[07]

15.7K 3.2K 325
                                    

Dua malam telah Yeji lalui penuh perjuangan.

Mengapa ia katakan penuh perjuangan. Karena semakin hari ia berhasil membongkar sikap Jungkook yang lainnya—tentu saja, tidak ia katakan itu pada Jungkook secara langsung.

Yang pastinya Jungkook punya kepribadian buruk, nakal, dan hal-hal yang tidak mungkin bisa ia jabarkan.

Jungkook sering bermain game hingga pagi, membuka pintu kamarnya lebar-lebar dan memasang sound system bervolume tinggi.

Oke, baiklah, Yeji tidak tahu jenis pengeras apa yang Jungkook pakai.

Namun dari suaranya, dapat diperkirakan pengeras suara itu ada setingkat di bawah megatron.

Pagi ini Yeji kembali mengetuk pintu kamar mandi. "Hah. Siapa orang idiot yang harus selalu mengetuk pintu kamar mandi sebelum menggunakannya."

Meskipun berantakan untuk sudut lain apartemen, tapi Jungkook orang yang berpotensi menjaga kamar mandi bagaikan melindungi belahan jiwa. Mungkin baginya kamar mandi adalah rumah kedua.

Yeji tidak tahu apa yang sebetulnya Jungkook perbuat saat di kamar mandi dengan durasi tiga kali lipat dari pria umumnya.

Kakaknya adalah laki-laki dan hanya menggunakan kamar mandi selama dua menit. Terkadang Yeji sendiri curiga kakaknya hanya mencuci wajah.

Sementara Jungkook, kecurigaannya semakin parah saat lelaki itu terus hening di dalam sana dalam waktu panjang. Ia menerka-nerka Jungkook melakukan meditasi, melulur badan, perawatan kuku, atau sekedar mencabuti bulu-bulu di badannya.

Di sekitar wastafel ia mencari-cari sikat giginya yang hilang. Lalu, kepalanya menoleh ke sudut lain kamar mandi dan ia mengerang tertahan. Benda kesayangannya berkubang.

Dua kali.

Kedua kalinya Jungkook melempar sikat giginya ke lubang kloset.

###

"Oke, kurasa latihannya cukup sampai di sini."

Jungkook tidak melepaskan pandangannya dari Siyeon yang masih berbicara di tengah ruangan. Siyeon adalah nama Korea sekaligus nama asli dari Kwon Luna. Meskipun anggota klub masih sering memanggil wanita itu dengan nama Luna.

"Dan mulai sekarang, tanamkan baik-baik di kepala kalian." Siyeon menunjuk-nunjuk kepalanya sendiri. "Selama aku di sini, jangan harap kalian bisa bernapas lega dan tidur nyenyak. Aku sungguh kecewa dengan peningkatan kalian. Selagi aku membuat koreografi baru, pergunakan waktu kalian untuk latihan."

Begitu Siyeon selesai memberikan sambutan penutup, semua anggota mengemasi barangnya dan bergegas pulang.

Jungkook pergi menuju basement. Mobil audy putih Jimin keluar terlebih dahulu. Lelaki itu sempat membunyikan klakson sebelum meninggalkan Jungkook sendiri.

Jungkook membuka pintu di belakang kemudi dan melepar tasnya ke kursi penumpang. Lalu ia duduk selama beberapa saat di kursi kemudi sebelum melajukan mobilnya.

Di pintu gerbang studio, ia melihat Siyeon berdiri sendirian. Segera ia menepikan mobilnya di samping wanita itu. Kaca mobilnya meluncur turun.

"Noona, kau butuh tumpangan?"

Siyeon menoleh dan tertawa kecil. "Sebaiknya aku menunggu taksi saja."

"Kau yakin? Di mana apartemen noona?"

"Tidak jauh dari stasiun Ilwon."

"Ternyata noona masih tinggal di sana? Naiklah. Biar aku mengantarmu."

StreamingWhere stories live. Discover now