Chapter 4 : The Lady Killer

163 14 7
                                    

Langkah tegas sesosok cantik dengan rambut hijau panjang itu bergema di seluruh lorong yang sepi itu. Ekspresi sosok itu terlihat seperti orang yang sedang menahan marah, terbukti dengan tatapan tajam dan rahangnya yang mengeras.

"Brengsek, mereka melakukannya lagi," desisnya tajam.

Ia berhenti di sebuah pintu kamar hotel bernomor 209 itu, perlahan dia menghela nafas dalam-dalam.

"Huuff... HAAAHHHH!!!"

BRAKKK!!!

Dengan sekuat tenaga dia menendang pintu kamar itu, yang langsung membuat pintu rusak dan terlepas dari engselnya.
Telihat raut puas yang terpatri di wajahnya.

Dengan langkah keras, dia masuk dan menemukan pemandangan yang sebenarnya tidak asing baginya namun tetap membuatnya kesal setengah mati.

Dua orang pemuda yang tengah bercumbu dengan masing-masing tiga wanita, di tambah keadaan semua wanita itu dalam keadaan telanjang sementara 2 pemuda hanya topless.

"Hoi, hoi, kalian membolos kuliah dan menyuruhku untuk membuat seribu alasan ke dosen hanya karena untuk bersenang-senang dengan jalang kalian, HAH?!" Bentak sosok itu.

Sesosok pemuda dengan hitam itu hanya menghela nafas. "Kau mengganggu kami bersenang-senang, Midori."

Sementara sosok pemuda lainnya yang memiliki surai kuning emas mengangguk menyetujui.

Alis sosok cantik itu, Tachibana Midori, terlihat berkedut kesal. "Ini sudah yang ke-52 kalinya kalian begini! Membuatku repot, sementara kalian malah ke bar lah, ke diskotik lah, ke hotel lah. Kalian sadar, tidak, perbuatan kalian ini sangat TIDAK BERGUNA, HAH?!" Omel Midori menumpahkan semua kekesalannya.

Setelah itu, dia melirik sinis kepada wanita-wanita yang tengah beringsutan memakai pakaian kurang bahan mereka. "Kalian. Cepat pergi dari sini sebelum aku menelepon polisi sekarang dan melaporkan ada tindakan prostitusi di sini."

Ancaman dari Midori langsung membuat para wanita-wanita itu pergi dengan ketakutan.

Setelah mereka pergi, Midori kembali menatap dua pemuda itu dengan bersidekap.

"Dan kalian, cepat pake baju." Masih kesal, Midori menimpuk pemuda bersurai kuning emas dengan keras.

"Hoi, Midori! Jangan kasar-kasar, deh!" Protes pemuda itu.

"Kau pantas untuk mendapatkannya, Gil!"

Gil, lengkapnya Gilbert D Fluorite hanya bisa merengut kesal sementara temannya yang lain malah menertawakannya.

"Kau juga, Toma!" Midori pun menimpuk kepala Toma dengan baju.

"WAHAHAHA!!! Karma kau!" kini Gil-lah yang tertawa keras.

Sementara itu, Midori hanya menghela nafas lelah.

***

Tateishi Toma, siapa yang tidak kenal dengan pria yang paling di incar di Tokyo University ini? Paras rupawan, kaya raya, jenius juga memiliki senyuman yang begitu melelehkan para wanita.

The Lady Killer, itulah julukan orang-orang pada sosok Toma.

Toma selalu di dampingi dua sahabat karibnya, yang pertama adalah Gilbert D Fluorite atau yang akrab disapa Gil. Gil memiliki paras rupawan bak dewa yunani, dengan rambut kuning keemasan, mata merah yang tajam dan juga rahang yang tegas.

Ia pun pewaris satu-satunya dari Gold Corporations, sebuah perusahaan raksasa yang memiliki cabang di berbagai belahan dunia.

Hanya satu hal yang disayangkan, dia hobi bergonta-ganti pacar. Playboy kelas atas yang sudah sangat terkenal.

Yang kedua ada Midori, lengkapnya Tachibana Midori. Jangan tertipu dengan paras cantik dan anggun serta tutur katanya yang mirip perempuan karena pada kenyataannya dia itu LELAKI TULEN.

Midori merupakan pewaris dari perusahaan Tachibana Corporations, dia juga merupakan juara Karate nomor 1 di Jepang di kejuaraan Kanto.

Meski begitu, Midori tidak pernah sombong. Sifatnya begitu baik, ramah, perhatian, lembut namun sesekali tegas dan kasar jika kedua sahabatnya berbuat ulah. Dia di juluki 'pawangnya' Toma dan Gil.

***

"Ngomong-ngomong, Midori, kau menggunakan jurus karatemu untuk mendobrak pintu itu," decak Toma kagum akan kekuatan monster Midori.

"Iya, lagipula hotel ini salah satu aset milik keluargamu, kan, Toma?"

Toma hanya terkekeh pelan mendengar ucapan dari sahabat cantiknya itu.

Gil yang sedari tadi diam pun mengotak-atik ponselnya sampai....

Shawa a head tou
Maiku ni mutatete wa
Bathroom hibiku koe
Lalala lalala utau~~

"Wahh Princess! Lihat, dong, Gil!" Seru Midori semangat sambil menghampiri Gil.

"Akhirnya dia kirim lagu baru," ucap Gil yang menutup matanya menikmati video YouTube yang ia putar.

Sementara Toma terlihat merenung, ia merasa pernah mendengar suara itu tapi dimana?

***

"Tadaima," gumam Toma pelan.

"Hiks.... Maaf...."

"Cih, jalang tetap saja jalang! Kesini kau, HAH!!!"

PLAKK!!!
BUG!
BUG!
BRUGG!!!

"AKHHHH!!!!!"

"AHAHAHA, KAU PANTAS MENERIMANYA, JALANG!"

"Ampun..... Ryou-Akkhhh!!!"

"FUHAHAHAHAHA!!!"

Toma menyeringai. "Ryouta sedang menyiksa jalang itu ya...," gumamnya.

Ia langsung menuju ke arah suara itu dan ia melihat kamar sederhana Raika yang berantakan bak kapal pecah serta Raika yang tengah di pukuli Ryouta yang tertawa bagaikan maniak.

"Boleh aku bergabung?" Toma menyeringai kejam yang di sambut seringai yang sama dari Ryouta.

Sementara Raika membelalak horror, sungguh siapapun tolong gadis tak berdaya itu!

***

The Lady Killer, julukan bagi pria yang menaklukan hati para wanita. Namun julukan itu lebih pantas disandang Toma yang telah menyakiti gadis yang merupakan adik kandungnya sendiri. Baik secara mental dan fisik.

Is God Hate Me?Where stories live. Discover now