Bab 42 Ayu

104 7 1
                                    

Aku berlari tergesa-gesa menuju ruang kesehatan. Tanpa memperdulikan orang-orang menatapku aneh. Kakikis berlari melewati lorong-lorong menara. Mataku terbelalak lebar melihat banyak murid perempuan memenuhi luar ruang keséhatan. Dengan cepat aku berjalan diantara mereka. Para murid itu langsung melemparkan tatapan tajam ke arahku. Pasti berita tadi pagi menyebar dengan sangat cepat. Sekarang kakiku berdiri tepat di depan ruang kesehatan. Tanganku terulur untuk mengetuk pintu, tak peduli dengan berapa puluh pasang mata sedang menatap serasa ingin menerkamku.

"Tak akan diijinkan masuk!" Seru salah satu murid. Aku tak bergeming tetap mengetuk pintu. Seseorang membuka pintu, wajah Bu Kim so mi menyebul dengan tatapan marah.

"Sudah kubilang Taehyung ingin istirahat! Dia tak mau diganggu!!" Bentaknya.

"Tapi aku adiknya Soo Masha, aku hanya ingin berbicara sebentar," Mohonku sambil mengatupkan tangan. "Coba tanyakan Taehyung, dia pasti ingin bertemu denganku juga," Bujukku lagi. Bu Kim so mi diam seperti menimbang sesuatu.

"Kamu murid yang pergi ke hutan itu?" Tanyanya lalu aku menganggukkan kepala. "Ya sudah masuk," Perintahnya memberikan ijin, aku membungkukkan badan sebagai tanda terimakasih lalu berjalan masuk. Di sana terbaring tubuh Taehyung.

"Heiii," Sapaku. Taehyung langsung membangunkan tubuhnya setelah melihatku.

"Heh!! Jangan bangun dulu! Jangan banyak bergerak!!" Seru Bu Kim so mi, Taehyung meringis kesakitan lalu menidurkan badannya lagi.

"Kamu baik-baik saja?" Tanya Taehyung khawatir. Aku tersenyum mendengarnya, keadaan dia lebih buruk tapi dia masih memperdulikanku.

"Seperti yang kamu lihat, aku baik-baik saja, justru kamulah yang sedang tidak baik-baik!"

"Aku baik-baik saja lihatlah!" Serunya sambil melambai-lambaikan tangan.

Bel menara berbunyi dengan nyaring, tanda waktu belajar akan di mulai.

"Kenapa kamu masih duduk santai di sini?" Tanya Bu Kim so mi memicingkan matanya ke arahku. "Biar jadi tugasku menjaga Taehyung, jadi kamu harus segera kembali ke menara untuk belajar, ngomong-ngomong ruang keséhatan juga memiliki jam besuk sendiri! Kamu bisa datang nanti jam lima sore." Bu Kim So mi menjelaskan aku menganggukkan kepala mengerti.

"Taehyung-shi, aku ke menara dulu ya, aku nanti akan ke sini lagi," Janjiku sungguh-sungguh. Taehyung menganggukkan kepalanya.

----------||----------

"Jeon Jungkook!" Panggilku ketika melihat pemilik nama keluar dari kelasnya. Dengan senyuman tipis aku melangkah mendekatinya. "Aku sudah memikirkannya dan merubah keputusanku. Baiklah aku akan mengajarimu lagi," ucapku. "Ayo latihan!" Ajakku kemudian. Dia sudah ikut menyelamatkan hidupku kemaren, aku akan mengajari beberapa pelajaran sebagai bentuk rasa terimakasih.

"Latihan? Sekarang?" tanyanya dengan raut bingung. Ekspresinya sungguh diluar perkiraanku. Kukira dia akan balik jungkir saking bahagianya bukan berdiri kaku seperti tak menginginkannya. Entah kenapa itu membuat hatiku sedikit mencelos.

"Kamu tak mau?"

"Jangan hari ini! Aku sibuk!" Serunya lalu melangkahkan kaki meninggalkanku begitu saja. Seperkian detik tubuhku kaku merespon lambat dengan apa yang terjadi. Apa-apaan ini? Bukannya dari kemaren dia memohon-mohon kuajari? Terus sekarang dia begitu saja pergi?

"Yak Jungkook-ah!" Panggilku mulai mengejar langkahnya yang besar. Tapi panggilanku tak digubris olehnya. Dia malah mempercepat langkahnya yang membuat hatiku keki merasa dikhianati! Urusan apa yang lebih penting dari pelajaranku! "Jungkook-ah!" Panggilku setengah frustasi bahkan kakiku mulai berlari demi mengejar langkahnya. Aku menarik tangan kekarnya dan otomatis membuat kakinya berhenti.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bangtan MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang