Chapter 3 : The Devil

192 14 8
                                    

Raika membuka matanya dengan nafas memburu, semenjak hari itu Raika tak pernah bisa tertidur dengan nyenyak.

Ia selalu bermimpi kejadian itu, hari di mana Ibunya dan Arisu meninggal. Semenjak hari itu, Raika terus di benci oleh ketiga kakaknya, orangtua Arisu, adik Arisu, bahkan Ayahnya pun tak pernah menyapanya lagi.

Hanya Ryuunosuke dan Toshio lah yang masih memihaknya, namun sayang 1 tahun yang lalu mereka harus pergi.

Ryuunosuke yang harus mengemban pekerjaan sebagai direktur perusahaan Tateishi di negara Inggris dan Toshio yang mendapat beasiswa berkuliah di Harvard University di Amerika. Meski begitu, kedua kakak favoritnya itu selalu  rajin menghubunginya.

"Setidaknya aku masih memiliki Ryuu nii-san dan Toshio nii-san," gumam Raika tersenyum miris.

***

Siapa yang tak kenal dengan Tateishi Ryouta? Pria berusia 22 tahun yang terkenal akan ketampanan, kecerdasan dan kepeduliannya pada anak-anak yatim piatu.

Pria yang menjadi direktur dari Tateishi Corporations yang sudah banyak sekali memikat hati para wanita di luar sana. Namun siapa sangka di balik semua kesempurnaan itu terdapat sisi yang sangat gelap di diri pria sempurna itu, bagaikan Iblis yang tak mengenal rasa iba....

"Aku hamil, Ryouta-sama," ungkap seorang wanita berpakaian kurang bahan berwarna merah dengan make up cukup tebal.

Ryouta yang sedari berkutat dengan berkas-berkas yang menumpuk di mejanya pun menatap wanita itu sambil menaikan alis matanya.

"Benarkah itu anakku, Natsumi?" Tanyanya pada wanita yang berdiri di hadapannya itu.

Natsumi, lengkapnya Sajou Natsumi yang merupakan sekretaris pribadi yang juga merangkap sebagai wanita simpanan Ryouta mengangguk yakin. "Iya, aku yakin, Ryouta-sama."

Ryouta terdiam sejenak, namun tak lama kemudian dia tersenyum tipis.
"Benarkah? Tak sia-sia kita melakukannya setiap hari."

Perlahan Ryouta bangkit dari dari kursi kebanggaannya dan mendekati Natsumi, ia memeluk Natsumi dari belakang sesekali menciumi leher wanita itu.

"Ahhh.... Anda akan memutuskan kekasih anda?" Tanya Natsumi dengan wajah tersipu.

"Tentu saja, sayang. Aku akan menikahimu."

Seketika perasaan bahagia pun Natsumi alami. Ia sungguh menjadi wanita beruntung yang akan menikah dengan seorang Tateishi Ryouta!

***

Senyum bahagia terus terpatri di wajah Natsumi, sebentar lagi ia akan menikah dengan Ryouta! Ia sudah mengalahkan  ribuan wanita yang mengincar Ryouta termasuk kekasih resmi Ryouta sendiri! Ia akan menjadi nyonya muda keluarga Tateishi.

"Terima kasih atas kehadiranmu, baby," guman Natsumi pelan sambil mengelus perutnya yang masih terlihat datar.

Tak terasa dia telah sampai di apartemen mewah pemberian Ryouta di hari ulang tahunnya. Namun tiba-tiba sesosok bayangan hitam membekapnya dari belakang dengan kain. Perlahan kesadarannya mulai menghilang.

***

Perlahan Natsumi membuka matanya, seketika kesadarannya langsung terkumpul ketika menyadari posisinya sekarang.

Ia terduduk di kursi kayu dengan mulut tersumpal serta tangan dan kaki yang terikat.

"Hmmp!!!" ia berusaha meminta tolong namun percuma, mulutnya tersumpal.
"Oh, kau sudah bangun?"

Natsumi membelalakan matanya begitu lampu ruangan yang ternyata ruang tamu apartemennyannya dan melihat Ryouta sedang duduk santai.

"Hmmp!"

Ryouta terkekeh melihat wanita itu memberontak.

"Hah... Percuma juga memberontak, sayang."

Perlahan dia mendekati Natsumi.
Ia pun membuka sumpalan di mulut Natsumi dengan lembut.

"Ryo-Ryout-"

Mata wanita itu membelalak ketika merasakan sesuatu menusuk perutnya, dan ia melihat seringai mengerikan di wajah tampan Ryouta.

"Aarrggghhhh!!!" Jerit wanita itu sejadi-jadinya. Sakit.

"Terus, sayang.... Terus berteriak ahahahaha!!!" Ryouta kembali menusuk-nusuk perut Natsumi sambil tertawa-tawa maniak.

Puas dengan tusukan, ia membelah perut Natsumi lebar-lebar membuat wanita itu tewas seketika.

"Eh? Udah mati ya?" Terlihat binar kesal di wajah Ryouta. "Cih, membosankan!"

"Tentu saja dia langsung mati, kau membelah perutnya, Bro!" Sahut seorang laki-laki yang berada di belakangnya. Tanpa menoleh pun ia tahu siapa orang itu.

"Oh, ayolah, Kaito," erang Ryouta kesal.
Kaito atau lengkapnya Yamada Kaito hanya memutar bola matanya bosan.

"Tentu saja, ini sudah ke-11 kalinya kau membunuh jalang-jalang yang kau hamili. Aku juga yang selalu membereskannya."

Ryouta menyeringai mendengar keluhan sahabatnya yang juga tangan kanan kepercayaannya. Ia berjalan menghampiri Kaito dan menepuk bahunya.

"Kuserahkan padamu, Kaito."

Kaito hanya menghela nafas lelah melihat kelakuan psikopat sahabatnya.

***

Ryouta berjalan memasuki mansion Tateishi dengan langkah tegas. Mansion terlihat sepi. 'Mungkin Toma dan Kou tidak pulang.'

Sesaat ia melihat pintu kamar Raika yang terbuka sedikit, menengok sedikit melihat Raika yang sedang membaca novel tebal.

Seketika seringai mengerikan muncul di wajahnya. Dengan kasar ia buka pintu kamar Raika, membuat gadis itu terkejut dan ketakutan.

"Saatnya penyiksaan, jalang sialan."
Dan... Rutinitas Raika lainnya adalah, menerima siksaan dari Iblis berkedok malaikat itu.

°°°

Is God Hate Me?Où les histoires vivent. Découvrez maintenant