6| Tatapan

505 157 459
                                    

Suara bel menggema di seluruh sudut dengan amat nyaring membuat seseorang yang berada dekat dengan sang benda terlonjak sekaligus mengumpat habis-habisan.

"Kayaknya si Fael telat lagi, emang gak ada kapok-kapoknya tuh orang," gerutu Nilam disela lirikannya.

***

Lelaki dengan handuk di bahunya itu tampak menampar udara, dengan kesal ia melontarkan kalimat pedasnya. "Cepetan anjing!"

Sedangkan seseorang dengan wajah yang amat datar itu hanya mengedikkan bahu acuh tak acuh.

Fael berdecak pelan seraya melempar handuk ke arah kasur, bergantian menatap tajam mimik wajah tanpa dosa milik Farel.

"Kalau gue sampe telat lagi, gue abisin lo!"

"Kebanyakan bacot lo bang, gue tanya sama elo deh, lo udah beres apa belum? celana aja belum dipakai," jawab Farel lalu beranjak pergi meninggalkan Fael yang sedang cengengesan.

Tanpa sarapan lebih dulu, si kembar itu berlari cepat menuju bagasi kemudian mengeluarkan satu motor Nmax berwarna hitam dan motor ninja berwarna hijau.

Mereka sudah menempuh jarak ± 5 kilometer, kini gerbang berwarna hitam pekat yang tinggi terlihat tertutup rapat-rapat membuat Fael mengumpat keras dari balik helmnya.

Fael dan Farel membuka helm secara bersamaan, Farel hanya menatap pagar dengan tatapan datar berbanding terbalik dengan Fael yang menatap pagar dengan segumpal amarah di bola matanya yang berwarna cokelat.

Mereka berdua memanjat pagar, meninggalkan motornya yang terparkir di depan pagar, entah mengapa otak mereka itu sangatlah bodoh sekali. Kalau motornya diderek gimana? Dan kalau ... ah sudahlah!

Hap hap

Mereka memukul pelan telapak tangan yang kotor setelah mendarat dengan selamat, baru saja ingin melangkah suara seseorang lebih dulu menghentikan langkahnya.

Fael dan Farel melirik bersamaan seraya mengambil ancang-ancang, kemudian didetik berikutnya mereka berdua berlari cepat, suara milik seseorang itu menggema di seluruh koridor meminta supaya Fael dan Farel menghentikan larinya akan tetapi nihil.

"Oh shit! Udah lah Fael, gue capek!" keluh Farel, mengatur napasnya.

"Lebay bego! Buruan, Rel. Gue gak mau dijemur lagi, ngerti lo?"

"Lo itu kebiasaan! Mikirin diri sendiri doang, gue itu anak baru masa iya udah ngerelain poin aja gara-gara telat, yang artinya gue juga rugi la-" ucapan Farel terpotong ketika suara teriakan menyaring ditelinganya.

"Kalian! Jangan kabur lagi!"

Fael dan Farel menoleh membuat keringatnya perlahan turun ke hidung mancung mereka, belum sempat mereka berbalik badan, tangan seseorang lebih dulu menjewer telinga Fael maupun Farel.

***

Jam kosong yang diharapkan semua siswa-siswi, lebih jelasnya free class. Pas sekali, jam kosong pada kelas Nilam dan Alesha.

Nilam berjalan menuju kantin ditemani oleh Alesha, ia menoleh kepada Alesha yang tengah menatap lurus ke bawah.

Disentuhnya bahu Alesha membuat sang empu mendongak. Nilam mengangkat alis kirinya melihat wajah Alesha yang terkejut seperti tertangkap basah sedang mencuri celana dalam.

Kilter ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang