21. U

485 73 28
                                    

Happy Reading...








Hari ini jadwal chanyeol untuk menjalani terapi. Maka dari itu eunji pagi-pagi sekali memasak juga membuat beberapa kue kecil untuk dibawa kerumah sakit.

Chanyeol pasti bosan jika terus memakan masakan rumah sakit.
Terapi juga pasti akan menghabiskan banyak energi jadi ia membuat beberapa kue kecil untuk cemilan chanyeol setelahnya. Begitu pikir eunji.

Setelah semuanya selesai, eunji lalu mengantar jisung ke sekolah seperti biasa.

"Belajar yang rajin yah sayang, salam juga buat bu guru sama temen-temen kamu." kata eunji sembari mengusap puncak kepala jisung.

"Siap bos! Mommy juga hati-hati dijalan, bilangin daddy jangan nangis kalau terapinya sakit hehe, dadah mom..." balasnya lalu keluar mobil dan berlari memasuki sekolah.




















***

Eunji menghentikan langkahnya saat hendak memasuki ruang inap chanyeol.










Wanita itu lagi?


Dari kaca kecil di pintu eunji memperhatikan dua orang didalam.

"Mereka membicarakan apa? Sepertinya serius sekali." gumam eunji.

Karena tak ingin mengganggu, eunji memilih menuju ke toilet rumah sakit terlebih dahulu.
















Saat ia kembali dari jauh ia melihat wanita tadi keluar dari ruangan chanyeol bersama seorang anak laki-laki seusia jisung.

Mata eunji menyipit meemperhatikan mereka, sampai akhirnya keduanya hilang dibelokan.

Ia menghela nafas pelan lalu berjalan kembali menuju ruangan chanyeol.






Chanyeol menoleh lalu melebarkan matanya kaget melihat eunji berjalan masuk.

"Kenapa? Kok liatin aku kaya liat setan."

Chanyeol segera menguasai raut wajahnya "A-ah gpp kok."

Eunji mengernyit lalu melirik jam tangannya "Yaudah ayo siap siap, ini udah waktunya kamu terapi," ujarnya sembari mendorong kursi roda dipojok ruangan mendekat.

Kemudian membantu chanyeol menaikinya "Pelan pelan."

"Makasih udah mau ngerawat aku disini." kata chanyeol sembari memegang tangan dan menatap lurus eunji.

Eunji hanya tersenyum tipis lalu mulai mendorong kursi roda menuju ruang terapi.

























***

"Kamu gila?!!!" seru ibunda chanyeol pada putra semata wayangnya.

Keempat orang lainnya diruangan itu hanya diam mendengar kemarahan wanita setengah baya itu.

"Kak, kakak yakin? Bisa aja wanita itu bohong sama kakak," ujar joy .

"Iya chan, kamu jangan langsung ngambil keputusan gitu." nasehat ayah chanyeol.

"Nggak yah, chan yakin sama keputusan ini."





"Bang mending abang selidiki dulu, setidaknya kita tes dna atau apalah." sungjae yang dari tadi diam kini ikut bersuara



"Nggak perlu. Pokoknya begitu aku keluar dari rumah sakit aku akan bawa anak itu kerumahku. Aku juga akan mengganti marganya."







"CHANYEOL..." ibunda chanyeol sangat tak setuju dengan hal itu.










"Bun, guanlin adalah anak chan juga, jadi chan harus bertanggung jawab."

"Anak?" ibunda chanyeol tertawa remeh "sejak kapan kamu punya anak dari dia hah?!"

Chanyeol menundukkan kepalanya "Itu memang kesalahan chan dimasa lalu, chan harus bertanggung jawab sekarang." katanya lirih.

"Astaga chanyeol... lalu apa kau tak memikirkan perasaan jisung hah?! Dia baru saja merasakan kasih sayang orang tuanya secara utuh, dan sekarang dia harus berbagi itu dengan orang lain???"

"Terserah kalian mau setuju atau tidak, gimanapun Park Guanlin tetap putraku." ucap chanyeol tegas.


"Kak hubungan kakak dan kak eunji sudah mulai membaik, kalau dia tau hal ini pasti dia akan menjauh lagi dari kakak,"

"Betul apa yang dibilang joy chan, sekarang ada jisung dan eunji yang juga harus kamu pikirkan perasaannya. Ayah memang mengajarkan kamu untuk selalu bertanggung jawab, tapi ayah gak pernah ngajarin kamu untuk menyakiti perasaan orang yang sangat menyayangi kamu. Cukup sekali kamu berbuat kesalahan dulu, jangan sampai terulang lagi sekarang." Tutur ayah menasehati.






















Tanpa mereka sadari sejak tadi ada sepasang telinga yang tak sengaja mendengar pembicaraan mereka.

































Eunji POV

Aku baru saja kembali dari sekolah jisung untuk menjemputnya. Dari jarak 5 meter samar samar aku mendengar suara gaduh dari ruangan tempat chanyeol dirawat. Segera saja aku mempercepat langkah dan saat aku hendak membuka pintunya

"Bun... guanlin adalah anak chan juga, jadi chan harus bertanggung jawab."



"A-pa? a-an-nak??" gumamku pelan.

"Anak?" suara ibunda chanyeol terdengar menyauti "sejak kapan kamu punya anak dari dia hah?!"

"Itu memang kesalahan chan dimasa lalu, chan harus bertanggung jawab sekarang." katanya lirih.



Lututku lemas seketika. Rasanya kakiku tak sanggup lagi menopang tubuhku sendiri.





"Astaga chanyeol... lalu apa kau tak memikirkan perasaan jisung hah?! Dia baru saja merasakan kasih sayang orang tuanya secarar utuh, dan sekarang dia harus berbagi itu dengan orang lain???" bunda kembali menyauti.

"Terserah kalian mau setuju atau tidak, Park guanlin tetap akan jadi putraku."








CUKUP




Aku sudah tidak sanggup lagi mendengarnya.



Aku berbalik berjalan cepat pergi dari sana. Aku berjalan tak tentu arah dengan arir mata yang mulai mengalir, masa bodo dengan tatapan aneh orang-orang saat ini yang aku fikirkan hanya pergi sejauh mungkin dari sana.





Karena tak memperhatikan jalan, aku tak sengaja menabrak seseorang.





"Ah maaf maaf," aku membungkuk beberapa kali.

Begitu aku mengangkat wajah,






















"Loh eunji?"














GREP













seketika aku langsung memeluk tubuh jangkung itu.



















Tbc

BOOM!!!!!!!!

Second Of Opportunity || Chanji✔️Where stories live. Discover now