Chap 41. Family Rules

760K 50.3K 4.5K
                                    

Maaf baru update, baru baca komentar lagi soalnya. Aku juga baru buka ig kemarin hehe biasanya ig os terus.

Oke, sekarang bakal update buat 1.000 komentar ya, semoga sehari beres, pengen up tiap hari soalnya, mumpung libur.

Happy reading...

"Kayanya, aku mau kasih hukuman sama kamu sekarang, Alister. Kamu siap?!" balas Ana dengan tatapan tajamnya membuat Alister bergidik ngeri.

Kenapa dia harus dihukum disaat yang tidak tepat? Tidak. Tidak. Nanti malam dia harus mengungkapkan perasaannya, tidak boleh ada yang menghancurkannya.

Alister sangat yakin seribu persen, jika Ana akan menghukumnya untuk berbakti kepada Ibunya, Ayahnya, atau hal lainnya yang serupa.

Atau bisa saja hal yang paling menakutkan terjadi, yaitu Ana membatalkan janjinya untuk makan malam dengan Alister.

Jantungnya berdegup kencang, tangannya mengepal penuh lalu menatap Ana dengan yakin.

"Gue, nggak siap."

Alister merunduk sayu, Revalina daat melihat anaknya begitu tunduk atau lebih tepatnya...takut pada gadis yang ada di hadapannya.

"Kenapa? Bukannya kamu paling semangat buat denger hukuman dari aku?"

"Please, gue tahu hukuman apa yang mau lo kasih kali ini."

Ana mengangkat kedua alisnya penasaran.

"Apa?" tanya Ana.

"Lo mau batalin makan malem kita kan?"

Ana sedikit kesal karena Alister sangat tidak peka dengan hukuman pertama yang akan dia berikan. Ya, memangnya kapan cowok ini peka? Dia adalah cowok paling tidak peka di seluruh dunia, sungguh.

"Bukan," ucap Ana sambil mematap Revalina yang sejak tadi hanya terdiam dan menjadi penonton.

"Hukuman pertama, aku mau kamu ikut ke acara Mama-" belum sempat Ana menyelesaikan ucapannya Alister langsung memotongnya.

"Itu sama aja batalin acara makan malam kita."

Ekspresi Alister berubah menjadi sangat lemas dan tidak bersemangat. Dia sangat ingin mengutarakan perasaannya, itu saja, kenapa hukumannya harus seperti ini?

"Tapi kita masih bisa makan di-"

"Oke," balas Alister lemas, dia langsung menutup pintu kamarnya tanpa mengatakan apapun.

Ana terdiam dan merunduk, sebenarnya dia dapat merasakan kekecewaan Alister. Tapi dia tidak mau hubungan Alister dengan keluarganya hancur agar bisa menjadi Alister yang dulu dia kenal.

Apa salah?

***

Ana sedang duduk di ruang tamu, apartemen ini begitu megah, ruangannya terisi dengan lukisan-lukisan yang indah, baik itu dari lukisan romantic, abrstrak, dan lukisan yang bertema alam sekalipun.

Ana terkesima dengan semua lukisan yang terpampang di dinding, untungnya tidak ada lukisan bergambar perempuan yang menyeramkan, semua lukisan di sini sangat eksotik, membuat matanya sangat rileks.

Tangan mungilnya perlahan memegang lukisan yang bergambar pemandangan, di sana ada lautan indah berwarna biru yang menyegarkan mata.

"Itu Hawaii."

Ana langsung berputar arah menuju ke sumber suara. Di sana ada Revalina sedang tersenyum manis.

"Dan kamu tahu siapa yang menggambarnya?"

"A-alister?" jawab Ana dengan gugup.

"Ya, Alister emang berbakat jadi seniman."

"Tapi tante sama om nggak terima kalo dia suka ngegambar kan?" tanya Ana dengan lembut.

TELUK ALASKA [SELESAI] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang