Bag 21 Choi Rahna

1.8K 203 37
                                    

Double up???

Iyes say.......

Semoga suka...

----------||---------

"Namaku Choi Rahna."

Aku membungkukkan badanku sekilas, "Salam kenal," ucapku sedikit berusaha menghargai pengenalan dirinya. Lalu menarik tanganku dari jabatan tangannya.

"Hahaha... kamu ini tak sepintar yang kukira ternyata," ucapnya yang membuat keningku mengkerut. Setelah apa yang kulakukan untuk menghormatinya, dia menghinaku begitu? "Aku Choi Rahna, kau tak kenal siapa Choi Rahna, yang berdiri di hadapanmu ini?" tanyanya, otakku berusaha mengingat, apakah dari kerabat ayah dan kerabat ibu ada yang mempunyai nama Choi Rahna, tapi sepertinya tidak ada, wajahnya juga bukan wajah artis. Pria berkumis ini sok kenal denganku?

"Aku Choi Rahna, akulah buronan yang diincar di bumi, kau tak tahu?" tanyanya kemudian.

Apa???

Buronan??

Di hadapanku?

Sekarang. Bagaimana bisa???

Spontan kakiku bergerak mundur, menjauh. Lalu disambut tawa oleh pria berkumis di depanku ini.

"Kau benar-benar tak mengenal nama Choi Rahna? Payah sekali!" Serunya lalu menyeringai kecil.

"Di dunia nama Choi Rahna bukan dimiliki satu orang saja!" Belaku tak terima dengan segala hina'annya.

"Baiklah, baiklah, kau memang pintar mencari alasan!"

"Bagaimana buronan sepertimu bisa sampai ke menara ini? Kau sungguhan Choi Rahna? Atau hanya mengaku-ngaku saja?" cerocosku tak percaya.

Buronan di bumi selama bertahun-tahun ada di depanku sekarang? Di menara ini? apalagi dia menjadi tanan kanan penjaga menara? Dia bergurau? Mengarang?

"Ceritanya sangat panjang, tapi yang jelas ada campur tangan orang menara sehingga aku bisa lolos ke sini," jelasnya yang masih sama menggantung jawabnanya. Tapi dari raut mukanya sepertinya dia tak berbohong.

Sungguh? Ada buronan yang paling dicari di depanku? Kalau dipikir-pikir lagi, jika kulaporkan pada pihak yang berwajib, aku akan jadi pahlawan tidak?

"Sepertinya kau mendapat masalah dengan Seongjung, aku bisa membantumu agar dia tak menganggumu lagi," katanya memberikan penawaran.

Sekarang berganti aku yang berpangku tangan sambil mencerna semua kalimatnya, mencerna apa yang terjadi dalam diriku dari awal sampai sekarang. Kenapa dia tahu jika aku bermasalah dengan Seongjung? Dia memberikan penawaran seperti itu pasti ada timbal baliknya kan? Tapi apa yang dia inginkan dari aku?

"Kenapa kamu diam saja?" tanyanya bingung, "jawablah pertanyaanku.

Aku mengernyitkan alis menangkap sesuatu yang janggal, "Bukankah anda bisa membaca pikiran orang? Bacalah pikiranku," seruku. Lalu di balas senyuman kecil oleh pria berkumis ini. Sungguh aku masih tak suka dengan senyumannya yang menjengkelkan itu.

"Di sini bukan inti menara, aku tak bisa membaca pikiranmu," jelasnya yang membuatku menyipitkan mata tak percaya. Sebenarnya otakku masih sibuk menerka-nerka apa yang sebenarnya yang diinginkan pria berkumis ini, kenapa mendadak dia ingin membantuku masalahku? Dan apa dia bilang merekrut menjadi penjahat?

Aneh sekali!

Tapi jika diingat pertemuan pertama dengannya! Dia mengancamku bukan? Ahh ini pasti termasuk penilaiannya!

"Kau sedang menjebakku?" Pancingku kemudian. "Kamu sedang mengujiku? Tak usah repot-repot bersandiwara! keputusanku sudah bulat! Pulangkan saja aku ke bumi! Aku tak akan menjadi penjahat! Seruku malas bertele-tele.

Bangtan MagicWhere stories live. Discover now