Chapter 8: Father Feeling

149 13 2
                                    

Gil menatap gadis yang menjauhinya dengan tatapan aneh, siapa gadis cupu itu? Atau jangan-jangan dia adik perempuan Toma?

Gil terkekeh pelan.

'Tidak mungkin itu adik Toma. Orang kakaknya saja selalu tampil necis. Mungkin dia hanya anak pelayan di sini,' pikirnya.

Dengan cuek dia memakai earphone dan memutar lagu kesukaannya.

"Ahh.... Lagu-lagu princess lah yang terbaik...."

Ya, hanya itu yang bisa membuatnya merasa rileks.

***

Keesokan harinya, seisi kelas 3-A sibuk membicarakan tentang seorang murid baru kecuali dua gadis itu, Erika dan Raika.

Erika yang terlihat cuek, namun diam-diam mendengar ocehan-ocehan itu dengan seksama. Sementara Raika terdiam sembari menulis sesuatu di buku musiknya, seperti not-not nada.

"Sudah-sudah diam!" Fujimaru-sensei, guru bahasa Inggris sekaligus wali kelas mereka tiba-tiba datang, ia tidak sendiri melainkan bersama dengan seorang gadis yang membuat hampir seluruh murid terpana.

Gadis yang sangat cantik dan imut bagaikan boneka marionette! Rambut soft pink yang sangat panjang, mata senada dengan warna rambutnya serta senyum manis dan ramah.

"Kyaaaa!!! Imutnya!!!"

"Dia orang luar?!"

"Cantikkk~~~!"

"Maukah kau menjadi pacarku wahai Nona manis~"

"Hoi, diem!" Gebrakan meja itu mengejutkan murid-murid yang tadinya ribut menjadi terdiam.

"Bagus, sekarang perkenalkan namamu."

"Hai! Watashi no namae wa Kobato Makiri desu, pindahan dari Australia! Senang bertemu kalian!" Seru Kobato ceria.

"Baiklah Kobato-chan, kamu duduk di sebelah Tateishi-san yah," ucap Fujimaru sensei menunjuk bangku kosong di sebelah Raika.

"Baik, sensei!"

Selama menuju ke bangkunya, Kobato bisa mendengar keluhan-keluhan murid-murid lain.

"Kenapa di satuin sama si cupu sih?"

"Bagaikan bumi dan langit.'

"Seperti putri dan angsa buruk rupa."

Diam-diam Kobato menyeringai. 'Ini baru permulaan, akan kubuat dia menderita dan akhirnya mati di tanganku!'

***

Erika POV

Aku menatap tajam Kobato. Cih, Cari muka dia!

BRAKKK!!!

Dengan keras aku menggebrak meja, menyebabkan aku menjadi pusat perhatian.

"Ada apa, Shiroukage-san?" Tanya Fujimura-sensei gugup.

"Aku pass pelajaran hari ini, sensei."

Aku bangkit dari bangku milikku lalu melangkah ke bangku milik Raika.

"Ayo kita pergi, Ra," ucapku datar sambil menarik tangan Raika.

"Ta-tap-"

"Nggak ada tapi-tapian, aku tidak ingin kau lama-lama sama setan itu."

Aku menarik Raika paksa, aku ingin membantunya. Aku ingin melindunginya dari Chibi Akuma itu.

***

Tateishi Ryouta menatap wanita di hadapannya dengan datar. Wanita cantik dengan rambut berwarna silver bergelombang dan mata berwarna ungu.

Ryouta POV

Sial pak tua sialan itu! Kenapa malah aku yang dijodohin dengan wanita jalang ini!

"Ahh, Ryouta-kun dan Nadeshiko-chan  memang begitu serasi yah...."

"Iya, aku yakin Nadeshiko akan menjadi nyonya Tateishi yang baik, Inoue-san."

Aku menatap sinis pada pak tua di sebelahku, atau lebih tepatnya 'ayah kandungku'.

Sejak awal aku tidak menganggapnya sebagai ayah. Pria ini terlalu sibuk dan tidak memiliki waktu untuk anak-anaknya bahkan istrinya sendiri.

Dia hanya memanfaatkan ibu sebagai pelampiasan nafsu dan pencetak anak saja, setelah itu dia pergi meninggalkan ibu dalam keadaan hamil.

Mungkin dia punya istri muda? Yah, terserahlah. Lagipula aku tak peduli dengan si pak tua ini.

***

Tougo POV

Perasaan ini tabu. Harusnya aku tak memiliki perasaan ini terhadapnya.
Sudah satu jam pertemuanku dengan keluarga Inoue untuk perjodohan Ryouta.

Kini aku berada di ruang kerjaku. Menatap nanar sebuah foto yang menampilkan sosok gadis cantik berambut hitam dan  bermata ungu, mirip denganku sendiri. Ia mengenakan pakaian imut lolita berwarna pink.

Astaga, dia manis sekali hingga aku ingin memakannnya sekarang juga. Ingin aku buat dia tak berdaya di bawah tindihanku sambil meneriakan namaku.

Ugh... Berhenti memikirkan hal mesum, Tougo! Aku tahu perasaan ini hal yang tabu, tapi aku tak bisa mengelaknya. Aku mencintai anakku sendiri.

Ya, aku mencintai Raika-ku yang begitu manis. Berkali-kali aku memimpikan hal 'dewasa' bersamanya.

18 tahun yang lalu, aku tak bisa menahan nafsuku lagi lalu menghamili adik iparku sendiri, Louise. Tapi itu tidak cukup, benar-benar tidak cukup.

Perlahan aku memperhatikan putri pertamaku, semakin lama dia tumbuh menjadi gadis yang manis dan selalu membuatku menginginkannya.

Namun sikap protektif Irina membuatku tak bisa melakukannya, di tambah para pengganggu yakni anak-anak Irina.

Lalu aku menyusun rencana supaya mereka membenci Raika-ku. Dengan menyuruh orang menabrak sahabat putri manisku setelah mengetahui beberapa dari anakku menyukainya, membuat Ryuu mengurus perusahaan di Paris, memaksa Toshio menerima beasiswanya dan membunuh Irina dengan tanganku sendiri dengan alibi kecelakaan pesawat yang sudah ku rencanakan.

Semua ini untuk Raika, untuk calon istriku yang manis itu.

"Soon cutie, very soon," ucapku sambil mengelusi foto itu, seringai langsung terbit di wajahku

"Hmmp! Jika kau menolakku, kau akan kubunuh dengan tanganku sendiri."

°°°

Is God Hate Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang