Chapter52

180K 6.9K 461
                                    

Didalam ruangan dengan cahaya redup seorang wanita paruh baya duduk didepan meja rias.mata sembab dan air mata yang tidak kunjung berhenti menetes menemani malamnya kali ini.areta,dirinya sangat bingung kenapa cobaannya selama ini tidak juga berakhir malah kian bertambah.meskipun ada rasa benci dihati terhadap suaminya tapi jujur,tidak sanggup rasanya jika harus mendengar kabar buruk tentang suaminya terlebih lagi dirinya tidak bisa menemani disamping suaminya saat ini.

Suara decitan pintu terbuka membuyarkan lamunannya,

Vio berdiri disamping areta dengan membawa segelas air putih, "Bunda nggak tidur?udah malem lho.ini bun minum dulu dari tadi vio liat bunda nangis terus".

Areta mengusap pipi untuk menyeka air matanya,"kamu tidur disini ya tamani bunda".vio tersenyum tulus lalu mengangguk.

Lewat tengah malam vio terusik dengan suara bising sepertinya dilantai bawah,sayup² ia membuka matanya melihat kesekitar cahaya yang redup sedikit menghalangi penglihatanya dirinya meraba kasur sebelah dimana tempat bunda areta tidur,tapi nihil hanya kasur rata yang ia rasakan.

Vio bangun dengan memegangi perutnya berjalan pelan mencari tombol untuk menyalakan lampu,sampai disamping pintu ia lekas menyalakan lampu.untuk memastikan dimana bunda areta sekarang vio memutuskan untuk kebawah,saat membuka pintu ia dikejutkan dengan tiga laki²bertubuh tegap berotot berdiri didepannya reflek vio melangkah mundur.

"Ssi-siapa kal-lian?".vio gemetar melihat sorot mata tajam dari tiga laki²itu,apa yang akan mereka lakukan dengannya,tapi yang lebih vio takutkan lagi jika mereka berniat mencelakai kandunganya.

"Hmptt...lep pasmpp".tanpa basa basi mereka menarik vio lalu membekap mulutnya.membawanya ke lantai bawah vio terkejut ketika melihat areta dan dua art bersimpuh dilantai dengan mulut dilakban serta kaki,tangan mereka diikat tali persisi seperti dirinya.

Rasanya vio ingin berteriak sekencang²nya dan menendang laki² berbadan kekar dihadapannya ini jika tidak sedang hamil mungkin dirinya bisa saja berontak,tapi sekarang mustahil! Selain perut yang membuatnya sosah bergerak,ia juga takut jika nanti malah membahayakan orang lain.

Pasrah!

Vio hanya bisa Pasrah kala dirinya ditarik untuk masuk ke mobil tidak sendirian tapi bunda areta juga,diikuti beberapa laki²bertubuh kekar tersebut.tapi anehnya sejak pertama vio melihat mereka tidak ada sepatah kata pun terlontar dari mulut mereka.
Mereka hanya menyodorkan pisau tajam ketika vio atau pun bunda tidak menurut.

Disampingnya vio melihat jelas ketakutan bunda saat ini dia terus saja menangis berharap ada seseorang yang menolongnya sekarang juga.ia melihat ke sekeliling mungkin sekitar dua jam lebih perjalanan entah akan dibawa kemana yang jelas vio melihat kesamping pepohonan rindang dengan cahaya yang minim ditambah lagi suasana yang amat sepi seperti hutan.apa mùgkin dirinya dihutan?sejauh itu kah?

****

"Rik!lo ngapain ngikutin mobil itu nggak guna banget jadi anak".geram rendi,sejak tadi dirinya terus bertanya kenapa riko tiba²mengajaknya pulang saat dibar tadi,tapi bukannya pulang dia malah sempat mampir lewat depan rumah orang tua vibra,setelah itu mengikuti mobil yang keluar dari rumahnya entah ada siapa didalamnya.yang jelas riko nampak kawatir.

"Diem!".sentak riko,masih fokus kejalan yang lain mah blur.

"Daripada main ke hutan mending ke kuburan".celetuk rendi.

"Kalo masih mabuk mending diem deh!,lo liat kebelakang siapa yang ngikutin kita pakai motor".

"Gelap"."sebenernya lo ngapain ngajak gue ke hutan belantara gini.

Sheett...

Riko nge rem mendadak kala melihat mobil yang ia buntuti berheti tidak jauh dari tempatnya,sontak ia langsung mematikan mesin mobilnya.agar tidak ketahuan.

Me and My Bad Husband [SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now