Volume 26 - My Poor Siblings

630 84 47
                                    

Happy Reading, chingu 😁

Thanks vote and comment my fanfic.

AWAS TYPO BERTEBARAN!!! 😂😂

Romantic Zero
Part 26

🔘🔘🔘

"Aku tidak punya bukti," gadis itu menggigit kuku jempolnya berkali-kali hingga menimbulkan bunyi dan ia menyadari satu hal bahwa ia tidak memiliki bukti sedikit pun atas tuduhannya pada Bekah. Soal pelayannya yang melihat Bekah bersama Yuri itu pun sang pelayan sudah tua umurnya. Matanya bisa saja salah lihat.

Pelayannya itu tahu soal Yuri dikarenakan sewaktu tinggal di Busan, ibunya yang membuka usaha toko kue  sering menyuruh si pelayan mengantarkan kue ke keluarga Kwon, pelanggan tetap ibunya yang kemudian kue tersebut akan dijual kembali. Tentunya seringnya sang pelayan ke rumah Ji Young jadi tahu siapa-siapa saja penghuni rumah tersebut. Pelayannya itu heran saja sebab setahunya Yuri seharusnya di London.

"Bukti bukti bukti," Nana gemas sambil tetap gigit kuku ibu jarinya.

"Kukumu bisa patah," dengan tenang Yujin memberi peringatan sambil menaruh teh herbalnya dengan gaya ekspatriatnya yang kental. Gadis berambut pendek yang kini memeriksa blog toko butiknya di laptop ditatapi Nana dalam-dalam. Jika ingat Yujin dan Bekah sangat dekat maka sebenarnya apa yang diobrolkan dengan Yujin tadi sangat berbahaya tapi ia juga mengenal katakter Yujin sejak jaman sekolah.

Gadis itu tipe manusia yang tidak akan mengusik orang lain jika kehidupannya tidak diganggu. Yujin juga bukan gadis yang suka mengadu domba seperti Bekah. Semua rahasia orang disimpan gadis itu pada pandora hatinya dan tidak ada yang bisa menemukan kunci kotak pandora itu, kecuali Yujin sendiri yang ingin membukanya.

Bahkan pertanyaannya yang selalu sama sejak dulu pada Yujin, tidak pernah dijawab. Pertanyaan kenapa Yujin bisa lebih dekat dengan Bekah ketimbang dirinya dan Soeun.

"Menurutmu, kenapa Yuri bisa di Seoul ya?" pancing Nana. Kali aja Yujin tahu. "Aku tidak mengurusi gadis itu jadi aku tidak tahu," Yujin tetap konsentrasi pada layar laptopnya. Dibandingkan Nana yang terlihat lebih santai, Yujin tetap terlihat sibuk kerja pada jam makan siang.

Nana putus asa dan menyelonjorkan posisi tubuh di kursi senyaman mungkin. "Tahu gini, aku tinggal saja di Singapore. Aih, kau tidak iba sedikit pun padaku Uee?"

"Kau bukan tipe yang cocok untuk dikasihani Nana,"

"Kalau gitu, Soeun?"

Pancingan Nana berhasil sebab Yujin segera menoleh jika membicarakan Soeun. "Kenapa dengannya? Kenapa aku harus mengasihaninya?" Yujin bertanya.

"Jangan pura-pura tidak peduli," Nana menyentakkan kaki kanan hingga bisa duduk tegak lagi. "Kau juga tahu ada yang tidak beres sama Ratu kita itu kan?"

"Kau tahu Soeun sebenarnya tidak suka dipanggil begitu,"

"Benar sih, yang ingin dipanggil begitu, malah si Tiffany," ujar Nana sambil menyeruput minuman sodanya. Ia melihat ke arah Yujin dengan sedotan menetap di mulutnya. Agak lama ia menatapi Yujin.

"Ngomong-ngomong adiknya Tiffany itu kemana ya? Setelah ada rumor dia hamil lalu tidak naik kelas, kudengar dia tidak pernah lulus dari SMA Ddalsong?"

"Gimana mau lulus kalau waktu kelulusan para adik kelas, sekolah malah terbakar,"

"Ah iya, aku lupa soal itu, karena kita pun juga sudah pindah ke Seoul ya, beberapa dari kita memilih kuliah di Seoul,"

Keheningan merayap diantara kedua gadis itu lalu tergantikan dengan musik tahun 90an yang menggema di dalam restoran. "Kalau flashback lagi. Ada satu gadis yang tidak ada di acara kelulusan karena dia koma setelah jatuh bunuh diri. Aneh ya. Gadis yang sepertinya kuat kena omelan Soeun dan pukulan Bekah itu bisa memutuskan bunuh diri tepat dihari gladi resik. Kalau dia tidak melakukannya. Esok harinya dia bisa pakai toga,"

ROMANTIC ZEROWhere stories live. Discover now