Trio Melehoy 5.6

311 31 24
                                    

Hari ini hari Minggu, besok hari Senin. Sekarang minggu malam, besok hari Senin. Kemarin hari Sabtu, besok hari Senin. Hari ini hari Minggu kenapa besok hari Senin? Au ah.

Kenapa ya hari Senin itu selalu jadi mimpi buruk untuk siswa baik dan rajin macem gua ini? Gua selalu deg-degan setiap kali hari Minggu karena besoknya hari Senin, padahal gua cuma nggak ngerjain tiga PR doang.

Ada pepatah yang mengatakan masalah tidak akan selesai jikalau kita berlari dari masalah tersebut. Nah berhubung gua ini good boy maka gua memutuskan untuk duduk di balkon rumah. Kalau gua lari yang ada masalahnya nggak selesai dan ditambah gua yang ngos-ngosan, ya duduk memang nggak nyelesain masalah yang gua punya tapi setidaknya tidak membuat gua mati suri karena kelelahan.

Gua bersenandung ria, sambil menatap indahnya alam semesta bikin adem juga. Bukannya gua sok puitis, tapi ini memang realistis. Asal lu tau ya, gini-gini gua pernah juara dua lomba puisi satu taman kanak-kanak, mengalahkan Harry dan teman-teman gua yang lain. Waktu itu pesertanya ada dua, gua dan satu siswi berkuncir kuda.

Saat sedang asik mengenang masa lalu tiba-tiba pundak gua ditepuk dari belakang. Roman-romannya ada kiamat kecil nih.

"Hai, Zayn." Gua menoleh. Niall dan Hery berdiri dibelakang gua sambil membawa ransel kesayangan mereka.

"Kalian mau ngapain? Ngomong-ngomong, kenapa adegan ini mirip sama adegan kemarin ya?"

"Adegan yang mana?" tanya Niall sambil menyeruput puding sedot ditangannya.

"Itu lho yang kita ngerjain tugas bikin karangan bebas."

"Ohh itu. Ah iya, itu gua dapat nilai sembilan puluh lho."

"Bodo. Oiya, kalian mau ngapain?" Dua laki-laki berotak luar biasa itu ikut duduk disamping gua.

"Mau ngerjain PR lah! Lu pasti belum ngerjain kan?" tanya Hery. Gua agak ragu dia nanya atau ngejek?

"Tau aja. Emangnya lu udah?"

"Ya belum lah! Makanya gua kesini."

"Mau ngerjain PR?"

"Enggak, kami cuma mau lari dari omelan para mami aja." Sialan, tempat gua dijadiin benteng. Kalau emak mereka ngamuk kan rumah gua yang dihancurin. Punya temen kok gini banget, ya?

"Tadi katanya mau ngerjain PR, gimana sih? Terus fungsi lu bedua bawa tas apaan?"

Niall menaruh tasnya diatas meja lalu mengeluarkan isinya. Ada keripik singkong, keripik kentang, keripik labu, keripik timun, keripik wortel, emang semua jenis keripik itu ada ya?

"Nih, gua baru aja dibawain paman gua oleh-oleh keripik. Kalian jangan minta ya soalnya gua cuma bawa segini." Niall kembali memasukkan keripik-keripik anehnya itu dan membuka satu bungkus keripik labu. Cuma segitu dia bilang?! Woi itu kemasan setengah kilo semua dia tetap nggak mau bagi?! Gua sumpahin jadi labu mampus lu!

"Serah lu, Yel. Kalau isi tas lu, Her?"

"Isi tas gua?" Hery menumpahkan isi tasnya diatas meja dan keluarlah bungkus warna-warni dominan pink menghiasi meja polos gua. Isinya permen karet, mulai dari rasa timun, rasa labu, rasa wortel sampai rasa stroberi. Oke, ternyata lebih waras keripiknya Niall.

"Lu bedua jangan minta ya, soalnya ini stok terakhir yang ada ditas gua." Hery kembali memasukkan seluruh permen karetnya kedalam tas. Kok kesel ya gua?

"Heh, Bambank! Lu bawa permen karet segitu banyaknya buat lu sendiri? Lu mau kena kencing manis hah?"

"Betul tuh, Jen! Masa permen karet segitu banyaknya mau lu makan sendiri!" Niall menatap Hery bengis, mulutnya mengerucut kesal.

"Woi, Munaroh, sadar diri dong! Lu juga bawa banyak keripik tapi malah lu makan sendiri!"

"Iya gua tau, Jen. Tapi gua tuh nggak mau bagi ke kalian. Tapi juga gua mau minta permen karet! Ngerti nggak sih lu?!"

"Eh kok lu nyolot sih ke gua?! Jangan mentang-mentang muka lu polos terus gua bisa selow ya sama lu!"

Saat asik berdebat dengan Niall tiba-tiba empat permen karet yang berbeda rasa tiba dihadapan kami masing-masing. Gua menoleh kearah Hery. Mulutnya sibuk mengunyah permen karet sambil menatap balik kearah gua. Huhu siapa nih yang naruh bawang disini?

"Ih siapa nih yang kentut?!" teriak Hery. Gua yang juga mencium aroma bawang busuk langsung reflek menutup hidung.

"Ih maaf ya, gua kelepasan." Niall sialan.

"Her, makasih ya. Maaf ya gua marah-marah ke lu tadi." Gua mendekat kearah Hery dan memeluknya.

"Jijik, woi. Lepasin dih!" Gua melepaskan pelukan dan memberikan senyum terbaik gua.

"Loh, Her, kok cuma empat?! Permen lu kan ada banyak!" Ya gini nih yang nggak gua suka dari Niall, dia itu sering nggak tau diri.

"Heh, buntelan labu! Masih untung Hery ngasih lu, coba enggak pasti kita masih berantem tadi!" Kali ini gua mendekat kearah Niall, bukan untuk meluk dia, tapi karena tangan gua gatel buat mukul kepalanya.

"Aduh, sakit tau! Kalian itu kenapa sih jahat banget sama gua? Emang gua punya salah apa sama kalian?"

"Woi, kentang bernyawa! Harusnya tuh ya kami yang nanya, salah apa yang sudah kami perbuat sampai harus ditakdirkan temenan sama lu!" balas Hery. Kalau lagi warasnya sih ni anak baik-baik aja, padahal aslinya dia juga nggak ada bedanya sama Niall, sama-sama kayak kentang dikasih nyawa.

"Karena kalian jahat sama gua makanya kalian jadi temenan sama gua." Niall menjulurkan lidahnya kearah Hery dan dibalas Hery dengan juluran lidah juga. Kalau liat anak kecil berantem julur-juluran lidah sih biasa aja, kok kalau ngeliat mereka gua ngerasa geli ya?

"Udah-udah, kenapa malah berantem lagi? Niall, yaudah si kalau lu cuma dapat segitu, gua juga sama kok. Her, lu juga kan biasanya halu kayak Niall, jadi nggak usah berantem, ya?" gua berusaha menenangkan atmosfer panas yang ada disekitar.

"Bacot lu, Jen, kayak lu nggak halu aja!"

"Betul tuh, Her! Huuu, dasar halu!"

"Ayo, Yel, kita ke warung cak Mamat!" Mereka berdua keluar kamar gua dan menghilang begitu saja tanpa mengajak gua. Kuat kok gua kuat.

 Kuat kok gua kuat

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.


(Sumber illustrasi tertera digambar)

.
.
.
Tbc...

Menulis sejenak untuk menghilangkan stres akibat tidak lulus mid semester Bahasa Indonesia:)))
Due tige permen karet
Sampai jumpa chapter depan gengs!

14/Okt/2018

(879 words)

Trio Melehoy (SELESAI)Место, где живут истории. Откройте их для себя