Chapter7💙

236K 10.1K 297
                                    

Cklek..


Suara decitan pintu terbuka menyadarkan Vio yang sejak tadi meneliti setiap detail baju di depannya,"Mom ini baju sia-"
belum sempat menyelesaikan pertanyaannya Silla langsung menyahut ria, "punya kamu,"jawabnya ketus.

"Mommy galak banget sih semalem nggak dapet jatah  dari daddy, ya?" Tuduh Vio dengan nada mengejek.

plak.

"Auhh," Vio mengerucutkan bibirnya sembari mengusap bahu kanan yang barusan kena pukulan mommynya, "maksud Vio jatah belanja mom,".
ucap Vio menenangkan mommynya.

Silla menatap manik putrinya tajam, setajam silett, "Siapa yang ngajarin kamu ciuman didepan umum, disekolah  lagi?" gertaknya.

"Mommy sama Daddy," jawab vio santai.
Silla membulatkan matanya,"Vio, mommy serius."

"Lah ya beneran lah mom, siapa lagi kalo bukan mommy sama daddy, selama ini kan Vio sering liat mommy ciuman hot pas di dapur, pas dibelakang rumah, pas diruang keluarga, pas ruang tamu uhh apa lagi kalo pas diranjang sama daddy... kalo itu Vio belum pernah liat mom... Soalnya kan mommy kunci terus pintunya, mommy sama daddy kalo lagi mesra-mesraan cup cupan, cipokan didepan babeh sumanteb, tante ucup, mbok Irah, mbok Inem... itukan sama aja didepan umum mom,"cerocos Vio panjang lebar secepat kereta api lewat.

Silla menarik nafas lalu menghembuskan nya kasar,"Vio," panggilnya dengan nada menekan.

"Iya mommy," Vio masih santai, nggak sadar kalo bentar lagi bakal ada kompor meleduk.

Disodorkanya pel, sapu dan ember yang Silla bawa,"BERSIHIN SELURUH LANTAI YANG ADA DI SELURUH RUMAH INI... SEKARANGGG VIO!" Teriakan yang melebihi pesawat jet take off siap menjebolkan gendang telinga siapapun yang ada disampingnya.

Diruang tamu,
Kedua orang tua Vio tengah asik menonton TV sambil ngopi, juga ada dua asisten rumah tangganya yang ikutan nonton TV duduk bersimpuh diatas karpet.
Berbeda dengan Vio, yang lagi ngepel lantai padahal saat pulang sekolah tadi Silla sudah mengepel tapi memang sengaja tidak di selesaikan.

"Ibu tiri hanya cinta..hiks..kepada ayahku saja hiks..hiks..." Vio bernyanyi dengan nada dibuat sesedih mungkin, dan sengaja mengeraskan suaranya agar manusia yang sibuk menonton TV memperhatikannya namun nihil, tidak ada respon.

Vio kembali bernyanyi berbeda dengan sebelumnya, kali ini nadanya makin ngasal dan keras, "Ibu tiri hanya cinta kepada ayahku saja... bila ayahku tiada-" masih nggak direspon.

"Kaya ada orang nyanyi... tapi ko nggak keliatan orangnya ya," kata Brama, masih fokus dengan film yang mereka tonton.

"Setan kali dad... nggak usah didengerin," jawab Silla, sedikit melirik Vio.

Vio yang mendengar ucapan orang tuanya mengelus dada, sabar. mengusap matanya akting nangis maksudnya biar dikasihani gitu," Vio kuat kok ternistakan,"

Selang beberapa detik ia memikirkan ide untuk mengalihkan perhatian orang tuanya, ia menyentikkan jarinya ke depan,"aha," ide cemerlang pun muncul.

"Vio nggak jadi mau dijodohin, Vio nggak mau nikah," ucapannya benar-benar ampuh, sekumpulan manusia yang tadinya acuh dan sibuk dengan TV kini memandang kearahnya, "nah kan manjur," ucapnya dalam hati.

Silla dan Brama sontak langsung mendekati Vio,"eh anak mommy yang paling cantik... kok gitu jangan ngambek dong," Vio melengos bodo amat.

"Princessnya daddy... nggak baik lo ngambekan, uang jajan daddy tambahin deh." Bujuk Brama.

Me and My Bad Husband [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang