Bag 40 Tersesat

96 8 2
                                    

Udah lah gass terussss meskipun nggak ada yg baca :(... Happy Reading guys..

----------||-----------

"Kenapa kamu malah pergi? Bukankah kamu jauh-jauh kesini untuk menemuiku?"

Kakiku yang sedang berjuang mengendap-ngendap mundur langsung berhenti mendengarnya. Ular itu bangun, badannya tinggi sekali, badannya sangat lebar mungkin lima meter kalau dikira-kira. Tenggorokanku menelan ludah dengan susah payah. Jubahku masih kupakai dengan aman. Aku melihat sekitar, mungkin saja ular ini berbicara dengan mahluk lainnya. Kosong.

"Kamu pikir dengan jubah penghilangmu itu bisa mengelabuhiku. Kamu ini lucu sekali, aku ini ular nak! Aku merasakan keberadaanmu dengan tubuhku. Tenang saja aku adalah ular ajaib jadi aku tidak tuli seperti ular kebanyakan dan tak mempunyai lidah untuk merasakan sekitar karena aku tak mèmperlukannya. Kamu mau apa dariku?" ulangnya lagi yang membuatku gelagepan takut. Aku pelan-pelan berjalan  mundur, tetap memakai jubah penghilangku, bisa saja ular itu berbohong.

"Aku hanya ingin satu buah sisikmu itu untuk ramuan obat temanku," Jawabku sambil konsisten berjalan mundur dengan hati-hati.

"Baiklah, aku akan memberikan sisik itu kepadamu, tapi apa yang akan kamu berikan kepadaku sebagai gantinya? " tanya ular itu. Dahiku mengernyit mencerna kalimatnya. "Hey nak! Di dunia ini tidak ada yang gratis! Kamu tahu istilah barter'kan?" Ujarnya nadanya sudah lebih tinggi daripada yang tadi. Aku menggigit bibir bawahku karena bingung. Aku tak tahu bahwa aku harus menukarnya dengan apa? Otakku memikirkan barang apa sedang Kubawa untuk ditukarkan.

"Aku membawa bolpoin berharga dari bumi, ini bolpoin sangat mahal," Seruku menunjukkan bolpoin yang baru saja kuambil dari saku bajuku. Ular itu menjulurkan kepalanya sekilas. Aku melepaskan jubahku, percuma dia sudah mengetahui keberadaanku.

"Bolpoin murahan seperti itu kau bilang mahal?" Tanyanya. "Jangan coba-coba menipuku, meskipun aku hidup menyendiri di hutan ini aku masih bisa membedakan barang yang berharga atau sebaliknya! Bolpoin yang kau tawarkan itu hanya berharga satu keping perak!" Serunya. Aku menelan ludah dengan susah payah. Otakku mulai bekerja bagaimana caranya bisa mencapai kesepakatan dengan ular ini.

"Tukar saja dengan jubah penghilangmu itu, banyak orang yang datang kesini untuk memintanya." Kata ular itu memberi saran. "Aku akan memberikan satu sisikku sebagai gantinya." Tawarnya lagi membujuk. Aku menggelengkan kepala pelan. Tidak. Ini adalah jubah pemberian Rapmon, aku harus menjaganya baik-baik.

"Begini saja, aku akan pergi dulu mengambil barang barter yang berharga untukmu, aku akan kembali lagi kesini," Ucapku kemudian setelah beberapa menit menimbang-nimbang. Setelah membungkukkan badan aku melangkah pergi. Tapi yang terjadi selanjutnya diluar dugaanku. Ekor panjangnya yang besar terulur mendorong tubuhku sampai jatuh.

"Kamu pasti tak tahu peraturannya ya? Kamu hanya punya satu kesempatan barter denganku! Jika tak ada kesepakatan kamu harus menjadi santapanku!" Serunya yang membuat bulu kudukku mulai berdiri.

"Kamu tahu'kan? Aku adalah keturunan marga Soo murni, langit ketiga ini adalah rumahku, kita berteman bukan? Kita dari satu tempat yang sama," Seruku mencoba membujuk.

"Aku tidak peduli! Aku diutus untuk menjaga dari orang-orang jahat, meski kamu raja di langit ketiga sekalipun aku tidak peduli jika kamu punya niat jahat tetap akan kumakan!"

"Baiklah, ambil jubah penghilang ini!" Seruku mengalah.

"Aku sudah tak minat! Kesempatan itu sudah hilang!" Serunya. Tanpa pikir panjang aku langsung berdiri dan langsung berlari sekuat tenaga. Tapi apalah daya, ular itu benar-benar panjang dan besar, tubuhku yang kecil tak ada apa-apa ya di banding kekuatannya. Dengan mudahnya ekornya menjatuhkanku kembali.

Bangtan MagicUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum