15. N

479 65 10
                                    

Happy Reading...












"Kita masih bisa merawat jisung bersama tanpa harus kembali, aku yakin kita akan menjadi rekan yang baik." kataku pelan kembali ke posisi semula.



Rekan




Terdengar menyakitkan memang, namun itu seperti pengingat bagi kami bahwa semuanya sudah berakhir dan hanya itu yang tersisa.





"Maafkan aku..." lirih chanyeol sembari menundukan kepalanya.

"Semua sudah berlalu. Sekarang hanya jisung prioritas utama kita."














Aku mengulurkan tanganku,

"Teman?"


Chanyeol mendongak menatap uluran tanganku.

Ia diam sebentar lalu menerimanya "Iya, teman!"

Aku tersenyum lega. "Aku mau bangunin jisung dulu." kataku lalu berbalik.


Chanyeol mencekal tanganku, (lagi)

"Eunji..."



Aku menoleh "Ya?"






















"Boleh aku memelukmu? untuk yang terakhir kali."

















Aku mengangguk sembari membuka kedua tanganku.

"Tentu."

Chanyeol tersenyum lebar lalu ia bergerak merengkuh tubuhku.





Pelukannya hangat, selalu.

Chanyeol mengusap rambutku pelan sementara aku bersandar di dada bidangnya.

Menghirup aroma tubuhnya sebanyak-banyaknya selagi bisa.



Rasanya aku ingin menghentikan waktu agar pelukan ini tak pernah berakhir.









Setelah cukup lama berpelukan, aku bergerak melepaskannya.

Tersenyum singkat padanya dan berbalik melangkah pergi.


Aku masuk ke kamar.



Bukan untuk membangunkan jisung, tapi ke arah kamar mandi didalam sana.



Masuk dan mengunci pintu rapat-rapat. Begitu pintunya terkunci tubuhku merosot kelantai.

Aku mengeluarkan semua air mata dan isakan yg sejak tadi aku tahan sekuat tenaga.

Hatiku perih, sakit sekali.






Apa yang baru saja aku lakukan?!
Bodoh sekali kau eunji, bodoh...
Racauku dalam hati sambil menutup wajahku dengan kedua tangan.














Semua yang aku katakan tadi benar-benar bertolak belakang dengan hatiku.




Semua itu Bohong.



Aku ingin kembali padanya...








Ingin sekali...











Tapi rasa trauma itu belum hilang...


Dia yang dingin, kasar, dan tak pernah menganggapku ada...








Aku takut itu terulang...






Dulu saat aku disisinya ia hanya menganggapku seonggok daging yang bisa bicara.

Dia tak suka aku menengurnya, ia tak suka bertemu aku dirumah, ia tak suka kenyataan bahwa aku adalah istrinya saat itu.





Diawal pernikahan kami chanyeol selalu berangkat ke kantor sangat pagi sebelum aku bangun dan pulang larut malam sesudah aku tidur, hanya untuk menghindariku.


Aku tak tau bahwa menjadi istrinya ternyata se menyakitkan itu. Aku pikir saat ia menjadi milikku seutuhnya, ia akan berubah, berubah menerima dan mencintaiku.

Namun kenyataannya tidak,

ternyata ia malah jauh lebih dingin padaku dibanding saat kami masih menjadi teman biasa.










Sampai ditahun kedua pernikahan kami aku menyerah.








Aku pergi jauh darinya,















tepat setelah melahirkan anak kami.










Aku trauma dan sempat depresi ringan saat pertama kali melakukan itu.



Untungnya disini ada Chen dan Kak Suho yg mendampingiku, ditambah Sehun sehingga lambat laun aku bisa kembali seperti semua.






Namun untuk kembali padanya...























..aku terlalu takut.

















Maka dari itu aku lebih memilih menawarkan menjadi teman untuknya.






Itu lebih baik menurutku.











Masa bodoh aku harus berperang dengan hatiku, asal aku tidak tersakiti lagi.




















Tbc

Sebenarnya ini lanjutan chapter sebelumnya.

Aku pikir terlalu panjang kalau dijadiin satu chapter, jadi aku bagi aja.

Susah yah jadi eunji, banyak banget masalah kayaknya.

Aku jadi gak tega :'(


Tapi mau bagaimana lagi...

Udah alurnya begitu

See you next chapter....

Second Of Opportunity || Chanji✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang