Trio Melehoy 1.6

1.1K 92 21
                                    

"Lu berdua pesan apa? Cepetan!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lu berdua pesan apa? Cepetan!"

Sekarang gua dan 2 temen melehoy gua lagi mengistirahatkan sejenak otak kami yang mulai panas karena terus-terusan dipaksa buat nyari X-nya si matematika yang entah kenapa selalu hilang. Kalau nggak X biasanya Y yang hilang, atau malah dua-duanya, kadang gua tu mikir, X dan Y itu siapa?! Kok bisa-bisanya gua disuruh nyariin mereka?

Untungnya guru matematika gua itu bukan guru killer, tapi tipe guru yang sukanya ngasih tugas doang, sementara dia sibuk ngobrol dengan guru-guru yang lewat depan kelas. Ada untung dan ruginya punya guru yang begitu. Untungnya kami jadi lebih bebas, ruginya kami yang otaknya paling miris diantara kelas lain jadi tambah miris.

"Gua pesan nasi goreng spesial aja deh. Ohiya, minumnya es teh kayak biasa. Nih duitnya."
Hery memberikan uang sepuluh ribuan 2 lembar.

"Gua pesan bakso 2 mangkok. Minumnya es jeruk, bilangin ibu kantin nya esnya banyakin, terus gula nya jangan banyak-banyak, gua takut gendut," ujar Niall.

"Lu udah gendut bego!"
Mulai deh.

"Duitnya mana yel?" Gua menengadahkan tangan untuk meminta uang kepada Niall.

"Pinjem duitlu dulu ya jen, duit gua dikelas nih."

Parah, udah banyak note-nya pakai acara ngutang segala lagi. Yasudahlah daripada gua debat nggak guna.

Saat gua lagi antri diwarungnya Bu Asih, didepan gua ada cewek dengan rambut sepundak yang juga lagi ngantri.

"Woy da." Gua menepuk pelan bahu cewek didepan gua ini.
Dia sedikit terkejut lalu menoleh kebelakang.

"Eh, Zayn ya?" Dia ternyata tau nama gua.

"Iya. Rose mana?"
Tangannya bergerak menunjuk bangku dikanan tempat gua dan teman-teman gua duduk. Kok gua nggak sadar ya? Hery juga kayaknya nggak liat Rose tuh.

"Oalah gua nggak liat. Maju dong, giliran lu tuh yang pesan."

"Ah gara-gara lu sih." Gadis bernama Franda itu segera berbalik dan menyebutkan pesanannya. Tidak lama setelah itu,

"Gua duluan ya Zayn."

"Ah oke."
Sekarang giliran gua yang pesan.

***

Bel masuk sudah berbunyi sejak satu jam yang lalu. Mata pelajaran sekarang adalah seni budaya, kami disuruh membentuk kelompok yang anggotanya minimal tiga orang. Tentu saja gua bergabung dengan dua idiot disamping kanan dan kiri gua ini. Karena mereka sering berantem, jadinya gua harus menjadi penengah mereka.

Tugas kelompok nya kami disuruh memilih antara menyanyi, drama, atau tari untuk dinilai oleh guru. Dan dengan antusiasnya kelompok gua memilih untuk melakukan akting atau bisa dibilang ber-drama. Sebetulnya cuma mereka berdua yang memilih, gua? Halah, gua dianggap aja enggak. Mati aja lu semua!

"Jadi kita mau nampilin drama yang gimana nih? Sudah setengah jam gadapet ide apa-apa," tanya gua kepada mereka.

Bel masuk memang sudah berbunyi satu jam yang lalu, tapi karena ada suatu hal, guru Seni budaya kami terlambat lima belas menit.

"Uhmm, bawang merah bawang putih gimana? Gua jadi bawang putih, Hery jadi bawang merah, Zayn jadi cucian yang hanyut. Setuju ga?" tanya Niall dengan santainya. Hmm, maaf?

"Nggak! Gua nggak setuju! Masa iya gua jadi bawang merah! Gimana kalau Cinderella? Gua jadi Cinderella, lu jadi emak tiri, dan Zayn jadi labu emas. Gimana?" Sekali lagi, maaf?

"Nggak ah! Gua nggak mau jadi emak tiri! Gimana kalau drama timun mas? Gua jadi timun mas, Hery jadi buto ijo, Zayn jadi garam. Setuju nggak?"

"Hmm boleh juga sih. Lu gimana Zayn?"
Gua gimana? Jujur nih ya jujur. MENDING LU BEDUA MAMPUS BENERAN AJA DEH!

"Bodo! Heh, lu bedua nganggap gua apaan sih?! Bawang merah bawang putih kan gua bisa jadi emak tiri! Kenapa jadi cucian yang hanyut itu, hah?! Cinderella? Gua juga nggak papa kok jadi saudara tirinya Cinderella, ngapa gua jadi labu, woi! Terus juga di timun mas masih ada ibu nya kan?! Kenapa gua cuma jadi garem hah?!"
Gua yakin 1000% darah gua naik lagi. Pulang-pulang kayaknya gua musti cek tekanan darah nih.

"Zayn mulutlu bau bawang putih."
Niall menutup hidungnya, begitu juga dengan Hery. Fook.

.
.
.
To be continue...

Absurd.
Ceritanya.
Bhay.

16/Februari/2018
(Revisi : 02/11/2018)

Trio Melehoy (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang