Saat ini Salman duduk di samping Vanessa di kursi kantin sekolah. Salman menyodorkan sebotol minuman pada Vanessa. "Kali ini minuman dari aku harus diminum ya, aku udah cape ngantri loh, aku harap kamu menghargai."
Vanessa hanya tersenyum canggung pada Salman sambil berterima kasih, "Thanks ya Kak. Padahal gak usah ngasih kayak gini, aku gak mau ngerepotin."
"Loh enggak dong. Ini kan aku pengen ngasih buat Sasa," Salman diam sejenak tidak berhenti memandang Vanessaa yang menatap ke sembarangan arah dengan tatapan kosong.
"Eh Sa, aku denger Derrel nggak ikut yah?"
"Iya." Vanessa menjawab dengan malas pertanyaan itu. Vanessa benci kenyataan jika Derrel tidak ikut serta dan Vanessa juga kurang puas dengan alasan Derrel tidak ikut.
"Kamu di sana nanti nggak ada yang jagain dong? Aku aja yang jagain kamu di sana gimana? Kalo kamu mau itu juga."
Vanessa menengok pada Salman dan kembali tersenyum canggung membuat suasana sedikit tidak nyaman. "Thanks Kak niat baiknya tapi Sasa bukan bayi."
Vanessa berdiri sambil memegang botol minuman yang diberikan Salman tadi, "Sasa ke kelas duluan ya semuanya. Thanks Kak Salman minumannya, Sasa bakal minum kok tenang aja."
Salman tersenyum lalu bertanya pada temannya yang sejak kedatangan Salman mereka diam seolah tidak mendengar apa pun, seolah tidak ada yang berbicara di hadapannya.
"Kalian harus jawab pertanyaan gue!" tegas Salman yang membuat Irshal, Nayya dan Maya menelan ludahnya, sedikit ketakutan berbincang Salman dengan imagenya yang baru ini.
"Vanessa kenapa? Sakit?" tanya Salman.
"G-gak gak kita gak kita kita gak tau Kak," jawab Maya terbata-bata.
Salman melirik yang lainnya dan mereka menjawab hanya dengan menggelengkan kepalanya.
"Jujur!!! Gue tau kalo kalian bohong. Jujur napa si! Liatin aja kalian semua kalo sekarang nggak ada yang mau jujur," ucap Salman langsung berdiri namun ditahan oleh Irshal.
"Okay! Kak gue tau dia kenapa," kata Irshal sambil mengangkat tangannya, Salman hanya merespon Irshal dengan tatapan tajamnya.
Nayya dan Maya kompak menatap Irshal seolah memberikan kode agar Irshal lebih baik diam, tidak menjawab pertanyaan Salman dan membiarkan Salman pergi tapi kode dari mereka sama sekali tak Irshal hiraukan.
"Sasa lagi beranten sama Kak Derrel. Mereka udah gak saling ngobrol," ucap Irshal.
Ujung bibir Salman terangkat secara otomatis, dia senang, dia pikir dia bisa mulai mendekati Vanessa. Jika Derrel dan Vanessa jadi lebih menjauh, itu jelas memudahkan jalan untuk Salman.
Salman pergi dari kantin dengan perasaan riang hati setelah mendapat kabar baik untuknya.
"Shal apaan si lo!" tegur Nayya.
"Apa? Emang kenapa?"
"Ikut campur sama hubungan mereka bertiga mulu. Kalo Vanessa nggak ngomong ya kamu jangan ngomong apa apaa," ucap Nayya.
Tapi Irshal tidak merespon itu, dia juga tampak tak merasa bersalah dengan hal itu. Irshal pikir informasi itu bukan suatu masalah, kenapa harus di besar-besarkan?
YOU ARE READING
With or Without YOU 🍒 (END)
Teen FictionHow If ... Gebetan kamu ternyata gebetan anak simpenan Papah kamu juga? Masa putih abu yang dimulai seperti kertas putih berubah menjadi kertas yang penuh coretan yang membuat kertas itu lebih berwarna. Dunia yang awalnya hanya memiliki opsi untuk m...
19. I'm Always Here For You
Start from the beginning
