Chapter 1: Why This Happening to Me?

325 12 1
                                    

Kriiing! Kriing!

Jam weker yang  berbunyi keras itu telah membangunkan seorang gadis remaja bersurai hitam keunguan. Secara perlahan ia membuka matanya, memperlihatkan kedua bola mata beriris ungu.

Mata itu berkali-kali terkejap lucu sampai akhirnya ia meraih jam wekernya yang terus berbunyi itu dan menonaktifkannya.

"Hhh... Padahal aku masih sedikit mengantuk...," keluh gadis itu. Ia segera bangkit dari tempat tidur single-nya dan berjalan ke kamar mandi yang juga terletak di dalam kamar.

Setelah selesai mandi dan bersiap-siap berangkat sekolah, ia segera turun untuk membuat sarapan. Sampai di dapur, ia mulai memasak. Ia sangat cekatan dalam hal memasak.

"Umu, selesai," gumam gadis itu sambil menaruh nasi goreng yang ia masak tadi ke tiga piring di meja makan dan juga orange juice ke tiga gelas.

Setelah menata semuanya, ia kembali ke dapur dan mempersiapkan bento untuknya.

"Umu, beres!" Senyum manis berkembang di wajahnya yang hanya dihiasi make up super tipis dan kacamata tebal. Segera ia memasukan bento itu ke dalam tas sekolah miliknya.

Lalu ia pun bersiap-siap untuk membereskan dapur dan mencuci peralatan masak yang ia pakai tadi. Saat mencuci, tiba-tiba sepasang tangan kokoh memeluk pinggangnya dari belakang.

"Kau sedang mencuci piring ya, Raika?" Tanya pemuda itu. Raika, nama gadis itu hanya mengangguk pelan sebagai jawaban. Gadis itu merasakan kepala pemuda itu menopang pada bahunya.

"Kau tahu Ra? Bagiku kau sangat menggoda," bisik pemuda itu seduktif tepat di dekat telinga Raika. Hembusan nafas pemuda itu langsung membuat Raika bergidik.

"Kou nii-san, tolong sedikit menjauh...," cicit Raika sambil menggeliat tidak nyaman. Bukannya menjauh, pemuda bernama Kou itu malah mengeratkan pelukannya.

"Kalau aku bilang t-i-d-a-k m-a-u, bagaimana?" Kou semakin berani menjilat lekukan tengkuk Raika, membuat gadis itu mendesah pelan.

"Kou nii-san... Ahn... Hen-hentikan!"
Tiba-tiba saja, tubuh Raika dibalik dengan kasar dan sebuah tamparan yang sangat keras mengenai pipi gadis itu. Membuat kacamatanya terjatuh dan darah yang mengalir di sudut bibirnya.

"Cih, kau bilang hentikan tapi kau tetap mendesah? Dasar jalang murahan!" Bentak Kou dengan nada jijik dan segera berjalan pergi meninggalkan Raika yang terduduk lemas.

"Hiks... Kenapa...?" Tangis gadis itu.

***

Shikou gakuen, salah satu SMA swasta ter-elit se-Jepang. Arsitektur sekolah yang di bentuk seperti bangunan Eropa klasik diikuti dengan fasilitas mewah dan cara pembelajaran yang begitu ketat. Hanya anak-anak pilihan dan 'kelebihan uang'lah yang bisa bersekolah di sana.

Raika berjalan memasuki area sekolah dengan kepala menunduk. Ia bisa merasakan semua tatapan mengarah padanya, terdengar bisik-bisik yang menggunjingnya, membuat Raika semakin merendah.

"Hei, dia masih aja berani sekolah ya. Padahal sudah dibully habis-habisan. Nggak kapok-kapok."

"Iya, tuh, mukanya muka gedek kali. Udah jelek lagi, nggak tahu malu."

"Dasar pembunuh!"

"Pembunuh Arisu sama!"

Dan bisikan-bisikan mencela lainnya yang jelas membuat hati gadis itu terluka.

"Arisu...," bisik Raika sedih.

TBC

"Kejadian itu jelas membuatku terluka, dan luka itu tak akan pernah sembuh karena kalian selalu membuatnya terluka dan berdarah kembali."

•••

Is God Hate Me?Onde as histórias ganham vida. Descobre agora