nekat menerjang masuk ke kamar dan menampakkan wajahnya di layar. Sepenuhnya kehilangan sisa pertahan diri. Mengumpat sembarang, tidak punya inti, dan memaki siapa pun yang berani menghina Yeji. Tidak lagi peduli pada apa pun. Tidak dengan Yeji di sampingnya, maupun seluruh orang yang tengah menyaksikan siaran.

"Kau sialan!" Jungkook memberondong
kemarahannya pada satu komentar berjalan yang mengatakan konten Ylien hanya sampah. "Berisik! Mulutmu pasti bau!"

Siaran menjadi kacau total. Yeji mencoba mencegah, berusaha mengakhiri, tapi Jungkook lebih dulu memeluk Yeji erat dari belakang, mencekal lengannya di depan badan supaya gadis itu tidak bisa melakukan apa pun meski Jungkook sadar kalau ia begitu anarki. Kini bukan indentitas asli Yeji yang dielukan penonton, mereka mulai beralih topik pada keduanya. Berberapa lainnya melemparkan guyonan, sisanya memuji Jungkook yang tampan.

"Sialan? Kau yang sialan persis setan." Kalimat kedua yang dilemparkannya seolah baru meludah. "Aku memang tidak beriman, tapi kau sudah pasti calon-calon yang dikutuk Tuhan."

Belum cukup puas, Jungkook terus membalas beragam komentar masuk. "Hey akun onion8876 pasti hidupmu selalu sial, pasti sekarang kau hanya makan ramen di atas kasur! neonna32 Kau pasti si pemalas yang selalu berbaring di kasur dan terus mengumpat sepanjang waktu, kan? Kau perempuan atau laki-laki? Dasar pemalas! Kerja sana!" Jungkook juga tidak segan mengacungkan jari tengah pada komentar keji lainnya. "Hoo! HyunjinKang, kutebak kau belum punya kekasih kan? Otak mesum. Otak dangkal. Otakmu pasti sebesar biji wijen. Jangan repot-repot cari pacar, Tuhan sudah mengutukmu sepanjang hidup karena berkomentar kasar. Amobaxx, namamu buruk sekali kau tahu. Buat username yang lebih bagus sana. Wajahmu pasti sebanding amoba. Memangnya kenapa kalau tahu identitasnya. Asal kalian tahu, bila dilihat langsung Ylien cantik paripurna. Enyah kalian!"

Siaran diakhir tiga menit setelahnya begitu Yeji berhasil menjangkau tombol power di layar. Ia bergegas mematikan CPU dan menonaktifkan mikrofon, kemudian melepas penutup matanya.

"Tidak, jangan bicara padaku, Yeji." Begitulah yang dikatakan pemuda itu setelah mereka ada dalam keheningan panjang. Sudah tiga menit berlalu sejak Jungkook memutar badan membelakanginya. Duduk bersila sembari menyangga dahinya dengan telapak tangan kanan.

Yeji mencoba menekan ujung jarinya ke pundak lelaki itu. "Hey, Jungkook."

"Jangan bicara dulu, Yeji. Aku malu."

"Iya, aku mengerti. Hal tadi pasti sangat memalukan untukmu."

"Iya, aku malu." Bisa-bisanya ia melakukan itu. Kendati tak sepenuhnya hilang akal, sekarang ia ingin menenggelamkan diri ke samudra Pasifik atau kolam ikan di rumah dan tidak akan keluar sampai kelulusan tiba. "Aku membuatmu malu."

Yeji tersenyum lebar. "Tidak apa-apa. Aku sungguh tidak apa-apa. Terima kasih sudah menolongku keluar dari situasi tadi."

Jungkook belum bergerak sedikitpun dari tempatnya.

"Jungkook, aku sungguh baik-baik saja."

"Kau boleh marah padaku setelah ini."

"Tidak akan," balas Yeji.

"Sungguh?" Punggung Jungkook mulai bergerak sedikit dan kepalanya menoleh beberapa derajat ke belakang.

"Aku bersumpah."

StreamingWhere stories live. Discover now