Bag 19 Jamur ajaib

1.8K 202 18
                                    

"Namanya tumbuhannya Jamur Lhing zhieng, jamur ajaib di menara ini. Manfaatnya hampir sama seperti Jamur Lhing zhi di bumi," kata seseorang di depan kelas yang beberapa menit lalu mengenalkan diri bernama 'Kim So Mi' guru ramua, sambil meletakkan keranjang besar dan beberapa jamur berwarna coklat di dalamnya.

"Manfaat jamur ini sangat banyak, seperti  menguatkan sistem ketahanan tubuh, menghindari alergi, memperkuat organ tubuh, memyembuhkan sakit maag dan sakit usus, asma, kelelahan, sulit tidur, dan masih banyak lagi. Saya memberikan pelajaran obat pertama kalian dengan jamur ini karena banyak sekali alasannya, mungkin ada dari beberapa dari kalian yang masih sulit beradaptasi dengan lingkungan menara, atau kalian yang masih rindu keluarga, susah tidur, jadi obat inilah solusinya!" Seru Bu So Mi riang.

"Tak seperti di bumi, jamur ini tumbuh seperti buah di pohon jamur Lhing zhieng di belakang menara. Dan pohon ini adalah pohon ajaib di menara karena pohonnya selalu berbuah setiap hari, tapi ingat pohon ini hanya ada satu di menara ini" ucapnya.

"Dan ada satu lagi jamur yang mirip dengan Lhing Zhieng di sana, nah tugas kalian yang pertama adalah mengamati jamur ini dan yang kedua adalah memetik jamur Lieng zhieng di belakang menara, saya akan menilai apakah kalian memetik dengan benar Lieng zhieng atau memetik kembarannya," jelas Bu So mi. Lalu menggerakkan tangannya memberi tanda kepada murid-murid untuk mendekat mengamati Jamur Lieng Zhieng.

Aku melangkah maju bersama dengan puluhan murid lainnya, kami tertib berbaris satu per satu untuk memgamati jamurnya. Aku berada di barisan tengah menunggu antrian.

Setelah beberapa menit akhirnya tiba giliranku. Aku mencodongkan mukaku agar bisa menghirup bau dari jamur itu, tapi jamur itu tak ada bau sama sekali, aku berusaha mengamati dengan teliti jamur itu. Bentuknya seperti jamur di bumi lainnya, dan ketika aku memegang tekturnya sangat lembut bahkan kenyal seperti puding. Benar-benar jamur yang unik.

"Giliran selanjutnya!" Seru Bu So Mi menghentikkan aktifitasku mengamati jamur itu, lalu melangkah ke bangkuku lagi.  Telingaku sekilas mendengar beberapa murid yang mengomentariku seperti, 'heh! Bocah itu apa pun selalu lama memakan waktu!' Tapi sekali lagi aku tak peduli.

"Baiklah, sekarang kalian sudah mengamati jamur itu dengan seksama bukan? Waktu kalian setengah jam untuk memetik jamur itu lalu kembali ke sini lagi ku nilai, lalu akan ku ajarkan juga cara membuat ramuannya," perintah Bu So Mi.

Tentu saja dengan komamdo seperti itu kami para murid berbondong-bondong keluar kelas menuju belakang menara. Lebih tepatnya di belakang taman yang luas, ketika rombonganku melewati taman, aku melihat rombongan Rapmon yang sedang menenteng sapu terbang hendak berbaris di taman. Sepertinya mereka akan belajar sapu terbang. Aku melemparkan senyumku ke arah Rapmon dan Rapmon membalas tersenyum juga.

Pohon jamur itu terletak di sudut kanan sebelah taman, mataku sedikit membelalak ketika mengetahui kembaran pohon itu bukan hanya satu, tapi puluhan pohon, satu komplek pohon berjamur semua, sudah beberapa kali aki ke taman tapi sama sekali tak memperhatika ada komplek jamur ini. Aku mendengar keluhan beberapa murid lainnya, dan sebenarnya aku juga mengeluh dalam hati.

Pohon jamur ini lumayan tinggi sekitar tiga meter, butuh sedikit perjuangan untuk melihat jamur yang menggantung seperti buah yang sudah masak karena susah digapai untuk orang yang mempunyai ukuran tubuh pendek.

Aku mengamati satu persatu, tapi bukankah percuma hanya mengamati? Aku menoleh ke kanan dan ke kiri ternyata murid lain memetik jamur itu lalu mengamatinya ketika sudah di genggaman, jika bukan jamur itu akan dibuang di tempat sampah. Ide bagus. Tapi memetik jamur ini sangat menyusahkan, apa aku harus mengamati dan menunggu satu persatu murid dan jamur yang mereka buang? Itu akan membutuhkan waktu yang lama!

Bangtan MagicWhere stories live. Discover now